Berencana berlibur atau tinggal di Jepang? Sebelum berangkat, ada baiknya kamu mempelajari beberapa kata yang terdengar biasa di Indonesia, tetapi bisa menimbulkan kesalahpahaman serius di negeri sakura. Salah satu kata yang sering digunakan sehari-hari di Indonesia—mangkok—ternyata memiliki arti sensitif dalam bahasa Jepang. Tanpa disadari, pengucapan kata ini secara sembarangan bisa membuatmu malu atau bahkan menyinggung orang lain.
Mangkok memang identik dengan wadah makanan berkuah yang umum ditemukan di rumah-rumah Indonesia. Namun, di Jepang, kata ini memiliki konotasi yang sama sekali berbeda dan tidak pantas diucapkan di tempat umum. Tidak hanya mangkok, beberapa kata lain dalam bahasa Indonesia juga memiliki arti yang tabu atau kasar dalam bahasa Jepang. Lalu, apa saja kata-kata tersebut, dan mengapa pengucapannya harus dihindari? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini agar kamu tidak salah langkah saat berada di Jepang.
Secara harfiah, mangkok dalam bahasa Indonesia merujuk pada wadah bulat yang biasanya digunakan untuk menyajikan makanan berkuah, seperti sup atau bubur. Namun, masalah muncul ketika kata ini diucapkan tanpa huruf "k" di akhir—yaitu manko. Dalam bahasa Jepang, manko (まんこ) adalah istilah vulgar yang merujuk pada organ intim perempuan. Oleh karena itu, mengucapkan "mangkok" dengan pelafalan yang tidak jelas atau terpotong bisa terdengar seperti manko, yang tentu sangat tidak pantas.
Hal ini menjadi perhatian khusus bagi wisatawan Indonesia karena kebiasaan kita mengucapkan kata "mangkok" dengan cepat atau tidak tegas. Misalnya, saat memesan makanan di restoran atau berbicara dengan teman, pelafalan yang kurang jelas bisa membuat lawan bicara salah mengartikan. Untuk menghindari kesalahpahaman, sebaiknya ganti kata "mangkok" dengan alternatif seperti chawan (茶碗), yang berarti mangkuk dalam bahasa Jepang. Dengan begitu, kamu tetap bisa berkomunikasi tanpa risiko menyinggung orang lain.
Selain "mangkok", ada kata lain dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti sensitif dalam bahasa Jepang, yaitu cincin. Di Indonesia, cincin adalah perhiasan yang dikenakan di jari, sering kali melambangkan cinta atau komitmen. Namun, dalam bahasa Jepang, pengucapan chin chin (ちんちん) merujuk pada organ intim pria. Kata ini dianggap sangat kasar dan tidak sopan, sehingga sebaiknya tidak diucapkan, terutama di tempat umum.
Masalahnya, kata "cincin" dalam bahasa Indonesia terdengar sangat mirip dengan chin chin jika diucapkan dengan cepat. Misalnya, saat kamu bertanya, "Di mana toko cincin?" kepada orang Jepang, mereka mungkin akan kebingungan atau bahkan tersinggung. Untuk menghindari situasi memalukan, gunakan kata yubiwa (指輪) yang berarti cincin dalam bahasa Jepang. Dengan begitu, komunikasi kamu akan tetap lancar dan profesional.
Menariknya, kata chin chin sendiri memiliki arti berbeda di negara lain. Di Italia, misalnya, chin chin merujuk pada roti bakar, sementara dalam bahasa Inggris, kata ini terkadang digunakan sebagai sapaan informal. Ini membuktikan bahwa satu kata bisa memiliki makna yang sangat beragam tergantung konteks budaya dan bahasa. Oleh karena itu, selalu periksa arti kata sebelum menggunakannya di negara asing.
Tidak hanya "mangkok" dan "cincin", masih ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang bisa menimbulkan kesalahpahaman di Jepang. Salah satunya adalah kata "babi". Di Indonesia, babi merujuk pada hewan, tetapi dalam bahasa Jepang, baka (バカ) berarti "bodoh" atau "tolol". Jika kamu tanpa sengaja mengucapkan kata ini, orang Jepang mungkin akan merasa tersinggung. Untuk menghindarinya, gunakan kata buta (豚) saat merujuk pada hewan babi.
Kata lain yang perlu diperhatikan adalah "pantat". Dalam bahasa Jepang, shiri (しり) atau oshiri (おしり) adalah istilah yang lebih sopan untuk bagian tubuh tersebut. Namun, jika kamu mengucapkan kata ini dengan nada atau konteks yang salah, bisa terdengar tidak pantas. Selain itu, kata "kencing" dalam bahasa Indonesia terdengar mirip dengan kuso (くそ) dalam bahasa Jepang, yang berarti "kotoran" atau "sampah" dan dianggap kasar. Sebaiknya gunakan toire (トイレ) untuk toilet atau shonben (小便) untuk buang air kecil.
Kesalahan-kesalahan seperti ini sering terjadi karena perbedaan pelafalan dan makna antarbahasa. Oleh karena itu, sebelum berkunjung ke Jepang, luangkan waktu untuk mempelajari beberapa kata dasar dan frasa sopan. Ini tidak hanya akan membantu kamu berkomunikasi dengan lebih baik, tetapi juga menunjukkan rasa hormat terhadap budaya setempat.
Untuk menghindari kesalahpahaman yang tidak diinginkan, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan saat berkomunikasi di Jepang. Pertama, ucapkan kata dengan jelas dan perlahan, terutama jika kamu sedang belajar bahasa Jepang. Ini akan membantu lawan bicara memahami maksudmu tanpa salah tafsir. Kedua, pelajari alternatif kata yang sopan sebelum mengunjungi Jepang. Misalnya, seperti yang sudah dibahas, ganti "mangkok" dengan chawan dan "cincin" dengan yubiwa.
Ketiga, jangan ragu bertanya jika tidak yakin. Orang Jepang umumnya ramah dan akan dengan senang hati membantu jika kamu bertanya dengan sopan. Kamu bisa menggunakan frasa seperti "Sumimasen, kore wa nan to iimasu ka?" (すみません、これは何と言いますか?) yang berarti "Maaf, ini disebut apa?" untuk menanyakan kata yang tepat. Terakhir, perhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah lawan bicara. Jika mereka terlihat bingung atau tidak nyaman, bisa jadi ada kesalahan dalam pengucapan atau pemilihan kata.
Dengan menerapkan tips-tips ini, kamu bisa berkomunikasi dengan lebih percaya diri dan menghindari situasi memalukan. Ingat, kesopanan dan kehati-hatian dalam berbicara sangat dihargai dalam budaya Jepang. Jadi, selalu berusaha untuk berbicara dengan cara yang sesuai dan hormat.
Jika kamu serius ingin menguasai bahasa Jepang dan menghindari kesalahan-kesalahan seperti yang sudah dibahas, belajar secara terstruktur adalah kunci utamanya. Memahami tidak hanya kosakata, tetapi juga konteks budaya dan nuansa bahasa akan membantumu berkomunikasi dengan lebih efektif. Di Tugasin.me, kami menyediakan layanan bimbingan untuk belajar bahasa Jepang, mulai dari dasar hingga tingkat lanjut.
Dengan bantuan tutor berpengalaman, kamu akan diajarkan tidak hanya tata bahasa dan kosakata, tetapi juga etika berkomunikasi dalam bahasa Jepang. Kamu akan belajar bagaimana menggunakan kata-kata dengan tepat, menghindari kesalahan umum, dan berbicara dengan percaya diri. Selain itu, kami juga menawarkan bimbingan untuk tugas-tugas akademis, seperti penulisan esai atau makalah dalam bahasa Jepang, sehingga kamu bisa menguasai bahasa ini secara menyeluruh.
Jangan biarkan kesalahan sepele merusak pengalamanmu di Jepang. Mulailah belajar sejak dini dan persiapkan dirimu dengan baik. Dengan demikian, perjalanan atau tinggalmu di negeri sakura akan menjadi lebih menyenangkan dan bebas dari kesalahpahaman. Segera hubungi Tugasin.me untuk mendapatkan bimbingan terbaik dalam mempelajari bahasa Jepang!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang