Apakah Anda pernah merasa kesulitan menarik perhatian siswa di kelas atau memastikan mereka benar-benar memahami materi yang diajarkan? Kedua tantangan ini sering dihadapi oleh guru dan pendidik, terutama dalam era pembelajaran modern yang penuh dengan distraksi. Asking for attention dan checking for understanding adalah dua teknik fundamental yang harus dikuasai untuk menciptakan interaksi kelas yang efektif. Namun, banyak yang masih bingung membedakan keduanya atau menerapkannya dengan tepat. Dalam panduan lengkap 2025 ini, kita akan mengupas tuntas perbedaan, contoh praktis, hingga teknik terbaru yang bisa Anda terapkan langsung di kelas!
Memahami Konsep Dasar: Asking For Attention vs Checking For Understanding
1. Apa Itu Asking For Attention?
Asking for attention adalah teknik yang digunakan untuk menarik fokus siswa sebelum memulai pembelajaran atau saat perlu mengalihkan perhatian mereka dari aktivitas lain. Fungsi utamanya adalah:
- Menciptakan suasana kelas yang kondusif
- Meminimalisir gangguan eksternal (seperti gadget atau obrolan)
- Mempersiapkan mental siswa untuk menerima materi baru
Tanpa teknik ini, pembelajaran bisa menjadi kurang efektif karena siswa tidak sepenuhnya "hadir" secara mental. Misalnya, ketika Anda akan menjelaskan materi to be dalam bahasa Inggris, pastikan semua siswa sudah fokus terlebih dahulu.
2. Apa Itu Checking For Understanding?
Sementara itu, checking for understanding adalah proses memverifikasi pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Tujuannya:
- Mengidentifikasi kesulitan belajar secara dini
- Menyesuaikan kecepatan atau metode pengajaran
- Meningkatkan retensi informasi melalui umpan balik langsung
Teknik ini sangat krusial, terutama untuk materi kompleks seperti doa dalam bahasa Inggris yang memerlukan pemahaman mendalam tentang kosakata dan struktur kalimat.
Perbedaan Mendasar Antara Keduanya
Meskipun sama-sama penting, asking for attention dan checking for understanding memiliki perbedaan fundamental yang harus dipahami:
Aspek | Asking For Attention | Checking For Understanding |
Tujuan Utama | Menarik perhatian siswa | Memverifikasi pemahaman |
Waktu Penerapan | Sebelum atau selama transisi materi | Setelah penjelasan materi |
Metode Umum | Isyarat visual, suara, atau pertanyaan retoris | Pertanyaan langsung, kuis cepat, atau demonstrasi |
Indikator Keberhasilan | Siswa berhenti berbicara dan memandus | Siswa dapat menjawab pertanyaan atau menerapkan konsep |
Memahami perbedaan asking for attention dan checking for understanding ini akan membantu Anda merancang alur pembelajaran yang lebih terstruktur dan efektif.
Contoh Praktis dalam Kehidupan Kelas
1. Contoh Asking For Attention
Berikut beberapa contoh asking for attention yang bisa Anda coba:
- Bahasa Indonesia:
- "Anak-anak, mari kita fokus sebentar. Saya akan menjelaskan sesuatu yang penting."
- "Perhatian semua! Kita akan memulai materi baru hari ini."
- "Satu, dua, tiga - mata ke depan!" (dengan iringan tepuk tangan)
- Contoh kalimat asking for attention dalam bahasa Inggris:
- "Could I have your attention, please?"
- "Let's get started with today's lesson. Eyes on me!"
- "If you can hear my voice, clap once. If you're ready to learn, clap twice."
2. Contoh Checking For Understanding
Untuk contoh checking for understanding, Anda bisa menggunakan variasi pertanyaan seperti:
- Pertanyaan terbuka:
- "Dengan kata-kata sendiri, jelaskan kembali apa yang baru saja kita pelajari tentang [topik]."
- "Bagaimana cara kalian akan menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari?"
- Pertanyaan tertutup:
- "Apa definisi dari [istilah] yang baru saja kita bahas?"
- "Sebutkan tiga poin utama dari materi tadi!"
- Teknik non-verbal:
- Minta siswa mengangkat kartu hijau (paham) atau merah (belum paham)
- Gunakan sistem "jempol atas/bawah" untuk mengecek pemahaman cepat
Teknik Efektif untuk Meningkatkan Interaksi Kelas
1. Teknik Asking For Attention di Kelas
Untuk teknik asking for attention di kelas yang efektif, coba kombinasi metode berikut:
- Isyarat Visual:
- Mematikan lampu sebentar atau menyalakan lampu khusus
- Mengangkat tangan dengan pola tertentu (misal: tangan membentuk huruf "L" untuk "Listen")
- Isyarat Audio:
- Menggunakan bel kecil atau alat musik sederhana
- Menyanyikan lagu pendek khusus (misal: "1-2-3, eyes on me!")
- Gerakan Fisik:
- Berdiri di tempat tertentu yang sudah disepakati
- Menggunakan gerakan tangan yang unik (misal: tangan di atas kepala membentuk lingkaran)
- Pertanyaan Menantang:
- "Siapa yang bisa menebak apa yang akan kita pelajari hari ini?"
- "Saya punya teka-teki menarik. Mau tahu? Fokus dulu ya!"
2. Langkah-langkah Checking For Understanding yang Tepat
Untuk melakukan checking for understanding secara efektif, ikuti langkah-langkah checking for understanding ini:
- Persiapan:
- Rencanakan pertanyaan atau aktivitas verifikasi sebelum mengajar
- Siapkan alat bantu seperti kartu warna atau whiteboard mini
- Pelaksanaan:
- Gunakan pertanyaan yang bervariasi (dari mudah ke sulit)
- Berikan waktu berpikir (think time) sebelum siswa menjawab
- Libatkan seluruh kelas, bukan hanya siswa yang biasanya aktif
- Tindak Lanjut:
- Berikan umpan balik konstruktif atas jawaban siswa
- Sesuaikan rencana pembelajaran berdasarkan hasil verifikasi
- Catat area yang perlu diperkuat untuk sesi berikutnya
3. Ciri-ciri Checking For Understanding yang Efektif
Menurut para ahli pendidikan, ciri-ciri checking for understanding yang efektif meliputi:
- Spesifik: Pertanyaan atau aktivitas harus terkait langsung dengan tujuan pembelajaran
- Bervariasi: Gunakan kombinasi metode verbal, tertulis, dan kinestetik
- Inklusif: Melibatkan semua siswa, termasuk yang pemalu atau kurang percaya diri
- Tepat Waktu: Dilakukan segera setelah penjelasan materi, bukan menunggu akhir sesi
- Berdasarkan Data: Hasilnya digunakan untuk menyesuaikan strategi pengajaran
Manfaat untuk Guru dan Siswa
1. Manfaat Checking For Understanding bagi Guru
Manfaat checking for understanding bagi guru sangat signifikan, antara lain:
- Meningkatkan efektivitas pengajaran: Dengan mengetahui area yang belum dipahami, guru dapat menyesuaikan metode pengajaran secara real-time.
- Menghemat waktu: Mencegah pengulangan materi yang sebenarnya sudah dipahami oleh sebagian besar siswa.
- Membangun hubungan: Proses tanya jawab yang interaktif memperkuat ikatan antara guru dan siswa.
- Data untuk evaluasi: Hasil checking for understanding dapat menjadi bahan untuk laporan kemajuan siswa.
- Mengurangi frustrasi: Guru tidak perlu menebak-nebak apakah siswa sudah paham atau belum.
2. Manfaat untuk Siswa
Siswa juga mendapatkan banyak manfaat dari penerapan kedua teknik ini:
- Pembelajaran yang lebih personal: Siswa merasa didengar dan diperhatikan kebutuhan belajarnya.
- Peningkatan kepercayaan diri: Ketika mereka bisa menjawab pertanyaan dengan benar, motivasi belajar meningkat.
- Kemampuan metakognisi: Siswa belajar untuk mengevaluasi pemahaman mereka sendiri.
- Pengalaman belajar yang menyenangkan: Interaksi dua arah membuat kelas lebih dinamis.
- Persiapan untuk dunia nyata: Keterampilan mendengarkan dan memahami instruksi sangat berguna di tempat kerja nanti, seperti ketika harus membuat appointments dalam bahasa Inggris.
Kesalahan Umum dan Cara Menghindarinya
Meskipun terdengar sederhana, banyak guru masih melakukan kesalahan dalam menerapkan kedua teknik ini. Berikut beberapa di antaranya dan solusinya:
1. Kesalahan dalam Asking For Attention
- Terlalu sering mengulang:
- Masalah: Menggunakan frasa yang sama berulang kali membuat siswa kebal.
- Solusi: Variasikan teknik dan gunakan elemen kejutan (misal: suara aneh atau gerakan lucu).
- Tidak konsisten:
- Masalah: Kadang menggunakan isyarat, kadang tidak, membuat siswa bingung.
- Solusi: Tetapkan 2-3 teknik utama dan gunakan secara konsisten.
- Terlalu lama:
- Masalah: Proses menarik perhatian memakan waktu terlalu banyak.
- Solusi: Batasi waktu maksimal 30 detik untuk mendapatkan perhatian penuh.
2. Kesalahan dalam Checking For Understanding
- Hanya bertanya pada siswa tertentu:
- Masalah: Selalu menanyakan pada siswa yang sama (biasanya yang pintar atau aktif).
- Solusi: Gunakan sistem acak (misal: undian nama atau stick pick).
- Pertanyaan terlalu umum:
- Masalah: "Apakah kalian mengerti?" biasanya hanya mendapatkan jawaban "ya" tanpa kepastian.
- Solusi: Ganti dengan pertanyaan spesifik seperti "Jelaskan dengan kata-katamu sendiri..."
- Mengabaikan respons non-verbal:
- Masalah: Hanya fokus pada jawaban lisan, padahal banyak siswa menunjukkan ketidakpahaman melalui bahasa tubuh.
- Solusi: Perhatikan ekspresi wajah dan postur tubuh siswa selama pembelajaran.
- Tidak memberikan umpan balik:
- Masalah: Hanya menanyakan tanpa memberikan konfirmasi atau koreksi.
- Solusi: Selalu berikan respons seperti "Benar sekali!" atau "Hampir benar, coba tambahkan..."
Menerapkan di Era Digital: Tips untuk Pembelajaran Online
Di tahun 2025, pembelajaran online dan hybrid semakin umum. Berikut cara mengadaptasi kedua teknik ini untuk platform digital:
1. Asking For Attention Secara Virtual
- Gunakan fitur "raise hand" atau reaksi emoji di platform seperti Zoom atau Google Meet
- Buat latar belakang virtual khusus yang menandakan "waktu fokus"
- Gunakan timer visual yang muncul di layar ketika akan memulai sesi penting
- Kirim pesan singkat di chat seperti "All eyes on screen in 3... 2... 1!"
2. Checking For Understanding di Dunia Maya
- Gunakan tool interaktif seperti Mentimeter atau Kahoot untuk kuis cepat
- Minta siswa mengetik jawaban singkat di chat (bisa secara anonim)
- Gunakan fitur breakout room untuk diskusi kelompok kecil
- Buat polling cepat dengan pertanyaan "Sejauh mana kamu paham dengan materi tadi? (Skala 1-5)"
- Gunakan whiteboard digital untuk meminta siswa menulis atau menggambar konsep
Studi Kasus: Penerapan di Kelas Bahasa Inggris
Mari kita lihat bagaimana kedua teknik ini bisa diterapkan dalam kelas bahasa Inggris, khususnya untuk materi yang sering menjadi tantangan:
1. Mengajar "To Be" dengan Efektif
Saat mengajar materi to be dalam bahasa Inggris:
- Asking for Attention:
- Mulai dengan pertanyaan menantang: "Siapa yang bisa membuat kalimat dengan 'am', 'is', dan 'are' dalam 10 detik?"
- Gunakan gerakan tangan: tangan kanan untuk "am", kiri untuk "is", kedua tangan untuk "are"
- Checking for Understanding:
- Minta siswa menulis 3 kalimat tentang diri mereka menggunakan "to be"
- Lakukan permainan "Simon Says" dengan instruksi yang memerlukan pemahaman "to be"
- Berikan kartu dengan subjek acak dan minta siswa melengkapi dengan "to be" yang tepat
2. Mengajar Keterampilan Komunikasi Bisnis
Untuk materi seperti membuat appointments dalam bahasa Inggris:
- Asking for Attention:
- Putarkan rekaman percakapan telepon yang salah, lalu tanyakan "Apa yang salah dengan percakapan ini?"
- Tunjukkan slide dengan kesalahan umum dan minta siswa menemukannya
- Checking for Understanding:
- Lakukan role-play di mana siswa harus membuat janji melalui telepon
- Berikan skenario tertulis dan minta siswa menulis email konfirmasi
- Gunakan permainan "speed dating" di mana siswa bergantian berperan sebagai resepsionis dan klien
Rencana Aksi: Bagaimana Memulainya?
Sekarang Anda sudah memahami teori dan contohnya, saatnya membuat rencana aksi! Berikut langkah-langkah praktis yang bisa Anda mulai terapkan minggu depan:
- Pilih 2-3 teknik:
- Untuk asking for attention: pilih satu teknik visual dan satu audio
- Untuk checking for understanding: pilih satu metode verbal dan satu non-verbal
- Latih diri:
- Berlatihlah di depan cermin atau rekam diri Anda menggunakan teknik-teknik ini
- Minta rekan sejawat untuk memberikan umpan balik
- Terapkan secara bertahap:
- Mulai dengan satu kelas atau satu sesi pembelajaran
- Catat respons siswa dan sesuaikan teknik jika diperlukan
- Evaluasi dan tingkatkan:
- Di akhir minggu, refleksikan mana teknik yang paling efektif
- Cari inspirasi dari sumber terpercaya seperti Tugasin untuk variasi teknik baru
- Libatkan siswa:
- Tanyakan pada siswa teknik mana yang paling membantu mereka fokus
- Biarkan siswa memberikan masukan untuk perbaikan
Ingat, menjadi guru yang efektif adalah tentang terus belajar dan beradaptasi. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman. Setiap kelas berbeda, jadi yang terpenting adalah menemukan kombinasi teknik yang bekerja paling baik untuk Anda dan siswa Anda.
Kesimpulan: Kunci Keberhasilan Pembelajaran Interaktif
Asking for attention dan checking for understanding adalah dua sisi mata uang yang sama pentingnya dalam pembelajaran efektif. Asking for attention memastikan siswa siap menerima informasi, sementara checking for understanding memastikan informasi tersebut benar-benar dipahami dan diserap.
Dengan menguasai kedua teknik ini, Anda tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa. Mulailah dengan teknik-teknik sederhana yang sudah kita bahas, lalu kembangkan sesuai dengan gaya mengajar dan kebutuhan kelas Anda.
Jangan lupa bahwa pembelajaran yang efektif selalu dimulai dengan koneksi yang baik antara guru dan siswa. Ketika Anda secara konsisten menarik perhatian mereka dengan cara yang positif dan memastikan pemahaman mereka, Anda tidak hanya mengajar materi - Anda sedang membangun fondasi untuk kecintaan belajar seumur hidup.
Untuk mengembangkan keterampilan mengajar Anda lebih jauh, jangan ragu untuk menjelajahi sumber daya pendidikan lainnya, seperti panduan belajar bahasa Inggris otodidak atau menghindari kesalahan umum dalam bahasa Inggris yang sering terjadi di kelas. Setiap langkah kecil yang Anda ambil hari ini akan membuat perbedaan besar bagi masa depan siswa Anda!