Menjadi guru profesional bukan hanya tentang memiliki gelar atau sertifikat, tetapi juga tentang kemampuan menginspirasi, mendidik, dan membentuk generasi penerus bangsa. Di era pendidikan modern tahun 2025, kriteria guru profesional semakin ketat, baik menurut standar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) maupun pandangan para ahli. Lantas, apa saja syarat menjadi guru profesional yang harus dipenuhi? Bagaimana perbedaan guru profesional dan non profesional dalam praktik sehari-hari? Dan seperti apa indikator guru profesional dalam pembelajaran yang efektif?
Artikel ini akan mengupas tuntas 7 kriteria utama yang diakui secara nasional dan internasional, dilengkapi dengan ciri-ciri guru profesional menurut para ahli, kompetensi guru profesional menurut Kemendikbud, hingga contoh nyata perilaku yang mencerminkan profesionalisme. Jika Anda seorang calon pendidik, guru aktif, atau bahkan orang tua yang peduli dengan kualitas pengajar, simak panduan lengkap ini hingga akhir!
Kemendikbud melalui berbagai regulasi, seperti Permendikbud Nomor 58 Tahun 2024, telah menetapkan standar kompetensi guru yang harus dipenuhi untuk mendapatkan status profesional. Berikut adalah 7 kriteria guru profesional yang menjadi acuan utama di tahun 2025:
Syarat dasar menjadi guru profesional adalah memiliki gelar sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi pendidikan yang terakreditasi. Bagi Anda yang berminat meniti karier sebagai pendidik, memilih universitas jurusan pendidikan yang berkualitas menjadi langkah awal yang krusial. Kemendikbud juga menekankan bahwa guru harus terus mengembangkan diri melalui pendidikan lanjut, seperti program magister (S2) atau sertifikasi khusus.
Contoh: Seorang guru SD harus memiliki latar belakang PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), sementara guru agama Islam wajib berasal dari jurusan pendidikan agama Islam yang diakui.
Kompetensi guru profesional menurut Kemendikbud yang kedua adalah kemampuan dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Ini mencakup:
Guru profesional harus mampu beradaptasi dengan kurikulum terbaru, seperti Kurikulum Merdeka, dan menerapkannya secara kreatif di kelas.
Seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi teladan. Indikator guru profesional dalam pembelajaran yang berkaitan dengan kepribadian meliputi:
Kemendikbud menegaskan bahwa kode etik guru profesional harus dijunjung tinggi, termasuk menghindari diskriminasi, kekerasan, atau perilaku tidak etis lainnya.
Guru profesional tidak bekerja sendirian. Mereka harus mampu:
Contoh perilaku guru profesional di sekolah: Menginisiasi program literasi bersama perpustakaan setempat atau mengadakan workshop untuk orang tua tentang pola asuh positif.
Pendidikan adalah bidang yang dinamis, sehingga guru profesional wajib:
Anda bisa mengunduh standar guru profesional PDF dari laman resmi Kemendikbud untuk mempelajari detail kompetensi ini lebih lanjut.
Di era digital, kriteria guru profesional juga mencakup kemampuan menggunakan teknologi, seperti:
Guru yang masih kesulitan dengan teknologi dapat mengikuti pelatihan, seperti kursus bahasa Inggris untuk mengakses sumber belajar internasional atau workshop tentang edtech (teknologi pendidikan).
Sertifikat pendidik adalah bukti formal bahwa seorang guru telah memenuhi syarat menjadi guru profesional. Untuk mendapatkannya, guru harus:
Tanpa sertifikat ini, guru tidak dapat mendapatkan tunjangan profesi, yang merupakan salah satu hak guru profesional.
Masih banyak yang bertanya, apa saja perbedaan guru profesional dan non profesional? Berikut tabel perbandingan sederhana:
Aspek | Guru Profesional | Guru Non-Profesional |
---|---|---|
Kualifikasi | Memiliki S1/D-IV pendidikan + sertifikat pendidik. | Mungkin hanya lulusan SMA atau non-pendidikan. |
Metode Pengajaran | Inovatif, berpusat pada siswa, dan berbasis data. | Konvensional, satu arah, dan kurang interaktif. |
Pengembangan Diri | Aktif mengikuti pelatihan dan update ilmu. | Jarang mengembangkan kompetensi setelah bekerja. |
Etika Profesi | Memegang teguh kode etik guru profesional. | Mungkin melanggar etika (misal: diskriminasi, absen tanpa alasan). |
Hasil Pembelajaran | Siswa berkembang secara holistik (kognitif, afektif, psikomotor). | Siswa hanya menguasai materi secara permukaan. |
Catatan: Guru non-profesional bukan berarti "buruk", tetapi mereka belum memenuhi standar minimal yang ditetapkan Kemendikbud untuk disebut profesional.
Selain standar Kemendikbud, para ahli pendidikan juga memiliki pandangan tentang ciri-ciri guru profesional menurut para ahli. Berikut beberapa di antaranya:
Hattie dalam bukunya Visible Learning menekankan bahwa guru profesional adalah mereka yang:
Marzano dalam The Art and Science of Teaching menyatakan bahwa guru profesional:
Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa guru profesional harus:
Prinsip-prinsip ini sejalan dengan kompetensi guru profesional menurut Kemendikbud, yang menekankan pendekatan humanis dan berbasis bukti.
Bagaimana contoh perilaku guru profesional di sekolah dalam kehidupan sehari-hari? Berikut beberapa situasi nyata:
Sebelum mengajar, guru profesional:
Guru profesional:
Contohnya:
Guru profesional aktif:
Kode etik guru profesional adalah pedoman moral yang mengatur perilaku guru dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018, berikut adalah prinsip-prinsip utama:
Guru profesional harus:
Meliputi:
Guru wajib:
Guru profesional berkewajiban:
Pelanggaran terhadap kode etik ini dapat berakibat pada pencabutan sertifikat pendidik atau sanksi disiplin lainnya.
Jika Anda bercita-cita menjadi guru profesional, berikut adalah langkah-langkah yang bisa diikuti:
Pilih jurusan pendidikan yang sesuai dengan minat Anda, baik di universitas negeri maupun swasta. Pastikan program studi tersebut terakreditasi A atau B.
Magang atau menjadi guru honorer dapat memberikan pengalaman berharga. Manfaatkan kesempatan untuk belajar dari guru senior.
UKG adalah tes yang harus dilewati untuk mendapatkan sertifikat pendidik. Persiapkan diri dengan belajar materi pedagogik dan profesional.
Ikuti pelatihan, seminar, atau kursus online (misal: di Tugasin atau platform Kemendikbud). Jangan ragu untuk belajar dari rekan sejawat.
Jadikan kode etik guru profesional sebagai panduan dalam setiap keputusan, baik di dalam maupun luar kelas.
Dokumentasikan pencapaian Anda, seperti:
Setelah memenuhi syarat, ajukan diri untuk mendapatkan sertifikat pendidik melalui dinas pendidikan setempat.
Menjadi guru profesional bukanlah proses instan, tetapi perjalanan panjang yang membutuhkan dedikasi, pengetahuan, dan komitmen. Dengan memenuhi 7 kriteria guru profesional yang telah dibahas—mulai dari kualifikasi akademik, kompetensi pedagogik, hingga penguasaan teknologi—Anda tidak hanya meningkatkan kualitas diri, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan pendidikan nasional.
Ingatlah bahwa perbedaan guru profesional dan non profesional tidak hanya terletak pada sertifikat, tetapi pada dampak nyata yang diciptakan bagi siswa. Seperti kata pepatah, "Guru yang baik mengajar dengan kepala, guru yang hebat mengajar dengan hati." Jadilah guru yang tidak hanya mengajar, tetapi menginspirasi!
Jika Anda sedang mencari informasi lebih lanjut tentang standar guru profesional PDF atau ingin mengunduh regulasi terbaru dari Kemendikbud, kunjungi laman resmi Kemendikbud atau platform pendidikan terpercaya seperti Tugasin untuk mendapatkan sumber belajar yang berkualitas.
Untuk Anda yang masih dalam tahap mempersiapkan diri, jangan ragu untuk menjelajahi opsi universitas jurusan pendidikan terbaik atau mempelajari tips menghadapi interview kerja sebagai guru. Setiap langkah kecil yang Anda ambil hari ini akan menjadi fondasi kesuksesan Anda sebagai pendidik profesional di masa depan!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang