Siapa di sini yang suka nonton drama Korea atau drakor? Pastinya sering mendengar ungkapan-ungkapan khas seperti “Omo!” saat karakter kaget, “Daebak!” ketika mereka terkesima, atau “Jinjja?” untuk menegaskan sesuatu. Ungkapan-ungkapan ini bukan hanya membuat adegan lebih hidup, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya percakapan sehari-hari orang Korea. Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Korea—terutama pemula—memahami makna dan konteks ungkapan ini sangat krusial. Bayangkan jika kamu salah mengucapkan kata yang seharusnya positif malah jadi negatif, atau sebaliknya! Bisa-bisa lawan bicara bingung atau bahkan tersinggung.
Nah, kabar baiknya, drakor bisa jadi media belajar yang seru dan efektif, lho! Melalui adegan-adegan yang penuh emosi—mulai dari percakapan santai hingga momen dramatis—kamu bisa belajar bagaimana ungkapan-ungkapan ini digunakan dalam situasi nyata. Misalnya, “Kamsahamnida” (terima kasih) yang sering diucapkan dengan tulus, atau “Mianhaeyo” (maaf) yang disampaikan dengan ekspresi bersalah. Selain menambah kosakata, kamu juga bisa mempelajari tone dan bahasa tubuh yang menyertainya. Yuk, kita bahas 15 ungkapan Korea paling populer di drakor yang wajib kamu kuasai—baik untuk menikmati tontonan lebih dalam maupun berkomunikasi dengan penutur asli!
Belajar bahasa melalui hiburan seperti drakor memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan metode konvensional. Pertama, kamu belajar dalam konteks nyata. Misalnya, ketika karakter mengucapkan “Bogoshipeoyo” (aku rindu kamu) sambil memegang foto mantan kekasihnya, kamu langsung memahami bahwa ungkapan ini digunakan untuk menyampaikan kerinduan yang mendalam. Ini jauh lebih mudah diingat daripada sekadar menghafal terjemahan di buku.
Kedua, drakor memperkenalkanmu pada variasi bahasa—mulai dari formal hingga kasual. Contohnya, “Annyeong haseyo” (halo) adalah sapaan formal, sementara “Annyeong” saja lebih santai dan biasa digunakan antar teman. Kamu juga bisa belajar honorifics (tingkat kesopanan) melalui cara karakter berbicara kepada orang yang lebih tua atau atasan. Terakhir, metode ini mengurangi kebosanan karena belajar sambil menikmati cerita. Tanpa disadari, kosakata dan ungkapan akan terserap secara alami!
Ini adalah sapaan standar yang wajib kamu kuasai, terutama jika baru belajar bahasa Korea. “Annyeong haseyo” digunakan dalam situasi formal, seperti saat bertemu orang yang lebih tua, atasan, atau orang yang baru dikenal. Ungkapan ini sering terdengar di awal adegan, ketika karakter masuk ke sebuah ruangan atau menyapa tamu. Misalnya, dalam drakor kantoran seperti “What’s Wrong with Secretary Kim”, karyawan selalu menyapa bos mereka dengan sapaan ini sebagai tanda penghormatan.
Untuk teman sebaya atau orang yang lebih muda, kamu bisa menggunakan versi kasualnya: “Annyeong”. Perbedaan ini penting karena mencerminkan hierarki sosial dalam budaya Korea. Jika kamu mengucapkan “Annyeong” kepada orang yang lebih tua, bisa dianggap kurang sopan. Jadi, perhatikan baik-baik siapa lawan bicaramu!
“Mianhaeyo” adalah ungkapan permintaan maaf yang paling umum dan fleksibel. Kamu bisa menggunakannya dalam berbagai situasi, mulai dari terlambat janji hingga tidak sengaja menabrak orang di jalan. Dalam drakor, karakter sering mengucapkannya dengan ekspresi bersalah atau sambil mengangguk-anggukkan kepala. Contohnya, dalam “Crash Landing on You”, Yoon Se-ri (Son Ye-jin) sering mengatakan “Mianhaeyo” ketika melakukan kesalahan kecil di Korea Utara.
Sementara itu, “Joesonghamnida” lebih formal dan biasanya digunakan dalam situasi serius, seperti meminta maaf atas kesalahan besar atau kepada orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Misalnya, seorang pegawai yang membuat kesalahan fatal di kantor akan menggunakan ungkapan ini kepada bosnya. Jika kamu belajar bahasa Korea untuk keperluan bisnis, “Joesonghamnida” adalah ungkapan yang harus dikuasai.
“Kamsahamnida” adalah bentuk terima kasih yang sopan dan bisa digunakan dalam hampir semua situasi, baik formal maupun semi-formal. Ungkapan ini sering diucapkan dengan tulus, kadang disertai gerakan mengangguk atau membungkukkan badan sedikit. Dalam drakor seperti “Hometown Cha-Cha-Cha”, karakter utama sering saling mengucapkan “Kamsahamnida” sebagai bentuk apresiasi atas bantuan kecil, seperti diberi minum atau diantar pulang.
Untuk teman dekat atau orang yang lebih muda, “Gomawoyo” adalah versi yang lebih santai. Misalnya, saat teman membelikanmu kopi atau membantu mengerjakan tugas. Perbedaan antara keduanya terletak pada tingkat kesopanan. Jika ragu, selalu pilih “Kamsahamnida” karena lebih aman dan dihargai dalam budaya Korea.
Ungkapan romantis ini pasti sering kamu dengar dalam drakor, terutama di adegan-adegan klimaks ketika pasangan utama mengaku perasaannya. “Saranghaeyo” adalah cara yang lembut dan tulus untuk menyatakan cinta, baik kepada pasangan, keluarga, atau bahkan teman dekat. Dalam “Descendants of the Sun”, Song Joong-ki dan Song Hye-kyo sering mengucapkan kalimat ini dengan penuh emosi, membuat penonton ikut terharu.
Namun, perlu diingat bahwa ungkapan ini sangat personal dan tidak boleh digunakan sembarangan. Di Korea, mengucapkan “Saranghaeyo” dianggap serius, terutama dalam hubungan asmara. Jika kamu baru kenal seseorang atau masih dalam tahap pacaran, mungkin lebih baik menggunakan “Joahae” (aku suka kamu) terlebih dahulu.
Ini adalah ungkapan kaget yang paling ikonik dalam drakor! “Omo!” biasanya diucapkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah yang dramatis, terutama ketika karakter menemukan sesuatu yang mengejutkan—baik itu kabar baik maupun buruk. Misalnya, dalam “The Heirs”, Cha Eun-sang (Park Shin-hye) sering berteriak “Omo!” ketika melihat Kim Tan (Lee Min-ho) melakukan sesuatu yang tak terduga.
Ungkapan ini sangat fleksibel dan bisa digunakan dalam berbagai situasi, mulai dari kaget karena melihat hadiah ulang tahun hingga terkejut karena mendengar berita mengejutkan. Namun, hati-hati menggunakan “Omo” dalam percakapan formal, karena terdengar terlalu kasual. Untuk situasi resmi, ganti dengan “Eung?” (benarkah?) atau “Jigeum eotteoke doeyo?” (bagaimana ini bisa terjadi?).
“Kajja” adalah ungkapan ajakan yang santai dan sering digunakan antar teman atau orang sebaya. Kamu pasti sering mendengarnya dalam drakor remaja seperti “Extraordinary You”, ketika karakter mengajak temannya pergi makan atau nongkrong. Ungkapan ini biasanya diucapkan dengan semangat, kadang disertai gerakan tangan mengajak.
Sementara itu, “Gapshida” adalah versi formalnya, yang digunakan ketika mengajak orang yang lebih tua atau dalam situasi resmi. Misalnya, seorang atasan mengajak timnya untuk rapat atau seorang anak mengajak orang tuanya pergi berbelanja. Perbedaan ini penting untuk menghindari kesan kurang sopan. Jika kamu masih bingung, perhatikan bagaimana karakter dalam drakor menggunakan keduanya!
“Daebak” adalah ungkapan serbaguna yang bisa digunakan untuk menyatakan kekaguman, kejutan, atau bahkan frustrasi—tergantung konteksnya. Dalam drakor, karakter sering mengucapkannya ketika melihat sesuatu yang luar biasa, seperti hadiah mewah atau prestasi yang mengesankan. Contohnya, dalam “Start-Up”, Seo Dal-mi (Bae Suzy) mungkin akan berteriak “Daebak!” ketika melihat prototipe aplikasi yang sukses.
Namun, “Daebak” juga bisa digunakan untuk situasi negatif, seperti ketika sesuatu berjalan sangat buruk. Misalnya, jika karakter kehilangan pekerjaan atau gagal dalam ujian, mereka mungkin mengucapkan “Daebak…” dengan nada sedih. Jadi, perhatikan tone dan ekspresi wajah saat menggunakannya!
Ungkapan ini sering muncul dalam drakor romantis atau melodrama, ketika karakter berpisah dengan pasangannya atau merindukan orang yang jauh. “Bogoshipeoyo” diucapkan dengan nada lembut dan penuh perasaan, kadang disertai air mata. Misalnya, dalam “Goblin”, Ji Eun-tak (Kim Go-eun) sering mengatakan ini kepada Goblin (Gong Yoo) ketika mereka terpisah oleh nasib.
Selain untuk pasangan, ungkapan ini juga bisa digunakan untuk keluarga atau teman dekat. Misalnya, seorang anak yang merindukan ibunya yang bekerja di luar negeri. Namun, hindari menggunakannya kepada orang yang baru dikenal, karena terdengar terlalu intim.
“Gwenchanayo” adalah ungkapan serbaguna yang bisa digunakan untuk menenangkan orang lain atau menyatakan bahwa kamu tidak keberatan. Dalam drakor, karakter sering mengucapkannya ketika ditawari bantuan tetapi ingin menunjukkan bahwa mereka bisa mengatasi sendiri. Misalnya, dalam “Itaewon Class”, Park Sae-ro-yi (Park Seo-joon) mungkin mengatakan “Gwenchanayo” ketika temannya menawarkan uang, meskipun sebenarnya dia kesulitan.
Ungkapan ini juga bisa digunakan untuk merespons permintaan maaf. Jika seseorang mengatakan “Mianhaeyo” kepadamu, kamu bisa membalas dengan “Gwenchanayo” untuk menunjukkan bahwa kamu tidak marah. Namun, hati-hati dengan intonasi—jika diucapkan dengan nada datar, bisa terdengar dingin atau tidak tulus.
Ketika bertemu teman atau kenalan yang sudah lama tidak bertemu, ungkapan ini sangat cocok digunakan. “Oraenmaniya” biasanya diucapkan dengan senyuman dan kadang disertai pelukan atau jabatan tangan. Dalam drakor seperti “Reply 1988”, karakter sering menggunakannya ketika bertemu teman SMA setelah bertahun-tahun berpisah.
Untuk situasi yang lebih formal, seperti bertemu rekan kerja lama, kamu bisa menggunakan “Oraenmanieyo” (versi lebih sopan). Ungkapan ini juga sering diikuti dengan pertanyaan seperti “Eotteohge jinaesseoyo?” (Bagaimana kabarmu?) untuk melanjutkan percakapan.
Ini adalah ungkapan standar yang digunakan saat menjawab telepon di Korea. “Yeoboseyo” terdengar sopan dan profesional, sehingga cocok digunakan dalam berbagai situasi—baik panggilan pribadi maupun bisnis. Dalam drakor, karakter selalu mengucapkannya ketika menerima telepon, bahkan jika mereka sedang dalam suasana hati yang buruk.
Menariknya, ungkapan ini juga bisa digunakan untuk menyapa seseorang dari kejauhan, misalnya ketika memanggil teman di kerumunan. Namun, dalam konteks ini, lebih umum menggunakan “Ya!” (hei!) untuk teman dekat.
Ungkapan perpisahan ini sering digunakan dalam drakor ketika karakter berpisah dengan harapan bertemu lagi. “Dasi bwayo” terdengar hangat dan ramah, sehingga cocok digunakan kepada teman, keluarga, atau rekan kerja. Misalnya, dalam “Hospital Playlist”, para dokter sering mengucapkannya saat akhir shift kerja.
Untuk situasi yang lebih formal, seperti berpisah dengan atasan atau klien, kamu bisa menggunakan “Dasi mannapseyo” (sampai bertemu lagi). Ungkapan ini juga sering diikuti dengan “Jal ga” (hati-hati di jalan) sebagai bentuk perhatian.
Ini adalah ungkapan sopan yang digunakan untuk menyambut tamu, baik di rumah, tempat kerja, atau acara formal. “Eoseo osipsio” sering diucapkan dengan senyuman dan kadang disertai gerakan mengundang masuk. Dalam drakor seperti “The Penthouse”, karakter mungkin mengucapkannya ketika menyambut tamu penting ke rumah mewah mereka.
Untuk situasi yang lebih santai, seperti menyambut teman ke rumah, kamu bisa menggunakan “Eoseo o” atau “Oasseo” (kamu sudah datang). Perbedaan tingkat kesopanan ini penting untuk menunjukkan rasa hormat yang tepat.
Ungkapan ini adalah cara yang baik untuk memulai hari, baik di rumah, sekolah, maupun kantor. “Joheun achim” biasanya diucapkan dengan semangat dan senyuman, terutama dalam drakor yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam “Weightlifting Fairy Kim Bok-joo”, karakter sering saling menyapa dengan ungkapan ini saat sarapan bersama.
Untuk versi yang lebih kasual, kamu bisa mengatakan “Achim” (pagi) saja kepada teman dekat. Namun, dalam lingkungan kerja atau kepada orang yang lebih tua, selalu gunakan “Joheun achim” untuk menunjukkan kesopanan.
Ini adalah ungkapan sopan yang digunakan ketika pertama kali bertemu seseorang, baik dalam konteks bisnis maupun sosial. “Mannaseo bangapseumnida” sering diucapkan sambil menjabat tangan dan membungkuk sedikit sebagai tanda penghormatan. Dalam drakor seperti “Business Proposal”, karakter mungkin menggunakannya saat pertemuan pertama dengan klien atau rekan kerja baru.
Untuk teman sebaya atau situasi informal, kamu bisa menggunakan “Bangawo” (senang bertemu denganmu). Namun, dalam budaya Korea, menggunakan versi formal saat pertama bertemu sangat dihargai, karena menunjukkan rasa hormat.
Setelah mengetahui 15 ungkapan di atas, bagaimana cara menguasainya dengan efektif? Pertama, tonton drakor dengan subtitle bahasa Korea. Ini membantu kamu mendengar pengucapan asli sambil membaca teksnya. Cobalah untuk mengulangi ungkapan yang didengar untuk melatih pelafalan dan intonasi. Misalnya, ketika karakter mengatakan “Daebak!”, tirukan dengan ekspresi yang sama!
Kedua, catat ungkapan-ungkapan baru dalam buku kecil dan gunakan dalam percakapan sehari-hari—meskipun hanya dengan diri sendiri. Kamu juga bisa bergabung dengan komunitas pecinta Korea untuk berlatih bersama. Terakhir, jangan takut membuat kesalahan! Orang Korea sangat menghargai usaha kamu untuk belajar bahasa mereka, dan mereka akan dengan senang hati membetulkan jika ada yang salah.
Jika kamu sedang belajar bahasa Korea untuk keperluan akademis—misalnya mengerjakan tugas bahasa, makalah budaya, atau bahkan skripsi tentang drakor—tapi kesulitan mencari referensi atau menyusunnya, Tugasin.me bisa jadi solusinya! Kami menyediakan layanan pembuatan tugas, ringkasan materi, hingga bimbingan skripsi dengan tim penulis yang berpengalaman.
Dengan bantuan kami, kamu bisa:
Tunggu apa lagi? Kunjungi Tugasin.me sekarang dan konsultasikan kebutuhanmu. Dengan bantuan kami, belajar bahasa Korea dan menyelesaikan tugas jadi lebih mudah dan menyenangkan!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang