Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata, "Tutup pintunya!", "Jangan lupa makan!", atau "Bacalah buku ini dengan saksama"? Kalimat-kalimat seperti itu disebut kalimat imperatif—jenis kalimat yang sering kita gunakan tanpa sadar dalam percakapan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa kalimat perintah ini memiliki beragam bentuk, fungsi, dan aturan penggunaan yang perlu dipahami?
Baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing, kalimat imperatif memegang peranan penting—mulai dari memberi instruksi, mengajak, hingga melarang. Sayangnya, banyak yang masih bingung membedakan jenis-jenisnya atau bahkan salah menggunakannya. Jika Anda ingin menguasai teknik penyampaian perintah yang efektif (tanpa terdengar kasar), artikel ini akan membahasnya secara lengkap, praktis, dan mudah dipahami. Kami juga menyertakan 50+ contoh kalimat imperatif yang bisa Anda terapkan langsung!
Kalimat imperatif (atau imperative sentence) adalah jenis kalimat yang digunakan untuk memberi perintah, permintaan, ajakan, atau larangan kepada lawan bicara. Berbeda dengan kalimat deklaratif (pernyataan) atau interogatif (pertanyaan), kalimat ini biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) atau titik (.), tergantung pada nuansa yang ingin disampaikan.
Contoh sederhana:
Agar mudah mengenalinya, perhatikan ciri-ciri berikut:
Catatan: Kalimat imperatif bukan selalu berkonotasi negatif. Dengan pemilihan kata yang tepat, kalimat perintah bisa terdengar sopan dan ramah. Misalnya, "Silakan duduk, Bu." jauh lebih santun daripada "Duduk!".
Ternyata, kalimat perintah tidak hanya sekadar "suruh-suruhan". Berdasarkan tujuan dan cara penyampaiannya, kalimat imperatif dibagi menjadi 5 jenis utama. Memahami perbedaannya akan membantu Anda berkomunikasi lebih efektif, terutama dalam situasi formal atau profesional.
Jenis ini adalah bentuk paling umum, di mana perintah disampaikan langsung dan lugas tanpa basa-basi. Cocok digunakan dalam situasi darurat atau ketika kejelasan instruksi menjadi prioritas.
Contoh:
Tip: Untuk menghindari kesan kasar, tambahkan kata "tolong" atau "mohon". Contoh: "Tolong matikan lampunya."
Berbeda dengan perintah biasa, jenis ini menyampaikan permintaan dengan nuansa lebih halus dan sopan. Sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau situasi formal.
Contoh:
Perhatikan penggunaan kata "bisa", "mau", atau "sudi" yang membuat kalimat terdengar lebih lembut. Jenis ini sangat penting dalam Tugasin atau tugas kelompok, di mana kerja sama dan kesopanan menjadi kunci keberhasilan.
Kalimat ini bertujuan mengajak atau mengundang orang lain untuk melakukan sesuatu bersama. Biasanya menggunakan kata "mari", "ayo", atau "silakan".
Contoh:
Kunci dari kalimat ajakan adalah menciptakan rasa kebersamaan. Hindari menggunakan nada memaksa, seperti "Kamu harus ikut!", karena bisa menimbulkan resistensi.
Sesuai namanya, jenis ini digunakan untuk melarang atau mencegah seseorang melakukan sesuatu. Biasanya diawali dengan kata "jangan" atau "dilarang".
Contoh:
Dalam penulisan formal (seperti peraturan atau rambu), kalimat larangan sering menggunakan struktur pasif, misalnya: "Dilarang membuang sampah sembarangan."
Jenis terakhir ini menyampaikan perintah dalam bentuk saran atau anjuran, biasanya dengan kata "sebaiknya", "lebih baik", atau "usahan". Tujuannya adalah memberi masukan tanpa terdengar memaksakan kehendak.
Contoh:
Kalimat saran sangat berguna dalam hubungan interpersonal, seperti antara guru dan murid, atasan dan bawahan, atau teman dekat.
Setelah memahami teori, saatnya melihat contoh nyata kalimat imperatif dalam berbagai konteks—mulai dari rumah, sekolah, tempat kerja, hingga situasi darurat. Kami telah mengumpulkan lebih dari 50 contoh yang bisa Anda jadikan referensi!
Meskipun terlihat sederhana, penggunaan kalimat imperatif yang tepat bisa memengaruhi bagaimana pesan Anda diterima. Berikut beberapa tips agar perintah atau permintaan Anda lebih jelas, sopan, dan berdampak:
Gunakan jenis kalimat imperatif yang sesuai dengan situasi:
Intonasi sangat memengaruhi makna. Misalnya:
Untuk menghindari kesan memerintah, tambahkan kata seperti:
Terlalu banyak kalimat imperatif bisa membuat Anda terdengar otoriter. Variasikan dengan kalimat deklaratif (pernyataan) atau interogatif (pertanyaan). Contoh:
Dalam komunikasi lisan, ekspresi wajah dan gerakan tubuh bisa melunakkan atau mempertegas kalimat imperatif. Misalnya:
Meskipun sering digunakan, banyak orang masih melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat imperatif. Berikut beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:
Contoh salah: "Ambilkan air!" (terkesan memerintah).
Perbaikan: "Tolong ambilkan segelas air, ya."
Contoh salah: "Harus selesaikan tugas." (siapa yang harus menyelesaikan?)
Perbaikan: "Kamu harus menyelesaikan tugas." atau "Selesaikan tugasmu."
Contoh salah: "Kamu diharapkan datang tepat waktu." (ini kalimat pasif, bukan imperatif).
Perbaikan: "Datanglah tepat waktu." atau "Harap datang tepat waktu."
Contoh salah (kepada atasan): "Baca laporan ini!"
Perbaikan: "Apakah Bapak/Ibu bersedia membaca laporan ini?"
Di beberapa budaya (seperti Jepang atau Korea), kalimat imperatif langsung dianggap sangat kasar. Dalam bahasa Indonesia, meskipun lebih fleksibel, tetap perlu memperhatikan tingkat kekerabatan dengan lawan bicara.
Untuk menguji pemahaman Anda, coba ubah kalimat deklaratif (pernyataan) berikut menjadi kalimat imperatif. Jawaban bisa Anda lihat di akhir artikel!
Jawaban:
Kalimat imperatif adalah salah satu alat komunikasi paling powerful—jika digunakan dengan benar. Dari memberi instruksi di tempat kerja, mengajak teman beraktivitas, hingga menyampaikan larangan dengan tegas, pemahaman tentang jenis-jenis dan cara penggunannya akan membuat Anda lebih percaya diri dan efektif dalam berinteraksi.
Ingatlah bahwa bukan hanya apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda mengatakannya yang menentukan respons lawan bicara. Dengan menerapkan tips dan contoh-contoh dalam artikel ini, Anda bisa menyampaikan perintah atau permintaan tanpa terdengar kasar, bahkan dalam situasi yang menuntut ketegasan.
Jika Anda sering kesulitan dalam menyusun kalimat—baik imperatif maupun jenis lainnya—Tugasin menyediakan layanan pembelajaran dan penulisan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan bahasa Anda. Mulai dari tugas sekolah, penulisan profesional, hingga komunikasi sehari-hari, kuasai teknik-teknik ini untuk menjadi komunikan yang lebih baik!
Sekarang, coba praktikkan dengan membuat 5 kalimat imperatif sendiri berdasarkan situasi yang Anda hadapi hari ini. Semakin sering berlatih, semakin natural penggunaan kalimat perintah Anda!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang