Mempersiapkan diri untuk tes IELTS Speaking seringkali menjadi momok tersendiri bagi banyak peserta. Tak jarang, meski sudah menguasai bahasa Inggris dengan baik, rasa gugup saat berbicara dengan penguji membuat performa menurun drastis. Padahal, bagian ini justru menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan komunikasi Anda secara alami. Di tahun 2025, dengan format tes yang semakin adaptif, Anda perlu strategi yang tidak hanya efektif tetapi juga sesuai dengan tren penilaian terbaru. Simak 10 tips jitu berikut yang akan membantu Anda menghadapi IELTS Speaking dengan percaya diri—tanpa harus menghafal jawaban!
Mengapa IELTS Speaking Sering Menjadi Tantangan?
Sebelum membahas solusinya, penting untuk memahami akar masalahnya. Banyak peserta kesulitan karena:
- Tekanan waktu: Harus berpikir cepat dan merespons dalam hitungan detik.
- Kurangnya latihan berbicara spontan: Kebanyakan hanya belajar grammar atau reading, bukan speaking interaktif.
- Kecemasan berlebih: Takut salah atau tidak dipahami penguji.
- Kurangnya pemahaman kriteria penilaian: Fokus hanya pada "benar/salah" alih-alih fluency, pronunciation, dan coherence.
Nah, tips-tips di bawah ini dirancang untuk mengatasi setiap poin tersebut—dengan pendekatan yang lebih santai namun terstruktur.
10 Strategi Ampuh untuk Skor Tinggi di IELTS Speaking 2025
1. Pahami Format dan Kriteria Penilaian Terbaru
IELTS Speaking terdiri dari 3 bagian dengan durasi total 11–14 menit:
- Part 1: Pertanyaan pribadi (4–5 menit) tentang hobi, pekerjaan, atau kebiasaan sehari-hari.
- Part 2: Monolog (2 menit) berdasarkan cue card yang diberikan, diikuti pertanyaan follow-up.
- Part 3: Diskusi abstrak (4–5 menit) tentang isu sosial, teknologi, atau budaya.
Di 2025, penilaian semakin menekankan:
- Kelancaran (fluency): Hindari jeda terlalu lama atau pengulangan kata.
- Kosa kata (lexical resource): Gunakan sinonim dan idiom secara alami.
- Pengucapan (pronunciation): Kejelasan lebih penting daripada aksen sempurna.
- Grammar: Variasi tenses dan struktur kalimat kompleks.
Tip: Tugasin menyediakan simulasi IELTS Speaking dengan umpan balik detail berdasarkan kriteria terbaru—cocok untuk melatih keempat aspek ini secara terarah.
2. Latih Kebiasaan Berpikir dalam Bahasa Inggris
Kesalahan umum: Terjemahkan jawaban dari bahasa Indonesia ke Inggris di kepala. Ini membuat respons Anda lambat dan terdengar tidak alami. Solusinya:
- Ganti bahasa "internal": Mulai sekarang, deskripsikan aktivitas sehari-hari dalam hati menggunakan bahasa Inggris. Misal: "I'm making coffee while listening to a podcast."
- Gunakan aplikasi voice note: Rekam diri Anda bercerita tentang hari ini selama 2 menit—tanpa persiapan.
Latihan ini akan membuat otak Anda terbiasa "berpikir dalam Inggris", sehingga jawaban saat tes keluar lebih lancar.
3. Kuasai Teknik "Extending Answers" Tanpa Bertele-tele
Penguji mengharapkan jawaban yang developed, bukan sekadar "Yes/No". Gunakan rumus PEE (Point-Explain-Example):
- Point: "I enjoy reading books."
- Explain: "Because it helps me relax after a long day at work."
- Example: "For instance, last week I read 'Atomic Habits' and applied the two-minute rule to my morning routine."
Contoh untuk Part 1: "Do you like cooking?" → "Actually, I've recently developed a passion for cooking, especially baking. I find it therapeutic to measure ingredients precisely and see the final product. Just last weekend, I tried making soufflé for the first time—it collapsed, but the process was fun!"
4. Persiapkan "Template" Fleksibel untuk Part 2
Di Part 2, Anda mendapat 1 menit untuk mempersiapkan monolog 2 menit. Kunci sukses:
- Gunakan struktur bercerita:
- Pendahuluan (konteks)
- Deskripsi detail (5W1H: who, what, when, where, why, how)
- Kesimpulan/pelajaran yang didapat
- Contoh cue card: "Describe a time you received good news." "Last year, during the pandemic, I got an email saying I'd been accepted into a scholarship program in Australia. It was totally unexpected because I'd applied months earlier and almost forgotten about it. The news came when I was feeling quite demotivated after losing my part-time job. This opportunity not only covered my tuition but also allowed me to work part-time as a research assistant, which boosted my confidence in academia."
5. Tingkatkan Kosa Kata dengan "Topic-Specific Vocabulary"
Penguji akan menguji lexical resource Anda melalui berbagai topik. Persiapkan kosakata untuk:
- Teknologi: artificial intelligence, digital nomad, cybersecurity
- Lingkungan: carbon footprint, renewable energy, deforestation
- Pendidikan: blended learning, standardized tests, vocational training
- Kesehatan: mental well-being, sedentary lifestyle, telemedicine
Cara belajar:
- Baca berita dari BBC Learning English atau The Guardian dan catat frasa baru.
- Gunakan kosakata tersebut dalam kalimat sendiri dan ucapkan keras-keras.
6. Latih Pengucapan dengan "Shadowing Technique"
Shadowing adalah mengulang apa yang didengar dari penutur asli dengan intonasi dan ritme yang sama. Cara melakukannya:
- Pilih video pendek (1–2 menit) dari TED Talks atau podcast seperti The Daily.
- Putar satu kalimat, pause, lalu ulangi dengan suara keras.
- Fokus pada:
- Pelafalan kata-kata sulit (misal: through, though, thorough)
- Intonasi (naik/turunnya suara di akhir kalimat)
- Stress (penekanan pada suku kata tertentu, misal: PHOtograph vs. phoTOGrapher)
Lakukan 10 menit sehari—dalam 2 minggu, Anda akan merasakan perbedaan kejelasan bicara.
7. Kelola Waktu dengan Bijak di Setiap Part
Strategi waktu untuk masing-masing bagian:
- Part 1: Jawaban ideal 3–4 kalimat per pertanyaan. Jangan terlalu singkat (terkesan tidak developed) atau terlalu panjang (membuang waktu).
- Part 2:
- Gunakan 1 menit persiapan untuk membuat bullet points (bukan kalimat lengkap).
- Bicara selama 2 menit penuh—jika selesai lebih cepat, tambahkan detail atau contoh.
- Part 3: Jawaban lebih panjang (5–6 kalimat) dengan analisis mendalam. Gunakan frasa seperti: "From my perspective...