Taiwan bukan hanya terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah, kuliner lezat seperti beef noodle soup dan bubble tea, atau kemajuan teknologinya yang pesat. Negara ini juga memiliki sejumlah aturan unik yang mungkin terdengar aneh bagi wisatawan atau pendatang baru, terutama dari Indonesia. Aturan-aturan ini tidak hanya mencerminkan budaya lokal yang tinggi akan disiplin, tetapi juga bisa berakibat pada denda yang tidak sedikit jika dilanggar. Misalnya, membuang sampah sembarangan atau merokok di tempat umum bisa membuat dompetmu jadi lebih tipis!
Bagi kamu yang berencana berkunjung, bekerja, atau belajar di Taiwan, memahami aturan-aturan ini adalah kunci untuk menghindari masalah hukum dan menunjukkan rasa hormat terhadap masyarakat setempat. Dari larangan membawa benda tajam hingga pantangan memberi hadiah tertentu, setiap aturan memiliki alasan budaya atau praktis di baliknya. Yuk, simak daftar lengkapnya agar perjalananmu di Taiwan berjalan lancar tanpa denda yang mengganggu!
Taiwan menerapkan aturan anti-merokok di tempat umum dengan sangat ketat. Tidak seperti di Indonesia di mana masih banyak ditemukan perokok di trotoar atau halte bus, di Taiwan, aktivitas ini hanya diperbolehkan di smoking areas yang ditandai dengan jelas. Area larangan meliputi taman, trotoar, halte transportasi umum, dan bahkan beberapa kawasan perbelanjaan. Jika ketahuan melanggar, denda yang dikenakan bisa mencapai NT$10.000 (setara sekitar Rp4,8 juta), tergantung pada tingkat pelanggaran.
Aturan ini bukan tanpa alasan. Pemerintah Taiwan sangat memperhatikan kesehatan masyarakat dan kenyamanan ruang publik. Asap rokok dianggap mengganggu orang lain, terutama di tempat-tempat ramai. Bagi kamu yang merokok, pastikan untuk mencari zona khusus yang biasanya dilengkapi dengan tempat pembuangan puntung rokok. Jika tidak menemukannya, lebih baik menahan diri atau mencari area yang diperbolehkan. Ingat, petugas sipil atau polisi bisa langsung memberikan denda tanpa peringatan terlebih dahulu!
Taiwan dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem daur ulang terbaik di dunia. Di sini, membuang sampah sembarangan bukan hanya dianggap tidak sopan, tetapi juga melanggar hukum. Setiap rumah tangga wajib memisahkan sampah menjadi beberapa kategori, seperti plastik, kertas, logam, kaca, dan limbah organik. Bahkan, sampah basah dan kering harus dibuang pada hari yang berbeda sesuai jadwal pengumpulan. Jika salah memilah, kamu bisa didenda hingga NT$6.000 (sekitar Rp2,8 juta).
Yang menarik, truk sampah di Taiwan tidak berkeliling dengan suara klakson biasa. Mereka memutar musik klasik seperti Für Elise karya Beethoven sebagai tanda bahwa warga harus segera membawa sampah mereka ke truk. Jika terlambat, sampahmu tidak akan diambil, dan kamu harus menunggu hingga jadwal berikutnya. Bagi pendatang, ini mungkin terdengar rumit, tetapi sebenarnya sistem ini sangat efisien dalam mengurangi limbah. Kamu bisa belajar dari tetangga atau bertanya kepada pemilik kos tentang cara memilah sampah yang benar agar tidak kena denda.
Taiwan memiliki aturan ketat terkait keamanan publik, termasuk larangan membawa benda tajam seperti pisau dapur, gunting besar, atau alat pemotong lainnya di tempat umum tanpa alasan yang jelas. Aturan ini berlaku untuk mencegah potensi kekerasan atau ancaman keamanan, terutama di area ramai seperti stasiun MRT, mal, atau taman. Jika petugas menemukan kamu membawa benda tajam tanpa penjelasan yang masuk akal (misalnya, sedang dalam perjalanan memasak di acara outdoor cooking), mereka berhak menyita barang tersebut dan memberikan teguran.
Bagi mahasiswa atau pekerja asing yang sering memasak sendiri, disarankan untuk menyimpan alat dapur di dalam tas tertutup dan hanya menggunakannya di tempat yang sesuai. Jika harus membawa pisau untuk keperluan tertentu, pastikan untuk memiliki bukti atau alasan yang logis, seperti surat dari tempat kerja atau undangan acara. Aturan ini mungkin terdengar ketat, tetapi tujuannya adalah untuk menjaga ketertiban dan keamanan semua orang. Lebih baik berhati-hati daripada harus berurusan dengan petugas keamanan!
Di Taiwan, keheningan di malam hari sangat dijunjung tinggi, terutama di area perumahan. Setelah pukul 22.00, membuat kebisingan yang mengganggu, seperti menyalakan musik keras, berteriak, atau bahkan mengaduk-aduk furnitur, bisa membuatmu mendapat keluhan dari tetangga. Jika terus berlanjut, pemilik rumah atau pengelola apartemen berhak melaporkanmu ke pihak berwenang, dan kamu bisa dikenakan denda.
Aturan ini bukan hanya tentang sopan santun, tetapi juga terkait dengan hak privasi dan kenyamanan bersama. Bagi kamu yang tinggal di asrama, kos-kosan, atau apartemen, pastikan untuk menurunkan volume suara setelah jam 10 malam. Jika ingin mengadakan pesta atau kumpul-kumpul, sebaiknya selesaikan sebelum waktu tersebut atau pindah ke tempat yang lebih ramai seperti kafe atau bar. Menghormati aturan ini akan membuat hubunganmu dengan tetangga tetap baik dan menghindari masalah hukum.
Saat berjalan di trotoar beberapa kawasan di Taiwan, kamu mungkin melihat garis merah yang melintang di tanah. Garis ini bukan sekadar penanda estetika, melainkan area larangan berdiri atau berjalan. Fungsinya adalah untuk memberikan ruang bagi kendaraan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran, serta mencegah kerumunan yang bisa menghalangi lalu lintas. Jika kamu melangkah atau berdiri di atas garis merah, petugas sipil atau polisi bisa langsung menegurmu.
Aturan ini sering ditemukan di stasiun MRT, halte bus, atau area pusat kota yang ramai. Meskipun terdengar sepele, melanggarnya bisa dianggap sebagai pelanggaran ketertiban umum. Bagi wisatawan, penting untuk selalu memperhatikan marka jalan dan tanda larangan. Jika ragu, ikuti saja apa yang dilakukan oleh penduduk lokal. Dengan begitu, kamu tidak hanya terhindar dari teguran, tetapi juga berkontribusi pada kelancaran aktivitas di tempat umum.
Dalam budaya Taiwan, memberi hadiah bukan sekadar tindakan kebaikan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang dalam. Ada tiga benda yang harus dihindari sebagai hadiah karena dianggap membawa pertanda buruk: jam, payung, dan sepatu. Pertama, jam (zhong) dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata "kematian" (song zhong), sehingga memberikannya dianggap seperti mengucapkan "selamat jalan" atau "selamat meninggal". Kedua, payung (san) memiliki pengucapan yang mirip dengan kata "berpisah", sehingga bisa diartikan sebagai harapan agar hubungan dengan penerima hadiah berakhir.
Ketiga, sepatu (xie) terdengar seperti "jahat" atau "keburukan" dalam beberapa dialek. Memberikan sepatu bisa dianggap sebagai doa agar penerima mengalami nasib buruk. Jika kamu ingin memberi hadiah, pilihlah barang-barang dengan makna positif, seperti tea set, buah-buahan, atau makanan khas Taiwan. Jika terpaksa harus memberi salah satu dari tiga benda terlarang, pastikan untuk memberikan uang receh sebagai "penawar sial" agar makna negatifnya hilang. Ini adalah contoh bagaimana budaya lokal sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari di Taiwan.
Di stasiun MRT atau pusat perbelanjaan Taiwan, eskalator selalu ramai digunakan. Namun, ada satu aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi: berdiri di sisi kanan dan biarkan sisi kiri kosong untuk orang yang ingin berjalan atau terburu-buru. Aturan ini berlaku hampir di seluruh Taiwan dan merupakan bagian dari budaya disiplin dan efisiensi. Jika kamu berdiri di sisi kiri, orang-orang yang sedang bergegas bisa saja menegur atau bahkan mendorongmu dengan halus.
Meskipun terdengar sepele, aturan ini mencerminkan kesadaran kolektif akan ruang bersama. Di Taiwan, waktu sangat dihargai, dan menghalangi orang yang sedang terburu-buru dianggap tidak sopan. Bagi wisatawan, ini adalah kebiasaan kecil yang bisa membuatmu terlihat lebih "lokal" dan menghindari pandangan sinis dari penduduk setempat. Jadi, ingat: kanan untuk berdiri, kiri untuk berjalan!
Taiwan dikenal sebagai negara dengan tingkat kebisingan yang rendah di tempat umum. Berbeda dengan Indonesia di mana keramaian seringkali dianggap normal, di Taiwan, berbicara dengan suara keras, tertawa terbahak-bahak, atau bahkan bertelepon di transportasi umum seperti MRT atau bus dianggap tidak sopan. Masyarakat lokal sangat menjaga ketenangan, terutama di ruang publik, agar semua orang merasa nyaman.
Aturan ini tidak hanya berlaku di kendaraan umum, tetapi juga di perpustakaan, kafe, dan bahkan lift apartemen. Jika kamu terbiasa berbicara dengan volume tinggi, cobalah untuk menyesuaikan diri. Gunakan headphone jika ingin mendengarkan musik atau menonton video, dan hindari obrolan yang terlalu ramai. Menghormati ketenangan orang lain adalah bentuk sopan santun yang sangat dihargai di Taiwan. Jika kamu melanggarnya, meskipun tidak langsung didenda, kamu bisa mendapat pandangan tidak menyenangkan dari sekitar.
Di Taiwan, amplop merah (angpao) adalah simbol keberuntungan, terutama saat Imlek. Namun, jika kamu menemukan angpao tergeletak di jalan atau tempat sampah, jangan pernah mengambilnya. Dalam kepercayaan lokal, angpao yang dibuang dianggap sebagai pembuangan "kesialan" atau energi negatif. Mengambilnya berarti kamu menerima nasib buruk yang ingin dibuang oleh pemiliknya.
Aturan ini mungkin terdengar mistis, tetapi sangat serius di mata masyarakat Taiwan. Jika kamu melihat angpao di tempat yang tidak semestinya, biarkan saja atau laporkan kepada petugas kebersihan. Ini juga berlaku untuk uang receh yang dilempar di kuil atau area suci—mengambilnya dianggap tidak sopan dan bisa mendatangkan masalah. Sebagai pendatang, menghormati kepercayaan lokal seperti ini akan membuatmu lebih diterima dan dihargai oleh masyarakat setempat.
Di Taiwan, sandal jepit dianggap sebagai alas kaki yang tidak pantas untuk digunakan di luar rumah. Sandal jenis ini biasanya dikaitkan dengan pekerjaan kasar, seperti bertani atau membersihkan rumah, dan bukan sebagai bagian dari penampilan yang rapi. Jika kamu keluar rumah dengan sandal jepit, orang-orang mungkin akan memandangmu dengan aneh atau menganggapmu tidak menghormati tempat yang dikunjungi.
Bagi wisatawan, ini adalah aturan sederhana yang bisa membuat penampilanmu lebih sopan. Gunakan sepatu tertutup atau sandal yang lebih formal saat bepergian, terutama jika kamu akan mengunjungi tempat-tempat seperti restoran, mal, atau kantor pemerintah. Ini bukan hanya tentang gaya, tetapi juga tentang menunjukkan rasa hormat terhadap norma sosial setempat. Plus, dengan berjalan menggunakan sepatu yang nyaman, kamu juga bisa menjelajahi Taiwan dengan lebih leluasa tanpa khawatir dianggap tidak pantas.
Taiwan adalah negara yang menawarkan pengalaman budaya dan modernitas yang menarik, tetapi untuk menikmatinya dengan maksimal, memahami dan mematuhi aturan lokal adalah kunci utama. Dari larangan merokok di tempat umum hingga pantangan memberi hadiah tertentu, setiap aturan memiliki alasan yang mendalam, baik dari segi hukum, keamanan, maupun budaya. Melanggarnya tidak hanya bisa membuatmu kena denda, tetapi juga merusak citra diri di mata masyarakat setempat.
Bagi kamu yang masih bingung dengan aturan-aturan ini, jangan ragu untuk bertanya kepada penduduk lokal, teman, atau bahkan menggunakan jasa bimbingan seperti yang ditawarkan oleh Tugasin.me. Kami tidak hanya membantu dengan tugas akademik atau skripsi, tetapi juga bisa memberikan panduan tentang adaptasi budaya di Taiwan. Dengan persiapan yang matang, perjalanan atau tinggalkamu di Taiwan akan berjalan lancar, menyenangkan, dan tentu saja, tanpa denda yang mengganggu!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang