Mengkritik anak adalah bagian penting dari pengasuhan, tetapi sering kali membuat orang tua bingung. Bagaimana cara mengkritik anak dengan baik tanpa melukai perasaannya? Atau bagaimana mengkritik anak supaya tidak sakit hati, bahkan justru termotivasi untuk memperbaiki diri?
Menurut penelitian dari American Psychological Association (APA), cara mengkritik anak yang salah dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional dan kepercayaan dirinya. Sebaliknya, kritik yang konstruktif dan disampaikan dengan bijak justru membantu anak tumbuh lebih tangguh dan berempati.
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan teknik cara mengkritik anak tanpa menyakiti hati, lengkap dengan contoh praktis dan kesalahan umum yang harus dihindari. Simak sampai akhir agar Anda bisa menerapkannya dengan tepat!
Sebelum membahas cara mengkritik anak secara bijak, penting untuk memahami mengapa hal ini begitu krusial. Kritik yang disampaikan dengan salah dapat:
Sebaliknya, cara mengkritik anak dengan lembut yang tepat akan:
Jadi, tujuan utama bukan sekadar "menegur" kesalahan, melainkan membimbing anak untuk tumbuh lebih baik.
Bagaimana cara mengkritik anak yang benar agar tidak sakit hati dan malah termotivasi? Berikut adalah 7 teknik yang bisa Anda terapkan:
Kesalahan terbesar dalam mengkritik anak adalah menyerang identitasnya, bukan perilakunya. Misalnya:
Dengan cara ini, anak tidak merasa dihakimi sebagai pribadi, melainkan diajak untuk memperbaiki tindakan tertentu.
Teknik ini efektif untuk cara mengkritik anak tanpa membuatnya marah. Mulailah dengan pujian, berikan kritik secara konstruktif, lalu akhiri dengan pujian atau dorongan.
Contoh:
"Wah, gambarmu bagus sekali! Warna-warnanya sangat cerah. Tapi, kalau kamu mau, coba perhatikan garis-garisnya agar lebih rapi ya. Ayah/Ibu yakin kamu bisa melakukannya dengan lebih baik lagi!"
Dengan pendekatan ini, anak merasa dihargai terlebih dahulu, sehingga kritik tidak terasa menyakitkan.
Waktu penyampaian kritik sangat memengaruhi bagaimana anak menerimanya. Hindari mengkritik anak:
Waktu terbaik untuk mengkritik anak adalah saat:
Kritik yang samar-samar atau umum cenderung membuat anak bingung. Sebaliknya, cara mengkritik anak dengan baik adalah dengan menjelaskan:
Contoh:
"Nak, Ayah/Ibu lihat kamu membuang sampah tidak pada tempatnya tadi. Kalau sampah berserakan, ruangan jadi kotor dan tidak nyaman untuk semua orang. Yuk, ambil sampahnya dan buang ke tempat sampah, ya."
Alih-alih langsung menyalahkan, ajak anak untuk merefleksikan tindakannya dengan pertanyaan terbuka. Ini membuat anak merasa dilibatkan dalam proses perbaikan.
Contoh:
"Kamu terlihat kesal tadi saat temanmu meminjam mainanmu. Menurutmu, apa yang bisa kamu lakukan agar tidak marah lagi ke depannya?"
Dengan cara ini, anak belajar memecahkan masalah dan tidak hanya menerima kritik pasif.
Kritik tanpa solusi hanya akan membuat anak frustrasi. Pastikan Anda menyertakan cara memperbaiki atau alternatif yang bisa dilakukan anak.
Contoh:
"Ibu tahu kamu suka bermain gadget, tapi kalau terlalu lama, matamu bisa lelah. Bagaimana kalau kita atur waktu bermainnya? 30 menit bermain, lalu 10 menit istirahat?"
Setelah memberikan kritik, pastikan anak merasa didukung dan dipercaya. Berikan kata-kata penyemangat seperti:
Ini membantu anak merasa termotivasi, bukan malah putus asa.
Meskipun sudah mengetahui cara mengkritik anak secara bijak, banyak orang tua masih melakukan kesalahan tanpa sadar. Berikut adalah beberapa di antaranya dan solusinya:
Contoh salah: "Kamu memang anak nakal!"
Dampak: Anak akan menginternalisasi label tersebut dan berperilaku sesuai dengan ekspektasi negatif.
Solusi: Ganti dengan deskripsi perilaku, misalnya: "Tindakanmu tadi menyakiti adik. Mari kita bicara bagaimana memperbaikinya."
Contoh salah: "Mengapa kamu tidak bisa rapi seperti adikmu?"
Dampak: Anak merasa tidak dihargai dan iri pada saudara atau temannya.
Solusi: Bandingkan dengan diri sendiri, misalnya: "Kamu sudah lebih rapi dari kemarin, lho! Yuk, kita tingkatkan lagi."
Contoh salah: Menegur anak karena berantakan di depan tamu.
Dampak: Anak merasa malu dan kehilangan kepercayaan diri.
Solusi: Tunggu sampai Anda dan anak sendirian, lalu sampaikan kritik dengan tenang.
Contoh salah: "Sudah berapa kali bilang! Kamu memang tidak pernah dengar!" (dengan suara keras).
Dampak: Anak menjadi defensif dan tidak mau mendengarkan.
Solusi: Tenangkan diri terlebih dahulu, lalu sampaikan dengan nada lembut dan jelas.
Contoh salah: Langsung menghukum tanpa mendengar alasan anak.
Dampak: Anak merasa tidak adil dan tidak dihargai.
Solusi: Tanyakan dulu, "Ada alasan khusus kenapa kamu melakukan itu?"
Meskipun Anda sudah menerapkan cara mengkritik anak agar tidak berontak, terkadang anak tetap merespons dengan emosi. Berikut cara mengatasinya:
Jika anak marah atau menangis, jangan paksa untuk membicarakan masalah saat itu juga. Beri waktu 10-15 menit untuk menenangkan diri, lalu ajak bicara kembali.
Anak perlu merasa bahwa emosinya diakui. Coba katakan:
"Ibu tahu kamu kesal karena ditegur. Perasaanmu itu wajar, nak. Tapi mari kita bicara supaya kita bisa mengerti satu sama lain."
Jika anak mulai berdebat atau membantah, hindari memperpanjang konflik. Alih-alih, katakan:
"Baiklah, kita bahas ini nanti ya. Sekarang, ayo tenang dulu."
Alih-alih mengisolasi anak (time-out), ajak mereka untuk duduk bersama dan membicarakan perasaannya (time-in). Ini membantu anak merasa didukung, bukan dihukum.
Anak belajar dari cara Anda merespons konflik. Jika Anda tetap tenang dan sabar, anak akan belajar melakukan hal yang sama.
Jika Anda sudah mencoba berbagai cara mengkritik anak dengan lembut tetapi anak tetap:
Maka mungkin sudah waktunya untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau ahli pengasuhan. Mereka dapat membantu mengidentifikasi akar masalah dan memberikan strategi yang lebih personal.
Mengkritik anak bukan tentang menunjukkan kekuasaan atau menyalahkan, melainkan tentang membimbing mereka untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Dengan menerapkan cara mengkritik anak tanpa menyakiti hati yang telah dibahas, Anda tidak hanya membantu anak memperbaiki kesalahan, tetapi juga:
Ingat, setiap anak berbeda, jadi mungkin perlu waktu untuk menemukan pendekatan yang paling cocok untuk si kecil. Yang terpenting adalah konsistensi, kesabaran, dan cinta dalam setiap interaksi.
Jika Anda juga ingin membekali anak dengan keterampilan lain, seperti mendukung proses belajar bahasa Inggris anak di rumah, pastikan untuk melakukannya dengan cara yang menyenangkan dan tidak menimbulkan tekanan. Kunjungi Tugasin untuk menemukan berbagai panduan pengasuhan dan pendidikan yang bermanfaat.
Dengan pendekatan yang tepat, kritik bukan lagi sesuatu yang ditakuti, melainkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama.
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang