Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem transportasi umum terbaik di dunia—tepat waktu, efisien, dan sangat terorganisir. Bagi kamu yang berencana berkunjung ke Jepang, baik untuk berwisata, belajar, atau bekerja, memahami cara menggunakan transportasi umum akan sangat membantu mobilitas sehari-hari. Sistem transportasi di Jepang tidak hanya meliputi kereta api dan bus, tetapi juga subway, taksi, sepeda, bahkan feri antarpulau. Dengan persiapan yang matang, kamu bisa menjelajahi berbagai kota dengan mudah tanpa khawatir tersesat atau membuang waktu.
Namun, sebelum memulai perjalanan, ada baiknya kamu mempelajari beberapa istilah dasar bahasa Jepang yang sering digunakan dalam transportasi, seperti eki (stasiun), densha (kereta), basu tei (halte bus), atau kippuku (tiket). Hal ini akan memudahkanmu saat bertanya kepada petugas atau membaca papan informasi. Selain itu, pastikan juga untuk menyiapkan aplikasi navigasi seperti Google Maps atau Japan Travel by Navitime, yang sangat berguna untuk merencanakan rute perjalanan. Setelah semuanya siap, yuk simak panduan lengkap tentang transportasi umum di Jepang berikut ini!
Jepang menawarkan beragam pilihan transportasi umum yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perjalananmu. Setiap moda transportasi memiliki kelebihan dan kekurangan, mulai dari segi biaya, kecepatan, hingga jangkauan area. Berikut adalah penjelasan detail tentang masing-masing jenis transportasi, beserta tips penggunannya agar perjalananmu semakin lancar.
Kereta api adalah moda transportasi paling populer di Jepang, terutama untuk perjalanan jarak jauh atau antar kota. Sistem kereta api di Jepang sangat terintegrasi, sehingga kamu bisa berpindah dari satu jenis kereta ke kereta lainnya dengan mudah. Ada beberapa jenis kereta api yang perlu kamu ketahui, masing-masing dengan fungsi dan rute yang berbeda.
Salah satu keunggulan kereta api di Jepang adalah ketepatan waktunya. Kereta jarang sekali terlambat, bahkan dalam hitungan detik! Hal ini membuat perencanaan perjalanan menjadi lebih mudah. Selain itu, kereta api di Jepang juga sangat nyaman, dengan fasilitas seperti AC, toilet bersih, dan area penyimpanan bagasi yang memadai. Berikut adalah jenis-jenis kereta api yang umum digunakan:
Shinkansen adalah kereta cepat yang menghubungkan kota-kota besar di Jepang, seperti Tokyo, Kyoto, Osaka, dan Hiroshima. Kecepatannya bisa mencapai 320 km/jam, membuat perjalanan antar kota menjadi sangat efisien. Misalnya, perjalanan dari Tokyo ke Kyoto yang biasanya memakan waktu 6–7 jam dengan kereta biasa, hanya membutuhkan sekitar 2 jam 15 menit dengan Shinkansen.
Shinkansen dikenal karena kenyamanan dan ketepatan waktunya. Kursi yang luas, fasilitas makanan dan minuman di dalam kereta, serta pemandangan indah selama perjalanan membuat pengalaman naik Shinkansen sangat menyenangkan. Namun, harga tiket Shinkansen cukup mahal, terutama jika dibeli secara satuan. Oleh karena itu, banyak wisatawan yang memilih untuk menggunakan JR Pass (Japan Rail Pass) yang memungkinkan perjalanan tanpa batas dengan kereta JR, termasuk Shinkansen (kecuali jenis Nozomi dan Mizuho), selama periode tertentu (7, 14, atau 21 hari).
JR adalah perusahaan kereta api terbesar di Jepang yang mengoperasikan berbagai jenis kereta, mulai dari kereta lokal hingga Shinkansen. JR Pass, yang hanya tersedia untuk wisatawan asing, adalah pilihan terbaik jika kamu berencana melakukan perjalanan antar kota dalam waktu singkat. Dengan JR Pass, kamu bisa naik kereta JR tanpa batas, termasuk kereta lokal seperti Yamanote Line di Tokyo, yang sangat berguna untuk menjelajahi kota.
Selain kereta, JR Pass juga mencakup beberapa bus JR dan feri JR, seperti feri ke Pulau Miyajima dari Hiroshima. Namun, perlu diingat bahwa JR Pass tidak berlaku untuk kereta swasta atau subway di kota-kota besar. Oleh karena itu, pastikan untuk merencanakan rute perjalananmu dengan baik agar bisa memanfaatkan JR Pass secara maksimal. Harga JR Pass bervariasi tergantung durasi, mulai dari ¥50.000 (sekitar Rp 6 juta) untuk 7 hari hingga ¥80.000 (sekitar Rp 9,6 juta) untuk 21 hari.
Di luar jaringan JR, ada banyak perusahaan kereta swasta yang melayani rute-rute tertentu, terutama di area pinggiran kota. Beberapa perusahaan kereta swasta yang populer antara lain Odakyu (melayani rute Tokyo–Hakone), Keio (Tokyo–Tama), dan Hankyu (Osaka–Kobe–Kyoto). Kereta swasta biasanya lebih murah untuk perjalanan sehari-hari dan sering kali menghubungkan stasiun-stasiun yang tidak dilayani oleh JR.
Salah satu keuntungan menggunakan kereta swasta adalah harga tiket yang lebih terjangkau untuk perjalanan pendek. Selain itu, beberapa perusahaan kereta swasta juga menawarkan pass harian atau diskon khusus untuk wisatawan. Misalnya, Odakyu Hakone Free Pass yang memungkinkan kamu naik kereta Odakyu tanpa batas serta mendapatkan diskon untuk atraksi wisata di Hakone. Jika kamu berencana menjelajahi area tertentu, cek apakah ada pass khusus yang bisa menghemat biaya perjalananmu.
Subway (kereta bawah tanah) dan metro adalah pilihan terbaik untuk berkeliling di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Nagoya. Sistem subway di Jepang sangat kompleks, tetapi juga sangat terorganisir. Setiap jalur memiliki warna dan nomor yang berbeda, sehingga memudahkan penumpang untuk menemukan rute yang tepat.
Salah satu keunggulan subway adalah frekuensi kedatangan yang tinggi, terutama pada jam sibuk. Kereta datang setiap 2–5 menit, sehingga kamu tidak perlu menunggu lama. Harga tiket subway bervariasi tergantung jarak tempuh, mulai dari ¥200 (sekitar Rp 24.000) untuk perjalanan pendek hingga ¥500 (sekitar Rp 60.000) untuk jarak yang lebih jauh. Kamu bisa membeli tiket di mesin otomatis yang tersedia di setiap stasiun, atau menggunakan kartu IC seperti Suica atau Pasmo untuk pembayaran yang lebih praktis.
Untuk memudahkan navigasi, kamu bisa menggunakan aplikasi seperti Google Maps atau Japan Transit Planner, yang memberikan informasi rute, waktu tempuh, dan harga tiket. Beberapa stasiun subway juga menyediakan peta jalur dalam bahasa Inggris, sehingga kamu tidak perlu khawatir tersesat. Jika kamu berencana menggunakan subway secara intensif dalam sehari, pertimbangkan untuk membeli pass harian, yang biasanya lebih hemat dibandingkan membeli tiket perjalanan.
Bus umum di Jepang menjadi alternatif yang baik untuk menjangkau area yang tidak dilalui oleh kereta atau subway, terutama di kota-kota kecil atau daerah pinggiran. Ada dua sistem pembayaran bus yang umum digunakan di Jepang, yaitu tarif tetap (flat fare) dan tarif berdasarkan jarak (distance-based fare). Sistem tarif tetap biasanya berlaku di kota besar seperti Tokyo, dengan harga sekitar ¥210 (Rp 25.000) untuk dewasa dan ¥110 (Rp 13.000) untuk anak-anak.
Sementara itu, sistem tarif berdasarkan jarak umumnya diterapkan di daerah pinggiran atau kota kecil. Cara kerjanya adalah kamu mengambil tiket bernomor saat naik bus, dan saat turun, kamu membayar sesuai dengan tarif yang tertera pada papan informasi di depan bus. Pastikan untuk memperhatikan nomor halte yang tertera pada tiket, karena tarif akan berbeda-beda tergantung seberapa jauh kamu bepergian. Beberapa bus juga menyediakan layanan bus malam (night bus) untuk perjalanan antar kota dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan Shinkansen.
Untuk naik bus, kamu biasanya masuk melalui pintu belakang dan turun melalui pintu depan. Jika kamu ingin turun di halte tertentu, tekan tombol berhenti yang berada di dekat kursi sebelum bus mencapai halte tujuan. Beberapa bus juga dilengkapi dengan pengumuman dalam bahasa Inggris, sehingga kamu tidak perlu khawatir ketinggalan halte. Jika kamu berencana menggunakan bus secara rutin, pertimbangkan untuk membeli kartu IC atau pass bus harian, yang bisa menghemat biaya perjalanan.
Taksi di Jepang tersedia 24 jam dan menjadi pilihan yang praktis, terutama saat transportasi umum sudah tidak beroperasi (biasanya setelah pukul 24:00). Taksi di Jepang dikenal karena kebersihan dan pelayanannya yang ramah. Sopir taksi biasanya mengenakan seragam rapi dan membuka pintu secara otomatis untuk penumpang. Tarif taksi dimulai dari ¥410 (sekitar Rp 50.000) untuk 1,052 km pertama, dan setiap 237 meter berikutnya dikenakan biaya tambahan sekitar ¥80 (Rp 9.600).
Pada malam hari (pukul 22:00–05:00), tarif taksi biasanya 20–30% lebih mahal dari tarif siang hari. Selain itu, taksi di Jepang juga mengenakan biaya tambahan untuk penumpang yang membawa bagasi besar atau hewan peliharaan. Kebanyakan taksi menerima pembayaran dengan kartu kredit atau kartu IC seperti Suica, tetapi ada baiknya untuk menyiapkan uang tunai sebagai cadangan.
Jika kamu kesulitan menemukan taksi di jalan, kamu bisa memesan melalui aplikasi seperti JapanTaxi atau DiDi, yang merupakan alternatif dari Uber di Jepang. Aplikasi ini memungkinkanmu untuk memesan taksi dengan mudah dan melihat perkiraan tarif sebelum memesan. Taksi juga menjadi pilihan yang baik jika kamu bepergian dalam kelompok kecil atau membawa banyak barang, karena lebih nyaman dibandingkan harus berpindah-pindah kereta atau bus.
Jika kamu berencana mengunjungi daerah terpencil seperti pegunungan, pedesaan, atau pulau-pulau kecil, menyewa mobil bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, perlu diingat bahwa menyetir di Jepang membutuhkan SIM Internasional (International Driving Permit) dan kemampuan untuk berkendara dengan setir di sebelah kiri. Biaya sewa mobil bervariasi tergantung jenis kendaraan, mulai dari ¥5.000 (Rp 600.000) per hari untuk mobil kecil hingga ¥25.000 (Rp 3 juta) untuk mobil premium atau SUV.
Selain biaya sewa, kamu juga perlu mempertimbangkan biaya bensin, tol, dan parkir, yang bisa cukup mahal di kota-kota besar. Beberapa perusahaan rental mobil populer di Jepang antara lain Toyota Rent-a-Car, Nippon Rent-a-Car, dan Times Car Rental. Pastikan untuk memesan mobil jauh-jauh hari, terutama jika kamu berkunjung pada musim liburan, karena permintaan bisa sangat tinggi.
Jika kamu tidak ingin menyetir sendiri, layanan ride-hailing seperti DiDi atau JapanTaxi bisa menjadi alternatif. Meskipun tidak sepopuler Uber, layanan ini cukup andal untuk perjalanan dalam kota. Namun, perlu diingat bahwa ride-hailing di Jepang tidak sefleksibel di negara lain, karena banyak sopir yang hanya beroperasi di area tertentu. Oleh karena itu, pastikan untuk memeriksa ketersediaan sebelum memesan.
Bagi kamu yang ingin menjelajahi kota dengan cara yang lebih santai dan ramah lingkungan, sepeda dan skuter listrik bisa menjadi pilihan yang menarik. Banyak kota besar di Jepang seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto menyediakan layanan bike-sharing, di mana kamu bisa menyewa sepeda untuk perjalanan jarak pendek. Beberapa penyedia bike-sharing populer antara lain Docomo Bike Share dan HELLO CYCLING, dengan tarif sekitar ¥150–¥200 (Rp 18.000–24.000) per 30 menit.
Selain sepeda, skuter listrik juga mulai populer di beberapa kota besar. Layanan seperti LUUP dan Wind eScoot memungkinkan kamu menyewa skuter listrik dengan tarif sekitar ¥15–¥20 (Rp 1.800–2.400) per menit. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan skuter listrik di Jepang memiliki peraturan ketat, seperti keharusan menggunakan helm dan tidak boleh berkendara di trotoar. Pastikan untuk memeriksa syarat dan ketentuan sebelum menggunakan layanan ini.
Keuntungan menggunakan sepeda atau skuter listrik adalah fleksibilitas dan kemudahan untuk menjelajahi area yang sulit dijangkau dengan transportasi umum, seperti taman, area kampus, atau distrik wisata yang sempit. Selain itu, kamu juga bisa menikmati pemandangan kota dengan lebih leluasa. Namun, pastikan untuk selalu mengikuti aturan lalu lintas dan menggunakan jalur yang diperbolehkan untuk menghindari denda.
Jepang terdiri dari ribuan pulau, dan feri menjadi moda transportasi penting untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut. Feri umumnya digunakan untuk perjalanan antar pulau besar, seperti dari Hiroshima ke Miyajima, Osaka ke Shikoku, atau Kagoshima ke Okinawa. Harga tiket feri bervariasi tergantung jarak dan kelas kabin, mulai dari ¥180 (Rp 21.600) untuk feri lokal hingga ¥20.000 (Rp 2,4 juta) untuk feri malam dengan kabin pribadi.
Feri malam (overnight ferry) sangat populer karena memungkinkan kamu untuk tidur selama perjalanan, sehingga menghemat waktu dan biaya akomodasi. Beberapa feri bahkan dilengkapi dengan fasilitas seperti restoran, toko suvenir, dan area bermain anak. Jika kamu berencana membawa kendaraan, pastikan untuk memesan tiket feri jauh-jauh hari, karena slot untuk kendaraan biasanya terbatas.
Selain feri, ada juga kapal cepat (high-speed boat) yang menghubungkan pulau-pulau kecil dengan waktu tempuh yang lebih singkat. Misalnya, perjalanan dari Tokyo ke Pulau Ogasawara memakan waktu sekitar 24 jam dengan feri biasa, tetapi hanya 2,5 jam dengan kapal cepat (meskipun dengan harga yang lebih mahal). Pastikan untuk memeriksa jadwal dan harga tiket melalui situs resmi operator feri sebelum memesan.
Menggunakan transportasi umum di Jepang memang nyaman, tetapi biayanya bisa bertambah jika tidak direncanakan dengan baik. Berikut adalah beberapa tips hemat yang bisa kamu terapkan agar perjalananmu tetap efisien tanpa menguras kantong:
Kartu IC seperti Suica (untuk wilayah Tokyo) atau ICOCA (untuk wilayah Osaka) adalah cara paling praktis untuk membayar transportasi umum. Kamu bisa mengisi saldo kartu ini di mesin otomatis yang tersedia di stasiun kereta atau subway. Keuntungan menggunakan kartu IC adalah tidak perlu repot membeli tiket setiap kali naik transportasi, serta sering kali mendapatkan diskon kecil dibandingkan membayar dengan uang tunai.
Selain untuk transportasi, kartu IC juga bisa digunakan untuk membayar di toko-toko kecil, restoran, atau mesin vending. Kamu bahkan bisa menggunakannya untuk membeli makanan di konbini (toko serba ada) seperti 7-Eleven atau FamilyMart. Pastikan untuk mengembalikan kartu IC sebelum meninggalkan Jepang, karena beberapa kartu (seperti Suica) bisa dikembalikan dengan mendapatkan deposit ¥500 (Rp 60.000) dan sisa saldo.
Jika kamu berencana menjelajahi satu kota dalam sehari, membeli pass harian bisa menghemat banyak biaya. Misalnya, Tokyo Metro 24-Hour Ticket seharga ¥600 (Rp 72.000) memungkinkan kamu naik subway tanpa batas selama 24 jam. Pass serupa juga tersedia di Osaka (Osaka Amazing Pass) dan Kyoto (Kyoto City Bus Pass).
Selain pass harian, ada juga pass regional yang mencakup beberapa kota atau prefektur. Contohnya adalah Kansai Thru Pass, yang memungkinkan kamu naik kereta dan bus tanpa batas di wilayah Kansai (Osaka, Kyoto, Nara, Kobe) selama 2 atau 3 hari. Pass ini sangat cocok jika kamu berencana mengunjungi beberapa kota dalam waktu singkat. Pastikan untuk membandingkan harga pass dengan biaya tiket reguler sebelum membeli, agar kamu benar-benar menghemat.
Jam sibuk di Jepang biasanya terjadi pada pukul 07:00–09:00 dan 17:00–19:00. Pada jam-jam ini, kereta dan subway akan sangat padat, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Selain tidak nyaman, bepergian pada jam sibuk juga berisiko membuatmu terlambat karena kerumunan penumpang.
Jika memungkinkan, rencanakan perjalananmu di luar jam sibuk. Misalnya, jika kamu ingin mengunjungi tempat wisata, berangkatlah lebih pagi (sebelum pukul 07:00) atau setelah pukul 09:30. Selain lebih nyaman, kamu juga bisa menikmati atraksi wisata dengan lebih tenang tanpa kerumunan pengunjung. Jika terpaksa harus bepergian pada jam sibuk, hindari membawa barang bawaan yang besar, karena bisa merepotkan diri sendiri dan penumpang lain.
Meskipun kartu IC sangat praktis, ada kalanya kamu perlu membayar dengan uang tunai, terutama di daerah pedesaan atau saat menggunakan bus kecil. Pastikan untuk selalu menyiapkan uang pas, karena mesin pembayaran di Jepang biasanya tidak memberikan kembalian untuk pecahan kecil. Misalnya, jika harga tiket bus adalah ¥210, mesin tidak akan mengembalikan uang jika kamu membayar dengan ¥500.
Aplikasi navigasi seperti Google Maps, Japan Travel by Navitime, atau Yahoo! Japan Transit sangat membantu untuk merencanakan rute perjalanan. Aplikasi ini tidak hanya menunjukkan jalur terbaik, tetapi juga memberikan informasi tentang jadwal keberangkatan, harga tiket, dan waktu tempuh. Beberapa aplikasi bahkan menyediakan fitur pemberitahuan jika ada perubahan jadwal atau gangguan pada jalur kereta.
Harga tiket transportasi umum di Jepang bisa berubah, terutama selama musim liburan atau hari besar nasional. Misalnya, harga tiket Shinkansen atau feri bisa naik selama Golden Week (akhir April–awal Mei) atau Obon (pertengahan Agustus). Oleh karena itu, selalu periksa harga dan jadwal terbaru melalui situs resmi operator transportasi sebelum memesan.
Selain itu, beberapa perusahaan transportasi menawarkan diskon awal (early bird) atau promo khusus untuk pemesanan online. Misalnya, tiket Shinkansen yang dibeli melalui situs SmartEX atau JR East Train Reservation bisa lebih murah dibandingkan membeli di stasiun. Jika kamu berencana melakukan perjalanan jauh, manfaatkan promo-promo ini untuk menghemat biaya.
Sebelum memulai perjalananmu di Jepang, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan agar pengalaman menggunakan transportasi umum berjalan lancar. Pertama, pastikan kamu memiliki akses internet yang stabil, baik melalui kartu SIM lokal atau pocket Wi-Fi. Hal ini sangat penting untuk menggunakan aplikasi navigasi, memeriksa jadwal transportasi, atau bahkan memesan tiket secara online.
Kedua, pelajari beberapa frasa dasar bahasa Jepang yang berkaitan dengan transportasi, seperti:
Meskipun banyak papan informasi dan pengumuman di stasiun menggunakan bahasa Inggris, kemampuan berkomunikasi dasar dengan petugas atau sopir bus akan sangat membantu, terutama di daerah yang kurang turis.
Terakhir, jika kamu merasa kesulitan dalam merencanakan perjalanan atau membutuhkan bantuan untuk tugas-tugas terkait studi di Jepang, jangan ragu untuk memanfaatkan layanan bantuan dari Tugasin.me. Kami menyediakan berbagai layanan pembantu tugas, termasuk pembuatan rencana perjalanan, penerjemahan dokumen, atau bahkan bantuan untuk tugas akhir dan skripsi. Dengan tim ahli yang berpengalaman, kami siap membantu kamu agar perjalanan atau studi di Jepang berjalan dengan lancar. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi lebih lanjut!
Transportasi umum di Jepang memang dikenal sebagai salah yang terbaik di dunia, dengan sistem yang terorganisir, tepat waktu, dan nyaman. Dengan memahami berbagai pilihan transportasi—mulai dari kereta Shinkansen, subway, bus, hingga feri—kamu bisa menjelajahi Jepang dengan mudah, baik untuk keperluan wisata, studi, maupun bekerja.
Ingatlah untuk selalu merencanakan rute perjalanan dengan baik, memanfaatkan kartu IC atau pass harian untuk menghemat biaya, dan menghindari jam sibuk agar perjalananmu lebih nyaman. Jika kamu membutuhkan bantuan lebih lanjut, baik untuk perencanaan perjalanan atau tugas-tugas akademis selama di Jepang, Tugasin.me siap membantu. Dengan persiapan yang matang, perjalananmu di Jepang pasti akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang