Apakah kamu penggemar drama Korea atau K-pop? Jika iya, pasti sering mendengar istilah sunbae-nim atau hoobae dalam percakapan karakter. Kedua istilah ini bukan sekadar sapaan biasa, melainkan mencerminkan sistem hierarki sosial yang sangat kuat dalam budaya Korea Selatan. Memahami konsep ini tidak hanya penting bagi mereka yang belajar bahasa Korea, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin berinteraksi dengan masyarakat Korea—baik dalam konteks profesional, akademis, maupun sosial.
Dalam budaya Korea, kesalahan dalam menyapa atau memperlakukan seseorang berdasarkan status senioritasnya bisa dianggap sangat tidak sopan, bahkan menyinggung. Oleh karena itu, sebelum kamu terjun lebih dalam—entah itu dalam dunia kerja, sekolah, atau komunitas—ada baiknya mempelajari seluk-beluk sunbae (선배) dan hoobae (후배). Artikel ini akan membahas secara mendetail apa itu sunbae dan hoobae, bagaimana penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan, serta tips praktis agar kamu tidak salah langkah.
Dalam bahasa Korea, sunbae (선배) merujuk pada seseorang yang lebih senior atau memiliki pengalaman lebih lama dalam suatu bidang, seperti pekerjaan, pendidikan, atau industri hiburan. Sementara itu, hoobae (후배) adalah sebutan untuk junior atau orang yang baru bergabung. Menariknya, penentuan status ini tidak selalu didasarkan pada usia, melainkan pada lama waktu bergabung atau tingkat pengalaman.
Contohnya, dalam industri K-pop, sebuah grup idola yang debut lebih dulu akan dianggap sebagai sunbae oleh grup yang debut setelahnya, meskipun anggota grup junior tersebut berusia lebih tua. Hal ini menunjukkan bahwa dalam budaya Korea, pengalaman dan waktu berkontribusi jauh lebih dihargai daripada sekadar usia. Sistem ini juga berlaku di dunia kerja, di mana karyawan yang bergabung lebih awal akan otomatis menjadi sunbae bagi rekan yang datang belakangan, meskipun jabatan mereka setara.
Perbedaan utama antara sunbae dan hoobae tidak hanya terletak pada sebutan, tetapi juga pada tata krama, bahasa, dan sikap yang harus ditunjukkan. Hoobae diharapkan selalu bersikap hormat, sementara sunbae memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan melindungi junior mereka. Hubungan ini bersifat timbal balik—sunbae memberikan bimbingan, sementara hoobae menunjukkan loyalitas dan rasa hormat.
Di tempat kerja, hierarki sunbae-hoobae sangat kental dan memengaruhi hampir semua aspek interaksi. Hoobae wajib menggunakan bahasa formal (jondaetmal) ketika berbicara dengan sunbae, bahkan jika mereka bekerja di divisi yang sama atau memiliki jabatan serupa. Penggunaan bahasa kasar (banmal) hanya diperbolehkan jika sunbae secara eksplisit mengizinkannya, yang biasanya terjadi setelah hubungan sudah sangat akrab.
Selain bahasa, etika sosial juga sangat dijaga. Misalnya, dalam acara makan bersama, hoobae harus menuangkan minuman untuk sunbae terlebih dahulu dan menunggu hingga sunbae mulai makan sebelum mereka ikut menyantap hidangan. Kesalahan kecil seperti memulai makan sebelum sunbae atau tidak menawarkan minuman bisa dianggap sebagai pelanggaran etika yang serius. Dalam beberapa kasus, kesalahan semacam ini dapat merusak reputasi profesional seseorang, terutama di perusahaan dengan budaya konservatif.
Tak hanya itu, dalam rapat atau diskusi, hoobae biasanya tidak diperbolehkan menyela atau menentang pendapat sunbae secara langsung. Jika ada perbedaan pendapat, hoobae harus menyampaikannya dengan sangat sopan, misalnya dengan mengawali kalimat seperti, “Saya memiliki pemikiran yang sedikit berbeda, tetapi saya sangat menghargai masukan Sunbae-nim.” Sikap ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan, hoobae tetap menghormati otoritas dan pengalaman sunbae.
Sistem sunbae-hoobae tidak hanya berlaku di dunia kerja, tetapi juga dimulai sejak dini, yaitu dari bangku sekolah. Di Korea Selatan, siswa diajarkan untuk menghormati kakak kelas (sunbae) sejak sekolah dasar. Misalnya, siswa yang lebih muda harus menggunakan bahasa formal ketika berbicara dengan kakak tingkat, bahkan jika perbedaan usia mereka hanya beberapa bulan. Di sekolah menengah dan perguruan tinggi, hierarki ini semakin kuat, terutama dalam kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi kemahasiswaan.
Salah satu tradisi yang masih dijaga adalah acara perkenalan mahasiswa baru (sunsaeng hwal-yong). Dalam acara ini, mahasiswa baru (hoobae) akan diperkenalkan kepada senior mereka (sunbae) melalui serangkaian kegiatan, mulai dari makan bersama hingga permainan yang dirancang untuk mempererat hubungan. Meskipun suasana terlihat santai, etika tetap dijaga—hoobae harus duduk setelah sunbae, menunggu sunbae memulai percakapan, dan selalu menggunakan bahasa yang sopan.
Di beberapa universitas, ada juga tradisi mentoring, di mana sunbae bertindak sebagai pembimbing bagi hoobae dalam hal akademik maupun kehidupan kampus. Hubungan ini seringkali berlanjut bahkan setelah lulus, di mana sunbae dapat membantu hoobae dalam mencari pekerjaan atau memberikan saran karier. Oleh karena itu, menjaga hubungan baik dengan sunbae sejak dini bisa membuka banyak peluang di masa depan.
Industri hiburan Korea Selatan, terutama K-pop dan drama, juga menerapkan sistem sunbae-hoobae dengan sangat ketat. Seperti yang disebutkan sebelumnya, grup idola yang debut lebih awal akan dianggap sebagai sunbae oleh grup yang datang belakangan, meskipun usia anggota grup junior lebih tua. Hal ini terlihat jelas dalam acara varietas atau penampilan bersama, di mana grup hoobae harus menunjukkan sikap hormat, seperti mengalahkan tempat duduk atau menunggu sunbae berbicara terlebih dahulu.
Contoh nyata bisa dilihat dalam interaksi antar idola. Misalnya, jika BTS (yang debut pada 2013) bertemu dengan grup seperti TXT (debut 2019), anggota TXT akan menggunakan bahasa formal dan sikap yang sangat hormat, meskipun beberapa anggota TXT mungkin lebih tua dari anggota BTS. Begitu pula dalam dunia akting—pemeran yang lebih senior akan mendapat penghormatan khusus dari pemeran junior, baik di dalam maupun di luar set syuting.
Menariknya, meskipun hierarki ini sangat dijunjung tinggi, ada juga momen di mana sunbae sengaja mengurangi jarak dengan hoobae untuk menciptakan suasana yang lebih akrab. Misalnya, sunbae mungkin mengizinkan hoobae menggunakan bahasa kasar setelah hubungan mereka sudah sangat dekat. Namun, ini tetap menjadi keputusan sunbae, dan hoobae tidak boleh memaksakan diri untuk bersikap terlalu santai sebelum mendapatkan persetujuan.
Bagi kamu yang baru mempelajari budaya Korea atau berencana berinteraksi dengan masyarakat Korea, berikut adalah beberapa tips penting agar tidak salah dalam menerapkan konsep sunbae dan hoobae:
Dalam dunia kerja atau organisasi, perhatikan kapan seseorang mulai bergabung. Mereka yang bergabung lebih awal secara otomatis menjadi sunbae, meskipun usia atau jabatan mereka tidak jauh berbeda. Di lingkungan sekolah, kakak tingkat yang masuk satu tahun lebih awal sudah dianggap sunbae. Jika ragu, tanyakan dengan sopan kepada rekan atau teman lain untuk menghindari kesalahan.
Contohnya, jika kamu baru masuk perusahaan dan bertemu dengan rekan yang bergabung tiga bulan sebelum kamu, meskipun usianya lebih muda, mereka tetap sunbae. Begitu pula dalam komunitas K-pop—selalu periksa tahun debut sebuah grup untuk menentukan status senioritas mereka.
Bahasa Korea memiliki tingkat kesopanan yang berbeda, dan menggunakan tingkat yang salah bisa sangat menyinggung. Selalu gunakan jondaetmal (bahasa formal) ketika berbicara dengan sunbae, kecuali mereka secara eksplisit meminta kamu untuk menggunakan banmal (bahasa kasar). Bahkan jika sunbae sudah mengizinkan penggunaan banmal, tetap perhatikan situasi—dalam pertemuan formal, tetap gunakan bahasa sopan.
Contoh penggunaan jondaetmal: • “Sunbae-nim, jeoneun yeogi isseoyo” (Sunbae, saya ada di sini) daripada “Neo yeogi isseo?” (Kamu ada di sini?). • “Jal meogeusipsio” (Silakan makan dulu) daripada “Meokja” (Makan yuk).
Rasa hormat tidak hanya ditunjukkan melalui bahasa, tetapi juga melalui tindakan. Dalam acara makan bersama, hoobae harus menuangkan minuman untuk sunbae dan menunggu hingga sunbae mulai makan. Jika sunbae menawarkan minuman atau makanan, terimalah dengan kedua tangan sebagai tanda penghormatan. Selain itu, hindari duduk sebelum sunbae duduk atau meninggalkan ruangan sebelum sunbae pergi.
Dalam pertemuan atau rapat, berikan kesempatan kepada sunbae untuk berbicara terlebih dahulu. Jika kamu memiliki pendapat, sampaikan dengan sopan dan hindari nada yang terdengar menentang. Ingat, dalam budaya Korea, keselarasan kelompok lebih dihargai daripada pendapat individu, terutama jika itu berpotensi menantang otoritas sunbae.
Selalu ucapkan salam yang sesuai dengan situasi, seperti: • “Annyeonghaseyo” (Halo) ketika bertemu. • “Jal ga” (Saya pulang duluan) atau “Jal jinaeyo” (Hati-hati di jalan) ketika berpisah. • “Gamsahamnida” (Terima kasih) setelah menerima bantuan.
Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus, terutama jika sunbae telah memberikan bimbingan atau bantuan. Dalam budaya Korea, rasa terima kasih yang tulus sangat dihargai dan bisa memperkuat hubungan jangka panjang. Selain itu, hindari sikap yang terkesan sombong atau menganggap remeh sunbae, karena ini bisa merusak reputasimu secara permanen.
Meskipun sudah memahami konsep dasar, masih ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh orang asing atau mereka yang baru belajar budaya Korea. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Seperti yang sudah dijelaskan, senioritas dalam budaya Korea tidak selalu tentang usia. Mengasumsikan bahwa orang yang lebih tua otomatis menjadi sunbae bisa berakibat fatal, terutama di dunia kerja atau industri hiburan. Selalu perhatikan lama waktu bergabung atau pengalaman dalam bidang tersebut.
Contoh: Jika kamu bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu dengan rekan yang usianya lebih muda tetapi sudah bekerja selama lima tahun, sementara kamu baru bergabung, mereka tetap sunbae. Mengabaikan hal ini bisa membuatmu dianggap tidak profesional.
Meskipun sunbae mungkin terlihat ramah, hoobae tidak boleh langsung bersikap terlalu santai sebelum mendapatkan izin. Menggunakan banmal atau bersikap terlalu kasual tanpa persetujuan bisa dianggap sebagai bentuk ketidakhormatan. Tunggu hingga sunbae sendiri yang mengusulkan untuk beralih ke bahasa yang lebih santai.
Contoh: Jika sunbae mengirim pesan dengan bahasa kasar, bukan berarti kamu boleh langsung menirukannya. Tunggu hingga mereka secara eksplisit mengatakan, “Kamu bisa pakai banmal sama aku.”
Dalam acara makan atau minum bersama, hoobae sering kali lupa bahwa mereka harus menunggu sunbae untuk memulai terlebih dahulu. Memulai makan atau minum sebelum sunbae bisa dianggap sangat tidak sopan. Selain itu, hoobae juga harus memperhatikan posisi duduk—biasanya sunbae akan duduk di tempat yang lebih strategis atau dihormati.
Contoh: Jika kamu diajak makan oleh sunbae, tunggu hingga mereka mengambil makanan atau minuman terlebih dahulu. Jika sunbae menawarkan minuman, terimalah dengan kedua tangan dan ucapkan terima kasih.
Memahami dan menerapkan konsep sunbae-hoobae dengan benar bukan hanya soal etika, tetapi juga kunci untuk sukses beradaptasi dalam masyarakat Korea. Dalam dunia kerja, kesalahan dalam menghormati hierarki bisa berakibat pada penilaian buruk dari atasan, kesulitan mendapatkan promosi, atau bahkan pemutusan hubungan kerja. Di lingkungan sekolah, sikap yang tidak sopan terhadap kakak tingkat bisa membuatmu dikucilkan atau kesulitan mendapatkan bimbingan.
Di sisi lain, jika kamu mampu menunjukkan rasa hormat dengan tepat, sunbae akan lebih terbuka untuk membimbing dan membantu. Hubungan yang baik dengan sunbae bisa membuka banyak peluang, seperti rekomendasi pekerjaan, bimbingan karier, atau bahkan pertemanan yang langgeng. Dalam budaya Korea, jaringan hubungan (인맥, inmaek) sangat penting, dan sunbae sering kali berperan sebagai jembatan untuk memperluas jaringan tersebut.
Bagi penggemar K-pop atau drama Korea, memahami hierarki ini juga akan membuatmu lebih menghargai dinamika antar idola atau aktor. Kamu akan bisa melihat mengapa beberapa idola bersikap sangat hormat kepada senior mereka, atau mengapa dalam acara varietas, ada aturan tidak tertulis tentang siapa yang boleh berbicara lebih dulu. Pengetahuan ini juga akan membuat pengalaman menonton atau mengikuti komunitas K-pop menjadi lebih bermakna.
Sekarang kamu sudah memahami betapa pentingnya konsep sunbae dan hoobae dalam budaya Korea. Ini bukan sekadar aturan formalitas, tetapi bagian dari nilai-nilai sosial yang sudah mengakar sejak lama. Dengan menghormati hierarki ini, kamu tidak hanya menunjukkan kesopanan, tetapi juga membuka peluang untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan—baik dalam karier, pendidikan, maupun kehidupan sosial.
Jika kamu berencana untuk bekerja, belajar, atau bahkan sekadar berinteraksi dengan masyarakat Korea, pastikan untuk selalu mengamati, belajar, dan bertanya jika ragu. Kesalahan kecil mungkin bisa dimaklumi, tetapi kesalahan berulang bisa merusak reputasimu. Ingat, dalam budaya Korea, kesan pertama sangat penting, dan sikap hormatmu akan selalu diingat.
Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Korea atau mendalami budaya Korea lebih dalam, kami di Tugasin.me siap membantu dengan layanan bimbingan tugas, penulisan esai, atau bahkan penelitian tentang budaya Korea. Jika kamu membutuhkan bantuan untuk memahami konsep-konsep budaya lainnya atau menyelesaikan tugas terkait, jangan ragu untuk menghubungi kami. Kami akan membantumu dengan solusi terbaik agar kamu bisa fokus belajar tanpa hambatan!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang