Anak yang sering mengambek atau tantrum bisa membuat orang tua merasa kewalahan, frustrasi, bahkan bingung harus berbuat apa. Apakah ini bagian normal dari perkembangan anak? Atau ada yang salah dengan pola asuh kita? Tenang, cara menangani anak mengambek tidak harus rumit atau penuh drama. Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan strategi yang tepat, Anda bisa menenangkan anak tanpa stres berkepanjangan.
Artikel ini akan membahas penyebab anak sering mengambek, tips psikologi untuk mengatasinya, hingga langkah-langkah praktis yang bisa Anda terapkan segera saat anak sedang marah-marah. Simak sampai akhir untuk mendapatkan solusi yang sesuai dengan usia dan kepribadian anak Anda.
Mengambek (atau tantrum dalam istilah psikologi) adalah ledakan emosi yang ditandai dengan tangisan keras, teriak, membanting barang, atau bahkan tindakan agresif seperti memukul atau menggigit. Ini umumnya terjadi pada anak usia 1-4 tahun, tetapi bisa juga muncul pada anak yang lebih besar jika tidak ditangani dengan benar.
Menurut American Psychological Association (APA), tantrum adalah cara anak mengekspresikan frustrasi ketika mereka belum mampu mengomunikasikan keinginan atau kebutuhan dengan kata-kata. Beberapa penyebab anak sering mengambek meliputi:
Penting untuk diingat: tantrum bukan berarti anak nakal. Ini adalah bagian dari perkembangan emosional mereka. Yang perlu diperbaiki adalah cara menghadapi anak yang sering mengambek, bukan menghukum mereka.
Saat anak sedang marah-marah, tujuan utama Anda adalah menenangkan mereka terlebih dahulu, baru kemudian mengajari mereka cara mengelola emosi. Berikut langkah-langkah praktis yang bisa Anda coba:
Anak akan merespons emosi Anda. Jika Anda panik atau marah balik, situasi akan semakin buruk. Tarik napas dalam-dalam, turunkan suara, dan tunjukkan bahwa Anda mengendalikan diri. Ini juga mengajari anak bahwa emosi bisa dikelola.
Jika anak mengambek di tempat umum, bawa mereka ke tempat yang lebih tenang (misalnya toilet atau sudut yang sepi). Jangan biarkan mereka dalam situasi yang bisa membahayakan diri (misalnya di tengah jalan atau dekat benda tajam).
Beberapa anak merespons baik dengan pelukan atau usapan lembut di punggung. Namun, jika anak menolak sentuhan, jangan paksa. Berdiri dekat mereka dan katakan, "Mama/Papa di sini. Kamu baik-baik saja."
Saat emosi anak memuncak, otak mereka tidak bisa memproses logika. Jangan berkata, "Kamu ngambek karena tidak dibelikan permen, ya? Padahal tadi sudah makan cokelat." Ini hanya akan memperpanjang tantrum. Tunggu sampai anak tenang baru diskusikan penyebabnya.
Untuk anak balita, terkadang mengalihkan perhatian ke benda atau aktivitas lain bisa efektif. Misalnya, "Wah, lihat burungnya terbang tinggi! Kayak pesawat ya?" Namun, hindari menggunakan gadget sebagai alat pengalih setiap kali anak mengambek.
Setelah anak tenang, berikan mereka rasa kontrol dengan pilihan sederhana. Misalnya, "Kamu mau pakai baju merah atau biru hari ini?" Ini mengurangi rasa frustrasi karena merasa tidak didengar.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk cara mendidik anak agar tidak suka mengambek dalam jangka panjang, Anda perlu membangun kebiasaan positif sejak dini. Berikut strateginya:
Anak yang bisa mengenali emosinya cenderung lebih mampu mengelolanya. Gunakan kata-kata sederhana seperti, "Kamu sedih ya karena mainannya hilang?" atau "Mama tahu kamu kesal karena tidak bisa main lagi." Ini membantu anak memahami bahwa emosi mereka valid, tetapi cara mengekspresikannya perlu dikendalikan.
Anak merasa aman dengan rutinitas yang bisa diprediksi. Tentukan jadwal makan, tidur, dan bermain yang tetap. Jika ada perubahan, beritahu anak sebelumnya. Misalnya, "Besok kita akan pergi ke rumah nenek, jadi tidur siangnya lebih awal ya."
Saat anak berhasil mengendalikan emosi (misalnya, tidak mengambek meski keinginannya ditolak), berikan pujian spesifik. Contoh: "Wah, tadi kamu sabar sekali menunggu giliran. Mama bangga!". Ini memperkuat perilaku baik.
Perhatikan pola: apakah anak sering mengambek saat lapar, lelah, atau bosan? Cegah dengan:
Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika Anda sering teriak atau melempar barang saat marah, anak akan menirunya. Tunjukkan cara mengelola stres dengan baik, misalnya dengan berkata, "Mama sedikit kesal nih, tapi Mama akan tarik napas dulu."
Alih-alih mengisolasi anak (time-out), coba time-in: duduk bersama anak dan bantu mereka menenangkan diri. Diskusikan apa yang terjadi dan alternatif perilaku yang lebih baik. Ini lebih efektif untuk mengajari anak mengendalikan emosi saat marah.
Meskipun tantrum adalah hal normal, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa anak mungkin membutuhkan bantuan profesional:
Jika Anda melihat tanda-tanda di atas, konsultasikan dengan psikolog anak atau dokter spesialis tumbuh kembang. Untuk orang tua yang ingin memahami lebih dalam tentang psikologi anak yang sering mengambek, Anda bisa mempelajari dasar-dasar psikologi perkembangan melalui program seperti kuliah psikologi kelas karyawan, yang fleksibel untuk diikuti sambil bekerja.
Tanpa disadari, banyak orang tua justru memperburuk situasi dengan melakukan kesalahan berikut:
Misalnya, membelikan permen hanya karena anak berhenti mengambek. Ini mengajari anak bahwa tantrum adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Mengabaikan anak yang sedang marah bisa membuat mereka merasa tidak dihargai. Sebaliknya, tunjukkan bahwa Anda peduli, tetapi tetap tegak pada aturan.
Kata-kata seperti "Lihat adikmu tidak mengambek!" hanya akan menambah rasa frustrasi anak. Setiap anak memiliki kepribadian dan tahap perkembangan yang berbeda.
"Kalau kamu nangis lagi, nanti dibawa ke dokter suntik!" Ancaman seperti ini justru menambah ketakutan dan kecemasan anak.
Hari ini melarang anak makan permen sebelum makan, tetapi besok membiarkannya karena malas menghadapi tantrum. Inkonsistensi membuat anak bingung dan cenderung menguji batas.
Menghadapi anak yang mengambek di tempat umum bisa sangat menantang karena tekanan dari sekitar. Berikut cara mengatasinya tanpa merasa malu:
Ingat, setiap orang tua pernah mengalami ini. Yang penting adalah bagaimana Anda merespons dengan tenang dan penuh kasih sayang.
Cara menangani anak mengambek yang efektif memerlukan kombinasi antara pemahaman penyebab, kesabaran, dan strategi yang konsisten. Kuncinya adalah:
Tantrum bukan pertanda kegagalan parenting, melainkan kesempatan untuk mengajari anak keterampilan emosional yang akan berguna seumur hidup mereka. Jika Anda merasa kewalahan, jangan ragu untuk mencari dukungan, baik dari keluarga, komunitas parenting, atau profesional.
Untuk orang tua yang ingin mendukung perkembangan anak secara holistik, termasuk dalam hal bahasa dan komunikasi, Anda bisa membaca panduan tentang cara mendukung proses belajar bahasa Inggris anak di rumah. Kemampuan berkomunikasi dengan baik akan membantu anak mengekspresikan keinginan mereka tanpa harus mengambek.
Semoga artikel ini membantu Anda menemukan solusi praktis dalam menghadapi anak yang sering marah-marah. Ingat, setiap fase perkembangan anak akan berlalu. Yang terpenting adalah memberikan kasih sayang dan bimbingan yang konsisten. Untuk lebih banyak tips parenting dan pendidikan, kunjungi Tugasin.
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang