Belajar bahasa Jepang memang menyenangkan, terutama ketika kita mulai memahami kosakata dasar yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu hal fundamental yang harus dikuasai adalah nama-nama hari dalam bahasa Jepang, karena kosakata ini akan sering muncul dalam percakapan, jadwal, atau bahkan saat menentukan janji temu. Tidak hanya sekadar menghafal, setiap nama hari dalam bahasa Jepang juga memiliki arti dan makna unik yang berkaitan dengan elemen alam, planet, atau bahkan filosofi tradisional Jepang.
Bagi pemula, menghafal nama hari mungkin terasa sedikit menantang, tetapi dengan metode yang tepat, prosesnya bisa menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara mudah menghafal nama hari dalam bahasa Jepang beserta artinya, lengkap dengan penjelasan tentang asal-usul kata, keterangan waktu yang sering digunakan, hingga hari-hari sakral dalam budaya Jepang. Selain itu, kami juga akan memberikan tips praktis agar kamu bisa mengingatnya dengan cepat dan mengaplikasikannya dalam percakapan sehari-hari. Yuk, simak pembahasannya sampai selesai!
Sebelum masuk ke pembahasan utama, penting untuk memahami mengapa kosakata ini begitu krusial dalam belajar bahasa Jepang. Nama hari tidak hanya digunakan untuk menyebut tanggal atau jadwal, tetapi juga sering muncul dalam berbagai konteks, seperti:
Dengan menguasai nama hari, kamu tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa, tetapi juga memperluas pemahaman tentang cara berpikir dan kebiasaan orang Jepang. Ini adalah langkah kecil namun signifikan untuk terdengar lebih natural dan percaya diri saat berbicara.
Sebelum menghafal nama hari, akan lebih mudah jika kamu terlebih dahulu memahami kosa kata keterangan waktu yang sering digunakan bersamaan dengan hari. Keterangan waktu ini akan membantu kamu membentuk kalimat yang lebih lengkap dan natural. Berikut adalah beberapa frasa penting yang perlu diingat:
Kata asa digunakan untuk menyebut waktu pagi secara umum, biasanya dari jam 5 hingga 10 pagi. Contoh penggunaan: "Saya sarapan pagi ini" (Kesa, asagohan o tabemashita). Dalam percakapan, asa juga sering digabungkan dengan kata lain, seperti hayai asa (pagi buta) atau osa (pagi siang, sekitar jam 10).
Untuk menyebut "tadi pagi", gunakan kesa (今朝). Misalnya: "Tadi pagi saya terlambat bangun" (Kesa, okikure shimashita). Kata ini sangat berguna dalam cerita atau menjelaskan kejadian yang baru saja terjadi.
Kyō adalah kata yang paling sering digunakan untuk menyebut hari ini. Contoh: "Hari ini cuacanya cerah" (Kyō wa hare desu). Kata ini juga bisa digabungkan dengan keterangan waktu lain, seperti kyō no asa (pagi hari ini) atau kyō no yoru (malam hari ini).
Dalam konteks formal, seperti di tempat kerja atau sekolah, kyō sering digunakan untuk mengonfirmasi jadwal. Misalnya: "Apakah pertemuan hari ini tetap dilaksanakan?" (Kyō no kaigi wa okonawaremasu ka?).
Ashita berarti besok, dan sering digunakan untuk merencanakan sesuatu. Contoh: "Besok saya akan pergi ke Tokyo" (Ashita, Tōkyō ni ikimasu). Dalam bahasa Jepang, ashita juga bisa digabungkan dengan kata lain, seperti asa-ashita (besok pagi) atau ashita no gogo (besok siang).
Untuk menyebut "lusa" (dua hari setelah besok), gunakan asatte (明後日). Misalnya: "Lusa saya akan libur" (Asatte, yasumi desu). Kata ini sering digunakan dalam percakapan santai atau saat membuat rencana jangka pendek.
Senshū digunakan untuk menyebut minggu sebelumnya. Contoh: "Minggu lalu saya pergi ke Osaka" (Senshū, Ōsaka ni ikimashita). Kata ini sering muncul dalam cerita atau saat membahas kejadian yang sudah lewat.
Sementara raishū (来週) berarti "minggu depan", dan konshū (今週) berarti "minggu ini". Ketiga kata ini sangat penting untuk membicarakan jadwal atau rencana mingguan. Misalnya: "Minggu ini saya sibuk" (Konshū wa isogashii desu).
Dengan menguasai keterangan waktu ini, kamu akan lebih mudah menggabungkan nama hari dengan konteks waktu, seperti "Senin pagi" (Getsu-yōbi no asa) atau "Jumat malam" (Kin-yōbi no yoru). Ini akan membuat percakapanmu terdengar lebih alami dan lancar.
Sekarang, mari kita bahas nama-nama hari dalam bahasa Jepang beserta artinya. Tidak seperti dalam bahasa Indonesia yang hanya menyebut hari berdasarkan urutan (Senin, Selasa, dst.), setiap hari dalam bahasa Jepang memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan elemen alam, planet, atau bahkan mitologi. Berikut adalah daftar lengkapnya:
Hari Senin dalam bahasa Jepang adalah getsu-yōbi, yang berasal dari kata getsu (月) berarti "bulan". Dalam astronomi tradisional Jepang, Senin dikaitkan dengan Bulan, yang dalam budaya Asia sering dianggap sebagai simbol keindahan dan ketenangan. Menariknya, dalam kalender Jepang, Senin adalah hari kedua dalam seminggu, karena Minggu (nichi-yōbi) dianggap sebagai hari pertama.
Untuk menghafalnya, bayangkan bulan yang bersinar di malam hari. Kamu juga bisa mengasosiasikannya dengan kata "Monday" dalam bahasa Inggris yang juga berkaitan dengan "Moon" (bulan). Contoh penggunaan: "Saya memiliki rapat pada hari Senin" (Getsu-yōbi ni kaigi ga arimasu).
Selasa disebut ka-yōbi, dengan ka (火) berarti "api". Kata ini terkait dengan planet Mars, yang dalam astronomi kuno dianggap sebagai "planet api" karena warnanya yang merah menyala. Dalam budaya Jepang, api melambangkan energi, semangat, dan terkadang kemarahan.
Untuk mengingatnya, bayangkan api yang berkobar atau warna merah yang mencolok. Kamu juga bisa mengaitkannya dengan "Tuesday" dalam bahasa Inggris yang berasal dari "Tyr", dewa perang Nordik yang juga berkaitan dengan Mars. Contoh: "Hari Selasa adalah hari favorit saya" (Ka-yōbi wa suki na hi desu).
Rabu disebut sui-yōbi, dengan sui (水) berarti "air". Kata ini merujuk pada planet Merkurius, yang dalam mitologi Jepang dan Tiongkok dikaitkan dengan elemen air karena sifatnya yang mengalir dan fleksibel. Air juga melambangkan kesucian dan kehidupan dalam budaya Jepang.
Untuk menghafalnya, bayangkan sungai yang mengalir atau hujan yang turun. Kamu bisa mengaitkannya dengan "Wednesday" dalam bahasa Inggris yang berasal dari "Woden", dewa kebijaksanaan dalam mitologi Nordik, mirip dengan Merkurius yang merupakan dewa komunikasi dalam mitologi Romawi. Contoh: "Saya berenang setiap hari Rabu" (Mainichi sui-yōbi ni oyogimasu).
Kamis disebut moku-yōbi, dengan moku (木) berarti "pohon" atau "kayu". Kata ini terkait dengan planet Jupiter, yang dalam astronomi kuno dianggap sebagai "planet pohon" karena kaitannya dengan pertumbuhan dan kelimpahan. Pohon juga melambangkan kekuatan dan ketahanan dalam budaya Jepang.
Untuk mengingatnya, bayangkan pohon besar yang rindang atau hutan yang hijau. Kamu bisa mengaitkannya dengan "Thursday" dalam bahasa Inggris yang berasal dari "Thor", dewa petir dalam mitologi Nordik, yang juga berkaitan dengan kekuatan alam. Contoh: "Saya akan menanam pohon pada hari Kamis" (Moku-yōbi ni ki o uemasu).
Jumat disebut kin-yōbi, dengan kin (金) berarti "emas". Kata ini merujuk pada planet Venus, yang dalam astronomi kuno dianggap sebagai "planet emas" karena kecemerlangannya. Emas juga melambangkan kekayaan, keindahan, dan kemewahan dalam budaya Jepang.
Untuk menghafalnya, bayangkan perhiasan emas yang berkilau atau matahari terbenam yang keemasan. Kamu bisa mengaitkannya dengan "Friday" dalam bahasa Inggris yang berasal dari "Frigg", dewi cinta dalam mitologi Nordik, mirip dengan Venus yang merupakan dewi cinta dalam mitologi Romawi. Contoh: "Saya akan belanja pada hari Jumat" (Kin-yōbi ni kaimono ni ikimasu).
Sabtu disebut do-yōbi, dengan do (土) berarti "tanah". Kata ini terkait dengan planet Saturnus, yang dalam astronomi kuno dianggap sebagai "planet tanah" karena sifatnya yang stabil dan kokoh. Tanah juga melambangkan fondasi dan kestabilan dalam budaya Jepang.
Untuk mengingatnya, bayangkan tanah yang subur atau gunung yang kokoh. Kamu bisa mengaitkannya dengan "Saturday" dalam bahasa Inggris yang berasal dari "Saturn", nama planet yang sama. Contoh: "Saya akan membersihkan rumah pada hari Sabtu" (Do-yōbi ni ie o sōji shimasu).
Minggu disebut nichi-yōbi, dengan nichi (日) berarti "matahari". Kata ini merujuk pada Matahari, yang dalam banyak budaya dianggap sebagai sumber kehidupan dan energi. Dalam kalender Jepang, Minggu adalah hari pertama dalam seminggu, berbeda dengan sistem Barat yang memulai dengan Senin.
Untuk menghafalnya, bayangkan matahari yang bersinar terang atau hari libur yang cerah. Kamu bisa mengaitkannya dengan "Sunday" dalam bahasa Inggris yang berasal dari "Sun" (matahari). Contoh: "Saya akan berlibur pada hari Minggu" (Nichi-yōbi ni yasumimasu).
Dengan memahami asal-usul dan makna di balik setiap nama hari, proses menghafal akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kamu tidak hanya sekadar mengingat kata-kata, tetapi juga memahami budaya dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
Menghafal tujuh nama hari mungkin terdengar menantang, tetapi dengan metode yang tepat, kamu bisa menguasainya dalam waktu singkat. Berikut adalah beberapa tips efektif yang bisa kamu coba:
Setiap nama hari dalam bahasa Jepang berkaitan dengan elemen alam (bulan, api, air, dll.). Cobalah untuk membayangkan gambar atau simbol yang mewakili masing-masing hari. Misalnya, untuk getsu-yōbi (Senin), bayangkan bulan purnama; untuk ka-yōbi (Selasa), bayangkan api yang menyala. Semakin jelas gambarannya, semakin mudah kamu mengingatnya.
Kamu juga bisa membuat mind map dengan menggambar setiap elemen dan menuliskan nama harinya di bawahnya. Metode visual ini sangat efektif bagi mereka yang memiliki memori fotografis.
Mengubah nama hari menjadi lagu atau ritme akan membuatnya lebih mudah diingat. Misalnya, kamu bisa menyanyikan: "Getsu, ka, sui, moku, kin, do, nichi!" dengan irama yang catchy. Banyak pelajar bahasa Jepang menggunakan metode ini karena musik membantu mengaktifkan memori jangka panjang.
Jika kamu kesulitan membuat lagu sendiri, cari lagu anak-anak Jepang tentang hari dalam seminggu di internet. Mendengarkannya berulang kali akan membantu kamu menghafal dengan sendirinya.
Cobalah untuk menggunakan nama hari dalam percakapan, bahkan jika hanya sekadar berbicara pada diri sendiri. Misalnya: "Hari ini adalah Rabu, sui-yōbi." atau "Besok adalah Kamis, moku-yōbi." Semakin sering kamu mengucapkannya, semakin terbiasa lidahmu dengan pelafalan yang benar.
Kamu juga bisa menulis jadwal harian dalam bahasa Jepang. Misalnya: "Getsu-yōbi: Shigoto (kerja), Ka-yōbi: Eigo no benkyō (belajar bahasa Inggris)." Ini akan melatihmu untuk mengaitkan hari dengan aktivitas.
Flashcard adalah alat yang sangat efektif untuk menghafal kosakata. Tulislah nama hari dalam bahasa Jepang di satu sisi dan artinya di sisi lain. Ulangi latihan ini setiap hari hingga kamu bisa mengingatnya tanpa melihat. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi seperti Anki atau Quizlet yang menyediakan fitur flashcard digital.
Beberapa aplikasi belajar bahasa Jepang juga memiliki fitur kuis interaktif untuk menguji pemahamanmu tentang nama hari. Dengan berlatih secara teratur, kamu akan melihat kemajuan yang pesat.
Belajar bersama teman bisa membuat proses menghafal menjadi lebih menyenangkan. Kamu bisa saling bertanya nama hari atau membuat permainan tebak-tebakan. Misalnya, satu orang menyebutkan hari dalam bahasa Indonesia, dan yang lain menjawab dalam bahasa Jepang.
Jika tidak memiliki teman yang belajar bahasa Jepang, bergabunglah dengan komunitas online atau forum belajar. Banyak grup di media sosial yang khusus membahas bahasa Jepang, di mana kamu bisa bertukar ilmu dan berlatih bersama.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu akan menemukan bahwa menghafal nama hari dalam bahasa Jepang bukanlah hal yang sulit. Yang terpenting adalah konsistensi dan kesabaran. Jangan ragu untuk mencoba berbagai metode hingga menemukan yang paling cocok untukmu.
Selain nama hari biasa, dalam budaya Jepang juga terdapat konsep rokuyō (六曜), yaitu enam jenis hari sakral yang dipercaya memengaruhi keberuntungan. Konsep ini berasal dari kalender tradisional Tiongkok dan masih digunakan hingga sekarang, terutama dalam menentukan hari baik untuk acara penting seperti pernikahan, pemakaman, atau pembukaan usaha. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing hari sakral:
Dai-an dianggap sebagai hari paling mujur dalam rokuyō. Pada hari ini, segala aktivitas, terutama yang berkaitan dengan perayaan atau permulaan baru (seperti pernikahan, pembukaan toko, atau perjalanan), dipercaya akan berjalan lancar dan membawa keberuntungan. Banyak pasangan Jepang yang memilih menikah pada hari dai-an karena keyakinan ini.
Contoh penggunaan: "Saya akan melamar pekerjaan pada hari dai-an karena dipercaya membawa keberuntungan" (Dai-an no hi ni shūshoku no mōshikomi o shimasu, kōun ga aru kara).
Pada hari sakigachi, waktu sebelum tengah hari (pukul 11.00) dianggap baik untuk memulai sesuatu, sementara sore harinya dianggap kurang menguntungkan. Hari ini cocok untuk kegiatan seperti menandatangani kontrak, memulai proyek, atau melakukan pertemuan penting.
Contoh: "Kita harus menyelesaikan negosiasi sebelum siang karena hari ini sakigachi" (Kyō wa sakigachi nanode, hiruma made ni dānpan o kanryō shimashō).
Tomobiki secara harfiah berarti "menarik teman," tetapi dalam konteks rokuyō, hari ini dianggap tidak baik untuk pemakaman karena dipercaya roh orang yang meninggal akan "menarik" teman atau kerabatnya untuk segera menyusul. Namun, hari ini dianggap baik untuk acara berkumpul atau pesta.
Contoh: "Pemakaman dijadwalkan ulang karena hari ini tomobiki" (Kyō wa tomobiki nanode, sōgi wa saikai shimasu).
Hari sakimake dianggap sebagai hari di mana segala sesuatu berisiko gagal, terutama jika dilakukan tanpa persiapan matang. Hari ini cocok untuk refleksi atau perencanaan, tetapi tidak untuk memulai sesuatu yang baru. Banyak orang Jepang yang menghindari mengambil keputusan penting pada hari ini.
Contoh: "Saya akan menunda peluncuran produk karena hari ini sakimake" (Kyō wa sakimake nanode, shōhin no happyō wa okureru koto ni shimasu).
Butsumetsu adalah hari paling sial dalam rokuyō. Nama ini berasal dari kata "Buddha" (butsu) dan "musnah" (metsu), yang menunjukkan bahwa hari ini dianggap membawa bencana. Banyak orang Jepang yang menghindari kegiatan penting seperti pernikahan, perjalanan jauh, atau pembelian besar pada hari ini.
Contoh: "Saya tidak akan menandatangani kontrak hari ini karena butsumetsu" (Kyō wa butsumetsu nanode, keiyaku ni sainu shinai).
Shakkō dianggap sebagai hari yang penuh bahaya, terutama pada siang hari (pukul 11.00–13.00). Hari ini dipercaya membawa kecelakaan atau konflik, sehingga banyak orang yang menghindari kegiatan berisiko seperti berkendara jauh atau bertengkar. Namun, pagi dan sore harinya dianggap lebih aman.
Contoh: "Saya akan menghindari berkendara pada siang hari karena hari ini shakkō" (Kyō wa shakkō nanode, hiruma no unten wa yameru).
Meskipun banyak orang Jepang modern tidak lagi mempercayai rokuyō secara kaku, konsep ini masih sering muncul dalam kalender dan acara-acara tradisional. Mengetahui hari sakral ini akan membantu kamu memahami kebiasaan dan kepercayaan lokal, terutama jika kamu berencana tinggal atau bekerja di Jepang.
Setelah memahami teori, saatnya mempraktikkan nama hari dalam kalimat. Berikut adalah beberapa contoh percakapan sehari-hari yang bisa kamu coba:
Pertanyaan: "Hari apa hari ini?" (Kyō wa nan-yōbi desu ka?)
Jawaban: "Hari ini adalah Kamis" (Kyō wa moku-yōbi desu).
Pertanyaan: "Kapan kamu libur?" (Dōyōbi ni yasumi desu ka?)
Jawaban: "Saya libur pada hari Sabtu dan Minggu" (Do-yōbi to nichi-yōbi ni yasumi desu).
Pertanyaan: "Bisakah kita bertemu pada hari Selasa?" (Ka-yōbi ni aimashō ka?)
Jawaban: "Maaf, saya sibuk pada hari Selasa. Bagaimana dengan hari Rabu?" (Ka-yōbi wa isogashii desu. Sui-yōbi wa dō desu ka?)
Pertanyaan: "Apakah hari ini hari baik?" (Kyō wa kōun na hi desu ka?)
Jawaban: "Ya, hari ini adalah dai-an, jadi hari yang sangat baik!" (Hai, kyō wa dai-an desu node, totemo kōun na hi desu!)
Cobalah untuk menggunakan contoh-contoh di atas dalam percakapan sehari-hari, baik dengan teman belajar maupun saat berbicara sendiri. Semakin sering kamu berlatih, semakin natural pengucapanmu akan terdengar.
Menghafal nama hari dalam bahasa Jepang memang membutuhkan usaha, tetapi dengan metode yang tepat dan latihan yang konsisten, kamu pasti bisa menguasainya. Ingatlah bahwa setiap nama hari memiliki makna dan sejarah yang menarik, sehingga proses belajar tidak hanya sekadar menghafal, tetapi juga memahami budaya Jepang yang kaya.
Jika kamu merasa kesulitan, jangan ragu untuk mencari bantuan. Di Tugasin.me, kami menyediakan layanan bimbingan belajar bahasa Jepang yang bisa membantu kamu menguasai kosakata dasar, tata bahasa, hingga percakapan sehari-hari. Dengan pendampingan dari tutor berpengalaman, proses belajarmu akan menjadi lebih terstruktur dan menyenangkan. Yuk, kunjungi Tugasin.me sekarang dan mulai perjalanan belajarmu dengan lebih percaya diri!
Selamat belajar, dan semoga sukses dalam menguasai bahasa Jepang!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang