Bahasa Inggris memiliki dua jenis suara kalimat utama yang sering digunakan: kalimat aktif (active voice) dan kalimat pasif (passive voice). Memahami perbedaan dan cara penggunaannya sangat penting untuk menguasai tata bahasa Inggris. Kalimat aktif menempatkan subjek sebagai pusat perhatian dan pelaku tindakan, sementara kalimat pasif menggeser fokus ke objek, yaitu pihak yang menerima atau terpengaruh oleh tindakan tersebut. Meskipun dalam percakapan sehari-hari bentuk aktif lebih sering digunakan, kalimat pasif memiliki peranan krusial, terutama dalam penulisan formal atau akademik, di mana objektivitas dan penekanan pada tindakan atau hasil lebih diutamakan daripada siapa pelakunya.
Pada dasarnya, konsep mengubah kalimat aktif menjadi pasif dalam Bahasa Inggris memiliki kemiripan dengan Bahasa Indonesia. Namun, kompleksitas Bahasa Inggris terletak pada sistem tenses-nya yang beragam. Setiap perubahan tense akan memengaruhi bentuk kata kerja bantu (to be) dan cara kalimat pasif dibentuk. Sebagai contoh, perhatikan pergeseran fokus dalam kalimat berikut:
Dari contoh sederhana ini, kamu bisa melihat bagaimana objek dari kalimat aktif ('me') menjadi subjek di kalimat pasif ('I'), dan bagaimana bentuk kata kerjanya berubah seiring dengan penambahan 'to be' dan 'past participle'. Nah, untuk membantu kamu memahami lebih jauh, Tugasin akan menjelaskan langkah-langkah detail cara membentuk kalimat pasif dalam Bahasa Inggris.
Membuat kalimat pasif dalam Bahasa Inggris memang membutuhkan pemahaman yang cermat terhadap struktur dan perubahan tenses. Namun, dengan mengikuti langkah-langkah yang sistematis, kamu akan lebih mudah menguasainya. Ada beberapa tahapan penting yang perlu kamu perhatikan saat mengubah kalimat aktif menjadi pasif:
Langkah pertama dan paling fundamental dalam membentuk kalimat pasif adalah menukar posisi objek dari kalimat aktif menjadi subjek di kalimat pasif. Perubahan ini adalah inti dari kalimat pasif, karena tujuannya memang untuk menekankan siapa atau apa yang menerima tindakan, bukan siapa yang melakukan tindakan tersebut. Objek yang awalnya menerima aksi dalam kalimat aktif kini 'naik pangkat' menjadi fokus utama kalimat pasif.
Penting untuk diingat bahwa jika objeknya adalah sebuah pronomina (kata ganti), bentuknya harus diubah dari objek pronomina menjadi subjek pronomina yang sesuai. Misalnya, 'me' (objek) akan menjadi 'I' (subjek), 'him' (objek) menjadi 'he' (subjek), dan seterusnya. Memahami pasangan pronomina subjek-objek seperti I-me, He-him, She-her, We-us, dan They-them adalah kunci untuk melakukan perubahan ini dengan benar. Contohnya: jika kalimat aktifnya adalah "John helped me," maka objeknya adalah 'me', yang kemudian akan berubah menjadi 'I' sebagai subjek baru di kalimat pasif. Ini memastikan bahwa struktur kalimat pasif benar secara gramatikal.
Setelah kamu mengidentifikasi dan memindahkan objek menjadi subjek, langkah berikutnya adalah menyesuaikan kata kerjanya. Untuk membuat kata kerja menjadi pasif dalam Bahasa Inggris, kamu perlu menambahkan kata kerja bantu 'to be' sebelum bentuk kata kerja utama. Kata kerja 'to be' ini adalah elemen krusial yang membawa informasi tense dari kalimat aktif ke kalimat pasif, serta harus sesuai dengan subjek baru yang kamu tempatkan di awal kalimat. Bentuk 'to be' yang digunakan akan sangat tergantung pada tense asli dari kalimat aktif.
Variasi bentuk 'to be' ini sangat penting karena menunjukkan kapan tindakan itu terjadi. Misalnya, jika kalimat aktif berada dalam Simple Present, 'to be' yang digunakan adalah 'am', 'is', atau 'are'. Jika dalam Simple Past, akan menjadi 'was' atau 'were'. Perhatikan bagaimana 'to be' ini juga harus sesuai dengan subjek baru (misalnya, 'I am', 'he is', 'they are'). Kesalahan dalam memilih bentuk 'to be' atau tidak menyelaraskannya dengan tense dan subjek baru adalah salah satu penyebab umum kesalahan dalam pembentukan kalimat pasif. Berikut adalah panduan penggunaan 'to be' berdasarkan tenses:
Present Simple (Am / Are / Is)
Ketika kalimat aktif menggunakan Present Simple Tense, 'to be' yang digunakan dalam kalimat pasif adalah 'am', 'is', atau 'are', tergantung pada subjek baru. 'Am' digunakan untuk subjek 'I', 'is' untuk subjek 'he/she/it' atau kata benda tunggal, dan 'are' untuk subjek 'we/you/they' atau kata benda jamak. Ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut dilakukan secara rutin atau merupakan fakta umum.
Contoh: Aktif: "She writes a letter." (Dia menulis surat.) Pasif: "A letter is written by her." (Surat ditulis olehnya.) Di sini, 'a letter' adalah subjek tunggal, sehingga menggunakan 'is'.
Present Continuous (Is Being / Are Being)
Untuk kalimat aktif dalam Present Continuous Tense, bentuk 'to be' yang digunakan adalah 'is being' atau 'are being'. 'Is being' digunakan untuk subjek tunggal atau 'he/she/it', sedangkan 'are being' untuk subjek jamak atau 'we/you/they'. Bentuk ini menekankan bahwa tindakan sedang berlangsung saat ini.
Contoh: Aktif: "They are building a new bridge." (Mereka sedang membangun jembatan baru.) Pasif: "A new bridge is being built by them." (Jembatan baru sedang dibangun oleh mereka.) 'A new bridge' adalah subjek tunggal, maka digunakan 'is being'.
Perfect Tenses (Has Been / Have Been)
Dalam Perfect Tenses (seperti Present Perfect), 'to be' yang digunakan adalah 'has been' atau 'have been'. 'Has been' dipakai untuk subjek 'he/she/it' atau kata benda tunggal, sementara 'have been' untuk 'I/we/you/they' atau kata benda jamak. Bentuk ini mengindikasikan bahwa tindakan telah selesai pada suatu titik waktu atau memiliki relevansi dengan masa kini.
Contoh: Aktif: "He has finished the report." (Dia telah menyelesaikan laporan itu.) Pasif: "The report has been finished by him." (Laporan itu telah diselesaikan olehnya.) 'The report' adalah subjek tunggal, sehingga 'has been' digunakan.
Simple Past (Was / Were)
Jika kalimat aktif menggunakan Simple Past Tense, maka 'to be' yang digunakan dalam kalimat pasif adalah 'was' atau 'were'. 'Was' digunakan untuk subjek tunggal atau 'I/he/she/it', sedangkan 'were' untuk subjek jamak atau 'we/you/they'. Ini menunjukkan bahwa tindakan terjadi dan selesai di masa lalu.
Contoh: Aktif: "John helped me." (John membantu saya.) Pasif: "I was helped by John." (Saya dibantu oleh John.) Di sini, 'I' sebagai subjek baru menggunakan 'was'.
Past Continuous (Was Being / Were Being)
Untuk Past Continuous Tense, bentuk 'to be' yang digunakan adalah 'was being' atau 'were being'. 'Was being' untuk subjek tunggal atau 'I/he/she/it', dan 'were being' untuk subjek jamak atau 'we/you/they'. Bentuk ini menggambarkan bahwa suatu tindakan sedang berlangsung pada waktu tertentu di masa lalu.
Contoh: Aktif: "She was reading a book." (Dia sedang membaca buku.) Pasif: "A book was being read by her." (Buku sedang dibaca olehnya.) 'A book' adalah subjek tunggal, maka 'was being' digunakan.
Modals (Will Be, Can Be, Should Be, etc.)
Ketika kalimat aktif mengandung kata kerja modal (seperti 'will', 'can', 'should', 'must', 'may', 'might'), bentuk pasifnya dibentuk dengan menambahkan 'be' setelah kata kerja modal tersebut. Ini berarti struktur umumnya adalah modal + be + past participle. Bentuk ini sangat fleksibel dan sering digunakan untuk mengekspresikan kemampuan, kemungkinan, kewajiban, atau niat.
Contoh: Aktif: "You should finish the work." (Kamu harus menyelesaikan pekerjaan itu.) Pasif: "The work should be finished by you." (Pekerjaan itu seharusnya diselesaikan olehmu.) Atau: Aktif: "Someone will clean the room." (Seseorang akan membersihkan ruangan.) Pasif: "The room will be cleaned." (Ruangan akan dibersihkan.)
Setelah menentukan bentuk 'to be' yang tepat, langkah berikutnya adalah menggunakan bentuk past participle (Verb 3 atau V3) dari kata kerja utama kalimat aktif. Bentuk past participle ini adalah ciri khas dari setiap kalimat pasif, tidak peduli apa pun tense-nya. Baik itu kata kerja regular (yang berakhiran -ed) maupun irregular (yang berubah bentuk secara tidak teratur), semua harus diubah ke bentuk V3 untuk konstruksi pasif. Misalnya, 'write' menjadi 'written', 'eat' menjadi 'eaten', 'make' menjadi 'made', dan 'help' menjadi 'helped'.
Memahami dan menghafal bentuk past participle, terutama untuk kata kerja irregular, adalah hal yang sangat penting. Ini karena bentuk V3 inilah yang secara gramatikal menandakan bahwa tindakan tersebut dilakukan atau telah selesai. Tanpa bentuk V3, kalimat tidak akan terdengar pasif yang benar. Jadi, pastikan kamu selalu menggunakan bentuk kata kerja ketiga ini setelah 'to be' yang sudah disesuaikan dengan tense dan subjek baru. Misalnya, dari "John helped me", kata kerja 'helped' sudah dalam bentuk V2 (past tense) dan V3 (past participle) yang sama, sehingga ketika dipasifkan menjadi "I was helped by John," 'helped' tetap digunakan.
Langkah terakhir adalah secara opsional menambahkan frasa 'by + agent' (oleh + pelaku) di akhir kalimat pasif. Frasa ini digunakan ketika kamu ingin menyebutkan siapa atau apa yang sebenarnya melakukan tindakan, meskipun fokus utama kalimat tetap pada objek yang menerima tindakan. Penambahan 'by + agent' ini tidak selalu wajib, dan seringkali kalimat pasif justru digunakan ketika pelakunya tidak diketahui, tidak penting, atau sudah jelas dari konteksnya.
Kamu bisa menyertakan frasa 'by + agent' jika informasi mengenai pelakunya memang relevan dan penting untuk disampaikan. Misalnya, jika kamu ingin menekankan bahwa suatu tindakan besar dilakukan oleh seseorang atau organisasi tertentu. Namun, jika pelakunya adalah 'someone', 'people', 'they', atau tidak spesifik, frasa 'by + agent' ini sering kali dihilangkan untuk menjaga kekompakan kalimat. Contoh: "She was awarded a degree by the University of London." (Dia dianugerahi gelar oleh Universitas London.) Di sini, 'The University of London' adalah pihak penting yang menganugerahkan gelar, sehingga disebutkan.
Meskipun kita cenderung berbicara dan menulis dalam bentuk aktif, kalimat pasif memiliki peranan yang sangat penting dalam konteks tertentu. Seperti yang sering dijelaskan oleh para ahli bahasa, bentuk pasif sangat berguna dalam penulisan formal, seperti laporan ilmiah, artikel jurnal, atau berita. Dalam konteks ini, penggunaan kalimat pasif membantu mencapai objektivitas karena fokusnya bergeser dari 'siapa yang melakukan' menjadi 'apa yang dilakukan' atau 'apa hasilnya'. Ini memungkinkan pembaca untuk lebih fokus pada proses, data, atau temuan, bukan pada individu yang terlibat.
Selain penulisan formal, ada beberapa situasi lain di mana penggunaan kalimat pasif lebih disukai atau bahkan diperlukan. Misalnya, ketika pelaku tindakan tidak diketahui atau tidak penting untuk disebutkan (contoh: "The window was broken last night." – Tidak diketahui siapa yang memecahkannya). Kalimat pasif juga berguna saat kamu ingin menghindari penyebutan pelaku (misalnya, untuk menghindari menyalahkan seseorang), atau ketika kamu ingin menekankan dampak atau hasil dari suatu tindakan (contoh: "Thousands of trees were planted." – Menekankan jumlah pohon yang ditanam). Penting juga untuk selalu memeriksa kesesuaian tense dalam kalimat aktif dan kata kerja yang digunakan, serta memastikan bahwa objek dari kalimat aktif berubah menjadi subjek yang tepat dalam kalimat pasif. Memperhatikan detail ini akan membantu kamu terhindar dari kesalahan saat membangun kalimat pasif yang akurat dan efektif dalam Bahasa Inggris.
Mempelajari tata bahasa Inggris, termasuk cara membentuk kalimat pasif yang benar, memang membutuhkan kesabaran dan latihan. Terkadang, memahami semua nuansa tenses dan perubahan struktur bisa terasa menantang. Namun, dengan panduan yang tepat dan dukungan ahli, proses belajar kamu bisa menjadi jauh lebih mudah dan menyenangkan. Kamu tidak perlu khawatir jika merasa kesulitan, karena Tugasin hadir sebagai solusi untuk membantu kamu!
Tugasin menyediakan layanan bantuan tugas, bimbingan penulisan esai, hingga pendampingan skripsi. Jika kamu menghadapi kesulitan dalam memahami konsep Bahasa Inggris yang kompleks, membutuhkan bantuan dalam menyusun kalimat pasif untuk tugas akademismu, atau bahkan memerlukan koreksi tata bahasa pada dokumen penting, Tugasin siap membantu. Dengan tim profesional kami, kamu bisa mendapatkan panduan yang komprehensif dan solusi yang tepat untuk setiap kebutuhan akademismu. Yuk, jangan biarkan kesulitan menghambat proses belajarmu. Segera manfaatkan layanan Tugasin untuk meraih keberhasilan dalam studi kamu!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang