Setiap negara memiliki kebiasaan dan tradisi unik yang mencerminkan karakter masyarakatnya. Inggris, sebagai salah satu negara dengan sejarah panjang dan budaya yang kaya, menyimpan banyak kebiasaan menarik yang mungkin terdengar asing atau bahkan mengejutkan bagi orang Indonesia. Dari cara mereka bersosialisasi hingga gaya hidup sehari-hari, ada banyak hal yang bisa kita pelajari—baik dari sisi positif maupun perbedaan yang mencolok.
Meskipun Indonesia dan Inggris memiliki latar belakang sejarah yang berbeda, beberapa kebiasaan orang Inggris justru bisa menjadi inspirasi untuk memperkaya cara kita berinteraksi dan menjalani kehidupan. Misalnya, bagaimana mereka menjaga privasi, disiplin dalam mengantri, atau tradisi minum teh yang sudah berabad-abad lamanya. Tidak hanya itu, kebiasaan mereka yang terlihat sederhana sering kali memiliki alasan budaya dan filosofi yang mendalam. Yuk, kita eksplorasi kebiasaan unik orang Inggris yang mungkin membuatmu terkejut!
Salah satu kebiasaan paling ikonik dari orang Inggris adalah tradisi afternoon tea. Kebiasaan ini bukan sekadar minum teh, melainkan sebuah ritual sosial yang sudah ada sejak abad ke-19. Biasanya dilakukan antara pukul 3 hingga 4 sore, afternoon tea menjadi momen untuk bersantai, berbincang dengan teman atau keluarga, dan menikmati cemilan ringan seperti scones, sandwich kecil, atau kue-kue tradisional. Bagi orang Inggris, tradisi ini bukan hanya tentang tehnya, tetapi juga tentang kualitas waktu yang dihabiskan bersama orang terdekat.
Jika dibandingkan dengan kebiasaan orang Indonesia, tradisi ini mirip dengan budaya ngopi di warung kopi atau hangout di kafe. Namun, yang membedakan adalah formalitas dan konsistensinya. Orang Inggris sering menjadikan afternoon tea sebagai bagian dari rutinitas harian, bahkan di kantor atau tempat kerja. Tidak heran jika banyak restoran dan hotel di Inggris menyediakan paket afternoon tea dengan suasana mewah. Bagi mereka, ini adalah cara untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta mempererat hubungan sosial.
Orang Inggris terkenal dengan kebiasaan mereka yang suka jalan kaki, bahkan untuk jarak yang cukup jauh. Bagi mereka, berjalan selama satu jam dianggap sebagai aktivitas yang normal dan menyenangkan. Hal ini sangat kontras dengan kebiasaan masyarakat Indonesia, di mana banyak orang lebih memilih menggunakan kendaraan atau layanan ride-hailing untuk menghindari kelelahan. Di Inggris, jalan kaki bukan hanya sekadar sarana transportasi, tetapi juga bagian dari gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Kebiasaan ini didukung oleh infrastruktur yang mendorong aktivitas berjalan, seperti trotoar yang luas, jalur pejalan kaki yang aman, dan taman-taman kota yang indah. Banyak orang Inggris yang memanfaatkan waktu luang mereka untuk hiking atau berjalan-jalan di alam terbuka, terutama di akhir pekan. Selain baik untuk kesehatan fisik, jalan kaki juga dianggap sebagai cara untuk meredakan stres dan menikmati pemandangan sekitar. Tidak heran jika tingkat obesitas di Inggris relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara yang masyarakatnya kurang aktif bergerak.
Salah satu hal yang paling mencolok dari kebiasaan orang Inggris adalah cara mereka menjaga privasi. Topik-topik seperti gaji, umur, status hubungan, atau keyakinan agama dianggap sangat sensitif dan jarang dibahas secara terbuka. Bahkan, bertanya tentang hal-hal tersebut bisa dianggap tidak sopan. Orang Inggris cenderung menghormati batasan pribadi dan menghindari pertanyaan yang terlalu personal, kecuali jika sudah memiliki kedekatan yang cukup.
Selain itu, mereka juga sangat berhati-hati dalam hal merekam atau memotret orang tanpa izin. Di Inggris, mengambil foto seseorang tanpa persetujuan bisa dianggap pelanggaran privasi, terutama jika foto tersebut dipublikasikan. Ini sangat berbeda dengan budaya di Indonesia, di mana banyak orang terbiasa mengabadikan momen secara spontan, bahkan tanpa meminta izin terlebih dahulu. Kebiasaan menjaga privasi ini mencerminkan nilai-nilai kesopanan dan penghormatan terhadap ruang pribadi orang lain, yang patut kita tiru dalam bersosialisasi.
Orang Inggris dikenal dengan kedisiplinan mereka dalam mengantri, bahkan jika tidak ada pembatas antrian yang jelas. Mereka akan secara otomatis membentuk barisan rapi saat menunggu giliran, baik di halte bus, toko, atau tempat umum lainnya. Kebiasaan ini sudah tertanam sejak kecil dan dianggap sebagai bagian dari etika dasar. Tidak seperti di Indonesia, di mana sering kali terjadi "saling dorong" atau "nyelonong" saat antrian panjang, orang Inggris sangat menghargai urutan dan kesabaran.
Disiplin ini tidak hanya berlaku di tempat umum, tetapi juga dalam situasi sehari-hari, seperti saat mengikuti acara atau menggunakan transportasi. Mereka memahami bahwa mengantri adalah bentuk penghormatan terhadap orang lain dan menjaga ketertiban bersama. Bahkan, jika ada seseorang yang mencoba melanggar antrian, orang Inggris tidak akan ragu untuk mengingatkannya dengan sopan. Kebiasaan ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga harmoni sosial, sesuatu yang bisa kita terapkan di Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang lebih tertib.
Berbeda dengan persepsi sebagian orang Indonesia yang menganggap nongkrong di alun-alun sebagai hal yang "alay" atau kurang bergengsi, orang Inggris justru sangat menyukai menghabiskan waktu di town square atau alun-alun kota. Tempat-tempat ini sering menjadi pusat kegiatan sosial, seperti pasar, pertunjukan musik, atau festival budaya. Bagi mereka, alun-alun adalah ruang publik yang inklusif, di mana siapa saja bisa berkumpul, bersantai, atau menikmati acara bersama.
Di Inggris, town square dirancang untuk mendorong interaksi sosial dan kegiatan komunitas. Banyak kota yang memiliki alun-alun dengan fasilitas seperti bangku-bangku yang nyaman, area bermain anak, atau panggung terbuka untuk pertunjukan. Orang Inggris sering mengunjungi tempat ini untuk bertemu teman, membaca buku, atau sekadar menikmati udara segar. Kebiasaan ini mencerminkan betapa mereka menghargai ruang publik sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, berbeda dengan budaya di Indonesia yang kadang menganggap ruang terbuka sebagai tempat yang kurang "berkelas".
Mempelajari kebiasaan unik orang Inggris tidak hanya menambah wawasan tentang budaya mereka, tetapi juga bisa menjadi inspirasi untuk memperbaiki gaya hidup kita. Misalnya, kita bisa mulai menerapkan disiplin dalam mengantri atau lebih menghargai privasi orang lain. Tradisi seperti afternoon tea juga mengajarkan kita untuk meluangkan waktu berkualitas bersama orang tercinta, sementara kebiasaan jalan kaki bisa menjadi motivasi untuk hidup lebih sehat.
Jika kamu tertarik untuk mendalami budaya atau bahasa Inggris lebih jauh, Tugasin.me siap membantu! Kami menyediakan layanan pembuatan tugas, skripsi, atau penulisan akademik yang berkualitas, termasuk untuk mata kuliah yang berkaitan dengan studi budaya dan bahasa asing. Dengan tim penulis profesional, kami memastikan setiap tugasmu diselesaikan dengan teliti dan sesuai standar akademik. Yuk, kunjungi Tugasin.me sekarang dan rasakan kemudahan menyelesaikan tugas tanpa stres!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang