Mengajar murid dengan gangguan pendengaran memerlukan pendekatan yang khas, penuh kesabaran, dan kreativitas. Sebagai guru di kelas inklusi atau pendidik khusus, Anda tentu menyadari bahwa setiap anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki potensi yang luar biasa—hanya saja, mereka membutuhkan metode pembelajaran yang tepat agar bisa menyerap materi dengan optimal. Tahun 2025 ini, semakin banyak sekolah yang menerapkan sistem inklusi, sehingga pemahaman tentang cara mengajar murid dengan gangguan pendengaran menjadi kian penting.
Tidak hanya sekadar menggunakan bahasa isyarat atau alat bantu dengar, tetapi juga bagaimana merancang kurikulum khusus, memilih media pembelajaran yang efektif, hingga membangun komunikasi dua arah yang lancar. Dalam artikel ini, kami akan membahas 7 strategi mengajar siswa dengan gangguan pendengaran yang terbukti berhasil—dari teknik dasar hingga penggunaan teknologi terkini. Simak panduan lengkapnya untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memberdayakan!
Sebelum menerapkan metode pembelajaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi jenis dan tingkat gangguan pendengaran yang dialami murid. Gangguan pendengaran terbagi menjadi:
Setiap tingkat memerlukan pendekatan yang berbeda. Misalnya, murid dengan tuli total mungkin lebih mengandalkan bahasa isyarat (SIBI/BISINDO) atau media visual, sementara murid dengan gangguan ringan bisa dibantu dengan alat bantu dengar (hearing aid) atau sistem FM. Konsultasikan dengan guru pendamping khusus (GPK) atau audiologis untuk mengetahui rekomendasi terbaik.
Catatan penting: Jangan anggap semua murid tunarungu memiliki kemampuan yang sama. Lakukan asesmen individu untuk menyesuaikan rencana pelajaran individual (RPI) mereka. Ini akan menjadi fondasi dari seluruh strategi pengajaran Anda.
Anak dengan gangguan pendengaran belajar lebih efektif ketika lebih dari satu indra terlibat. Metode multisensori menggabungkan penglihatan, sentuhan, dan gerak untuk memperkuat pemahaman. Berikut beberapa teknik yang bisa diterapkan:
Gunakan media pembelajaran visual seperti:
Pastikan semua materi tertulis dengan font yang jelas (misal: Arial atau Comic Sans) dan ukuran minimal 14pt untuk kemudahan membaca.
Beberapa murid tunarungu lebih mudah memahami konsep melalui aktivitas fisik, seperti:
Untuk murid yang masih memiliki sisa pendengaran, manfaatkan:
Kombinasi metode ini akan membuat pelajaran lebih menarik dan mudah diingat. Ingat, semakin banyak indra yang terlibat, semakin kuat ingatan yang terbentuk.
Bahasa isyarat—baik Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) maupun Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)—adalah kunci komunikasi untuk murid tunarungu. Namun, tidak semua guru menguasainya dengan baik. Berikut tips untuk mengintegrasikannya:
Mulailah dengan kosakata sehari-hari seperti:
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang