Liburan adalah momen yang dinantikan semua orang—waktu untuk bersantai, menjelajahi tempat baru, atau sekadar menikmati kebersamaan dengan orang tercinta. Tapi tahukah kamu bahwa membaca cerita liburan dalam bahasa Inggris bisa menjadi cara asyik untuk meningkatkan kemampuan bahasa sambil berimajinasi? Di artikel ini, kami telah mengumpulkan 15 cerita liburan singkat dalam bahasa Inggris beserta terjemahannya, khusus untuk kamu yang ingin belajar dengan cara menyenangkan. Dari petualangan pantai hingga pengalaman unik di kota, setiap cerita dirancang agar mudah dipahami dan kaya kosakata sehari-hari. Yuk, mulai petualanganmu!
Sebelum melangkah ke cerita-ceritanya, ada baiknya kita pahami dulu manfaat membaca cerita berbahasa Inggris, terutama yang bertema liburan:
Jika kamu merasa kesulitan memahami beberapa kata, jangan khawatir! Setiap cerita sudah dilengkapi terjemahan untuk memudahkanmu. Dan jika butuh bantuan lebih lanjut—misalnya untuk menerjemahkan teks panjang atau mengerjakan tugas bahasa Inggris—kamu bisa memanfaatkan layanan profesional seperti Tugasin untuk hasil yang akurat dan cepat.
Berikut adalah kumpulan cerita liburan yang menginspirasi, mulai dari pengalaman lucu hingga momen mengharukan. Setiap cerita disajikan dalam bahasa Inggris diikuti terjemahan bahasa Indonesia.
English:
Last summer, I decided to backpack alone in Bali. On my third day, I took a wrong turn near Ubud's rice terraces and ended up in a small village. My phone had no signal, and I didn't speak Balinese. Panicked, I showed my map to an elderly woman selling fruit. She smiled, pointed to a narrow path, and said, "Temukan warung kecil, belok kiri." Miraculously, I found my hostel! That day, I learned that kindness is a universal language.
Indonesian:
Musim panas lalu, saya memutuskan untuk backpacking sendirian di Bali. Pada hari ketiga, saya salah jalan di dekat terasering sawah Ubud dan berakhir di sebuah desa kecil. Ponsel saya tidak ada sinyal, dan saya tidak bisa berbahasa Bali. Panik, saya menunjukkan peta kepada seorang nenek yang menjual buah. Dia tersenyum, menunjuk ke jalan sempit, dan berkata, "Temukan warung kecil, belok kiri." Ajaibnya, saya menemukan hostel saya! Hari itu, saya belajar bahwa kebaikan adalah bahasa universal.
English:
My family and I were waiting for our flight to Tokyo when my little brother, Tim, disappeared. We searched everywhere—restrooms, shops, even the baggage claim. Just as we were about to alert security, Tim ran toward us, holding a stuffed panda. "Look! A flight attendant gave it to me because I was crying!" he said. Turns out, he had wandered off to buy snacks and got lost. The panda became his favorite travel buddy.
Indonesian:
Keluarga saya dan saya menunggu penerbangan ke Tokyo ketika adik saya, Tim, menghilang. Kami mencarinya ke mana-mana—kamar mandi, toko, bahkan bagasi. Ketika kami hampir melaporkan ke keamanan, Tim berlari menuju kami sambil memegang boneka panda. "Lihat! Penerbang memberikannya karena saya menangis!" katanya. Ternyata, dia pergi beli camilan dan tersesat. Boneka panda itu jadi teman perjalanannya kesukaan.
English:
During my trip to Lombok, I joined a beach cleanup organized by local volunteers. At first, I thought it would be boring, but seeing kids as young as six picking up plastic changed my mind. We collected over 200 kg of trash in two hours! The best part? A little girl handed me a seashell and said, "For saving our home." That shell now sits on my desk as a reminder to protect nature.
Indonesian:
Saat liburan ke Lombok, saya ikut membersihkan pantai yang diadakan relawan lokal. Awalnya, saya kira aktivitas ini membosankan, tapi melihat anak-anak berusia enam tahun memunguti plastik mengubah pikiran saya. Kami mengumpulkan lebih dari 200 kg sampah dalam dua jam! Bagian terbaik? Seorang gadis kecil memberiku kerang dan berkata, "Untuk menyelamatkan rumah kami." Kerang itu sekarang ada di meja saya sebagai pengingat untuk menjaga alam.
English:
I had always dreamed of taking a night train. So, when my friend suggested we book the midnight train from Amsterdam to Paris, I agreed without hesitation. The compartment was cozy, with bunk beds and dim lights. As the train sped through the countryside, I stared at the stars through the window. At 6 AM, we arrived in Paris—tired but exhilarated. The Eiffel Tower greeted us with golden morning light.
Indonesian:
Saya selalu bermimpi naik kereta malam. Jadi, ketika teman saya mengusulkan memesan kereta tengah malam dari Amsterdam ke Paris, saya langsung setuju. Gerbongnya nyaman, dengan ranjang bertingkat dan lampu redup. Saat kereta melaju melewati pedesaan, saya menatap bintang melalui jendela. Pukul 6 pagi, kami tiba di Paris—lelah tapi bersemangat. Menara Eiffel menyambut kami dengan cahaya pagi keemasan.
English:
In Rome, I booked a tour to the Colosseum. The guide, a cheerful man named Marco, promised "an unforgettable experience." Little did I know, he was a food tour guide who had mixed up the groups! Instead of ancient history, I spent the morning tasting gelato, pizza, and espresso. When we finally reached the Colosseum, Marco laughed and said, "Now you've seen the real Rome!" I couldn't agree more.
Indonesian:
Di Roma, saya memesan tur ke Colosseum. Pemandunya, pria ceria bernama Marco, janji "pengalaman tak terlupakan." Ternyata, dia adalah pemandu tur kuliner yang salah kelompok! Alih-alih sejarah kuno, saya menghabiskan pagi mencicipi gelato, pizza, dan espresso. Ketika akhirnya sampai di Colosseum, Marco tertawa dan berkata, "Sekarang kamu sudah melihat Roma yang sebenarnya!" Saya sangat setuju.
English:
My ski trip to the Swiss Alps took an unexpected turn when a snowstorm hit. The lifts closed, and we were stranded in a small chalet. With no Wi-Fi, we played board games, drank hot chocolate, and shared stories with other travelers—a family from Brazil and a solo backpacker from Australia. By the time the storm cleared, we had made friends for life. Sometimes, the best memories come from unplanned moments.
Indonesian:
Perjalanan ski saya ke Pegunungan Alpen Swiss berubah drastis ketika badai salju menerpa. Kereta gantung ditutup, dan kami terdampar di pondok kecil. Tanpa Wi-Fi, kami bermain game papan, minum cokelat panas, dan berbagi cerita dengan wisatawan lain—sebuah keluarga dari Brasil dan backpacker solo dari Australia. Ketika badai reda, kami sudah memiliki teman seumur hidup. Kadang, kenangan terbaik datang dari momen tak terduga.
English:
An hour before my flight from Bangkok, I realized my passport was missing. I searched my bag, the hotel room, even the taxi—nothing. In a panic, I called the front desk. The receptionist calmly said, "Mr. John, we found it in the safe. You left it there during check-in." Relief washed over me. Lesson learned: always double-check your documents, especially when you're excited for a trip!
Indonesian:
Satu jam sebelum penerbangan dari Bangkok, saya sadar paspor saya hilang. Saya mencari di tas, kamar hotel, bahkan taksi—tidak ada. Panik, saya telepon resepsionis. Petugas dengan tenang berkata, "Tuan John, kami menemukannya di brankas. Anda tinggalkan saat check-in." Leganya luar biasa. Pelajaran berharga: selalu cek berkas dua kali, terutama saat sedang bersemangat berlibur!
English:
Lost in Kyoto's narrow streets, I tried asking for directions to Kinkaku-ji in broken Japanese. A young woman named Aiko noticed my struggle and offered to guide me. Along the way, she showed me hidden temples and shared stories about Kyoto's history. When we reached the Golden Pavilion, she refused my money for a thank-you gift. "Just promise to return someday," she said. I will, Aiko—I will.
Indonesian:
Tersesat di gang-gang sempit Kyoto, saya mencoba bertanya arah ke Kinkaku-ji dengan bahasa Jepang yang pecah. Seorang wanita muda bernama Aiko melihat kesulitan saya dan menawarkan untuk memandu. Sepanjang jalan, dia menunjukkan kuil-kuil tersembunyi dan bercerita tentang sejarah Kyoto. Ketika sampai di Paviliun Emas, dia menolak uang saya sebagai ucapan terima kasih. "Janji untuk kembali suatu hari," katanya. Saya akan, Aiko—saya akan.
English:
My first camping trip in Yogyakarta was supposed to be adventurous. Instead, it rained all night, our tent leaked, and we ate instant noodles cold because the stove wouldn't light. Just as we were about to give up, the sun rose, revealing a breathtaking view of Mount Merapi. My friend laughed, "This is why we travel—not for comfort, but for stories." And what a story it was!
Indonesian:
Perjalanan camping pertama saya di Yogyakarta seharusnya seru. Tapi malah hujan sepanjang malam, tenda bocor, dan kami makan mie instan dingin karena kompor tidak menyala. Ketika hampir menyerah, matahari terbit memperlihatkan pemandangan Gunung Merapi yang menakjubkan. Teman saya tertawa, "Inilah alasan kita traveling—bukan untuk kenyamanan, tapi untuk cerita." Dan betapa hebatnya cerita itu!
English:
While waiting for my flight in Singapore, I heard someone call my name. I turned to see my childhood friend, Lina, whom I hadn't seen in 10 years! She was on a layover too. We spent the next six hours catching up over coffee, laughing about old memories. "What are the odds?" she said. Sometimes, the universe has a funny way of bringing people together—especially in airports.
Indonesian:
Saat menunggu penerbangan di Singapura, saya mendengar seseorang memanggil nama saya. Saya menoleh dan melihat Lina, teman masa kecil yang tidak saya temui selama 10 tahun! Dia juga transit. Kami menghabiskan enam jam berikutnya ngobrol sambil minum kopi, tertawa kenang-kenangan lama. "Betapa kecilnya kemungkinannya?" katanya. Kadang, alam semesta punya cara lucu untuk mempertemukan orang—terutama di bandara.
English:
In Hanoi, I tried ordering pho but the waiter didn't understand English. Frustrated, I used Google Translate to show a picture of the dish. He smiled, nodded, and brought me the best pho I'd ever tasted. Later, he taught me how to say "Cảm ơn" (thank you). That small effort to connect made my trip unforgettable.
Indonesian:
Di Hanoi, saya mencoba memesan pho tapi pelayan tidak mengerti bahasa Inggris. Kesal, saya gunakan Google Translate untuk menunjukkan foto hidangan. Dia tersenyum, mengangguk, dan membawa pho terlezat yang pernah saya cicipi. Kemudian, dia mengajari saya mengucapkan "Cảm ơn" (terima kasih). Usaha kecil untuk terhubung membuat perjalanan saya tak terlupakan.
English:
Traveling alone in Thailand taught me independence. I navigated bustling markets, bargained in Thai, and even rode an elephant (ethically, of course!). The biggest lesson? It's okay to feel lonely sometimes. On my last night, a group of backpackers invited me to a beach bonfire. We danced under the stars, and I realized that solitude and friendship can coexist beautifully.
Indonesian:
Bepergian sendirian di Thailand mengajari saya kemandirian. Saya menjelajahi pasar ramai, menawar dalam bahasa Thai, dan bahkan naik gajah (secara etis, tentu saja!). Pelajaran terbesar? Tidak apa merasa kesunyian kadang-kadang. Di malam terakhir, sekelompok backpacker mengajak saya ke api unggun di pantai. Kami menari di bawah bintang, dan saya sadar bahwa kesunyian dan persahabatan bisa berdampingan dengan indah.
English:
I booked a "luxury" hotel in Jakarta, but when I arrived, it was a tiny room with a shared bathroom. Disappointed, I complained to the manager. He apologized and upgraded me to a suite with a city view. "Sometimes, mistakes lead to better things," he said. The next day, I found out the original room was overbooked—his quick thinking saved my trip!
Indonesian:
Saya memesan hotel "mewah" di Jakarta, tapi saat tiba, kamarnya kecil dengan kamar mandi bersama. Kecewa, saya komplain ke manajer. Dia minta maaf dan menaikkan saya ke suite dengan pemandangan kota. "Kadang, kesalahan membawa hal lebih baik," katanya. Keesokan harinya, saya tahu kamar asli kelebihan pemesanan—kecepatan tanggapnya menyelamatkan liburan saya!
English:
In Flores, I met a fisherman named Budi who invited me to his village. His family served me fresh grilled fish and taught me how to weave a bracelet from palm leaves. Before I left, Budi gave me the bracelet. "Untuk kenangan," he said. That simple gift reminded me how travel connects us to people's hearts, not just places.
Indonesian:
Di Flores, saya bertemu nelayan bernama Budi yang mengajak saya ke desanya. Keluarganya menyuguhi ikan bakar segar dan mengajari saya menenun gelang dari daun palem. Sebelum berangkat, Budi memberiku gelang itu. "Untuk kenangan," katanya. Hadiah sederhana itu mengingatkan saya bahwa traveling menghubungkan kita dengan hati orang, bukan hanya tempat.
English:
My flight from Bali was delayed by 12 hours. Instead of waiting at the airport, I rented a scooter and drove to Uluwatu. I watched the sunset at the temple, met a group of surfers, and even tried balancing on a surfboard (I failed spectacularly). The delay turned into the best day of my trip. As they say, "Sometimes you win, sometimes you learn."
Indonesian:
Penerbangan saya dari Bali tertunda 12 jam. Alih-alih menunggu di bandara, saya sewa skuter dan berkendara ke Uluwatu. Saya menyaksikan matahari terbenam di pura, bertemu kelompok peselancar, dan bahkan mencoba berdiri di papan selancar (saya gagal total). Penundaan berubah jadi hari terbaik dalam perjalanan saya. Seperti kata pepatah, "Kadang kamu menang, kadang kamu belajar."
Agar pembelajaranmu lebih efektif, ikuti tips ini saat membaca cerita berbahasa Inggris:
Dengan konsistensi, kamu akan melihat kemajuan pesat dalam memahami dan menggunakan bahasa Inggris. Selamat belajar dan selamat berpetualang melalui cerita!
Membaca cerita liburan dalam bahasa Inggris bukan hanya tentang belajar bahasa—ini juga tentang merasakan kegembiraan, tantangan, dan keindahan dunia melalui kata-kata. Setiap cerita dalam artikel ini dirancang untuk menghibur sekaligus mengedukasi, sehingga kamu bisa belajar sambil terhibur. Jangan lupa untuk mempraktikkan kosakata baru dalam percakapan sehari-hari dan terus menjelajahi cerita-cerita lain untuk memperkaya pengalaman belajarmu.
Jika kamu mencari lebih banyak materi belajar atau butuh bantuan untuk tugas bahasa Inggris, kunjungi Tugasin untuk solusi cepat dan terpercaya. Selamat berlibur—baik secara fisik maupun melalui imajinasi!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang