Belajar bahasa Jepang memang menantang, terutama ketika berhadapan dengan sistem penyebutan angka yang berbeda dari bahasa Indonesia. Salah satu hal dasar yang sering membuat pemula bingung adalah perbedaan antara angka Arab (seperti yang kita gunakan sehari-hari) dan angka Kanji (sistem tradisional Jepang). Kedua sistem ini memiliki aturan, kegunaan, dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Jika kamu sedang mempelajari bahasa Jepang—baik untuk keperluan akademis, pekerjaan, atau sekadar hobi—memahami cara menyebut angka dengan benar adalah langkah penting. Lalu, mana yang lebih mudah: menggunakan angka Arab atau Kanji? Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan keduanya, kapan masing-masing sistem digunakan, serta tips praktis agar kamu bisa menguasainya dengan cepat. Simak sampai selesai, ya!
Sistem angka Arab dalam bahasa Jepang menggunakan karakter numerik yang sama seperti yang kita kenal: 0, 1, 2, 3, dan seterusnya. Meskipun penulisannya mirip, cara membacanya tetap mengikuti aturan bahasa Jepang. Sistem ini paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat menulis alamat, nomor telepon, harga barang, atau tanggal. Keunggulannya? Lebih mudah dipahami oleh pelajar pemula karena sudah familiar dengan bentuk angkanya.
Berikut adalah cara membaca angka Arab dari 0 hingga 10, beserta beberapa catatan penting:
Angka nol dalam bahasa Jepang langsung diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu "zero". Penggunaannya sangat umum, terutama dalam konteks matematika atau teknologi. Misalnya, saat menyebut suhu "0 derajat", kamu cukup mengatakan "zero do".
Namun, dalam beberapa kasus formal (seperti dokumen resmi), angka nol juga bisa ditulis dengan Kanji sebagai 零 (rei). Contohnya, saat menulis tahun "2024", orang Jepang sering menuliskannya sebagai "二千二十四年" (ni-sen ni-jū yon-nen), di mana "0" pada "20" tidak disebutkan.
Angka satu dibaca "ichi", tetapi dalam beberapa konteks, pelafalannya bisa berubah. Misalnya, saat menghitung benda, angka satu sering diucapkan sebagai "hitotsu" (satu buah). Ini adalah contoh bagaimana bahasa Jepang menyesuaikan penyebutan angka berdasarkan kata benda yang diikutinya.
Perubahan ini juga terjadi pada angka lain, seperti "ni" (dua) yang bisa menjadi "futatsu" saat menghitung benda. Oleh karena itu, meskipun angka Arab terlihat sederhana, kamu tetap perlu memperhatikan konteks pengucapannya.
Angka empat memiliki dua cara pengucapan: "shi" dan "yon". Penggunaan "shi" lebih formal dan umum dalam penulisan, sementara "yon" sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menghindari kebingungan dengan kata "shi" (yang juga berarti "kematian" dalam bahasa Jepang).
Contohnya, saat menyebut nomor telepon "0812-3456", angka "4" akan dibaca "yon" agar tidak terdengar seperti pembicaraan tentang kematian. Ini menunjukkan betapa pentingnya memahami nuansa budaya dalam penggunaan angka.
Sama seperti angka empat, angka tujuh juga memiliki dua pengucapan: "shichi" dan "nana". "Shichi" lebih umum dalam penulisan formal, sementara "nana" sering digunakan dalam percakapan untuk memudahkan pengucapan, terutama saat angka tujuh berdiri sendiri.
Misalnya, saat menyebut "jam 7 pagi", orang Jepang akan mengatakan "shichi-ji". Namun, jika kamu sedang menghitung uang atau barang, "nana" mungkin terdengar lebih alami. Fleksibilitas ini membuat sistem angka Arab tetap praktis meskipun ada variasi.
Untuk angka di atas 10, sistem angka Arab tetap mengikuti pola yang sama dengan bahasa Indonesia. Misalnya, 20 adalah "ni-jū" (2 × 10), 35 adalah "san-jū go" (3 × 10 + 5), dan seterusnya. Sistem ini sangat membantu bagi pemula karena logis dan mudah diingat.
Berbeda dengan angka Arab, sistem angka Kanji menggunakan karakter-karakter khusus yang berasal dari bahasa Tiongkok kuno. Sistem ini lebih kompleks karena melibatkan penulisan dan pengucapan yang spesifik, terutama untuk angka besar. Meskipun terlihat rumit, Kanji tetap digunakan dalam situasi-situasi tertentu, seperti:
Berikut adalah beberapa angka dasar dalam Kanji beserta penjelasannya:
Meskipun sama dengan angka Arab, karakter Kanji untuk angka satu (一) memiliki bentuk yang sederhana namun penting. Dalam penulisan formal, karakter ini sering dimodifikasi tergantung konteksnya. Misalnya, saat menulis "satu orang", kamu akan menggunakan "一人" (hitori), bukan hanya "ichi".
Perhatikan juga bahwa dalam beberapa kasus, angka satu bisa dihilangkan dalam penulisan. Contohnya, "10 yen" ditulis sebagai "十円" (jū-en), tanpa perlu menyebut "ichi" di depannya.
Angka sepuluh dalam Kanji ditulis sebagai 十 dan dibaca "jū". Ini adalah dasar untuk membentuk angka-angka puluhan lainnya. Misalnya, 20 adalah "二十" (ni-jū), 30 adalah "三十" (san-jū), dan seterusnya.
Yang menarik, saat angka sepuluh digabungkan dengan angka satuan, pengucapannya tetap konsisten. Contohnya, 11 adalah "jū-ichi" (10 + 1), 15 adalah "jū-go" (10 + 5). Ini membuat sistem Kanji untuk angka puluhan lebih terstruktur dibandingkan beberapa bahasa lain.
Angka seratus dalam Kanji ditulis sebagai 百 dan dibaca "hyaku". Untuk angka ratusan, pola penulisannya mirip dengan puluhan. Misalnya, 200 adalah "ni-hyaku", 300 adalah "san-byaku" (perhatikan perubahan dari "hyaku" menjadi "byaku" karena pengaruh bunyi).
Salah satu tantangan dalam Kanji adalah perubahan pengucapan pada angka tertentu. Misalnya, 300 dibaca "san-byaku", bukan "san-hyaku", karena "san" (3) memengaruhi bunyi "hyaku". Ini adalah contoh bagaimana Kanji memerlukan latihan mendengarkan dan mengucapkan secara aktif.
Angka seribu dalam Kanji ditulis sebagai 千 dan dibaca "sen". Untuk angka ribuan, pola penulisannya tetap konsisten. Misalnya, 2,000 adalah "ni-sen", 5,000 adalah "go-sen".
Namun, saat angka ribuan digabungkan dengan ratusan atau puluhan, pengucapannya bisa sedikit rumit. Contohnya, 1,500 adalah "sen go-hyaku" (1000 + 500), sementara 2,345 adalah "ni-sen san-byaku yon-jū go". Ini menunjukkan bahwa Kanji memerlukan pemahaman tentang urutan angka yang jelas.
Ini adalah titik di mana sistem Kanji mulai terasa sangat berbeda dari angka Arab. Dalam bahasa Jepang, 10,000 adalah satu unit dasar yang disebut "man". Ini mirip dengan konsep "ribuan" dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan skala yang lebih besar.
Contohnya, 20,000 adalah "ni-man", 50,000 adalah "go-man", dan 100,000 adalah "jū-man". Untuk angka yang lebih besar, seperti 1,000,000, orang Jepang akan mengatakan "hyaku-man" (100 × 10,000), bukan "satu juta" seperti dalam bahasa Indonesia.
Untuk angka yang jauh lebih besar (seperti miliar atau triliun), sistem Kanji menggunakan unit-unit khusus seperti:
Meskipun angka-angka ini jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mereka tetap penting dalam konteks bisnis, ekonomi, atau sastra klasik. Bagi pelajar bahasa Jepang, memahami sistem Kanji untuk angka besar akan sangat berguna jika kamu berencana bekerja atau studi di Jepang.
Pertanyaan ini sering diajukan oleh pemula, dan jawabannya tergantung pada tujuan belajar dan konteks penggunaan. Berikut adalah perbandingan keduanya:
Jika kamu baru mulai belajar bahasa Jepang, sistem angka Arab adalah pilihan terbaik. Alasannya:
Kamu bisa mulai dengan menghafal angka 0-10, lalu berlatih menghitung hingga 100. Setelah itu, lanjutkan dengan angka ribuan menggunakan pola "sen" (1,000) dan "man" (10,000). Dengan latihan rutin, kamu akan mahir dalam waktu singkat.
Meskipun lebih rumit, menguasai angka Kanji memberikan beberapa keuntungan:
Untuk menguasai Kanji, kamu perlu latihan menulis secara teratur dan memahami pola-pola pengucapan yang berubah (seperti "hyaku" menjadi "byaku"). Mulailah dengan angka dasar (1-100), lalu lanjutkan ke ribuan dan jutaan. Gunakan flashcard atau aplikasi belajar Kanji untuk mempercepat proses.
Jadi, mana yang harus diprioritaskan? Keduanya penting, tetapi kamu bisa mulai dengan angka Arab terlebih dahulu jika tujuannya adalah komunikasi sehari-hari. Setelah mahir, baru perlahan-perlahan mempelajari Kanji untuk keperluan yang lebih formal.
Agar proses belajar lebih efektif, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
Cobalah untuk menerapkan angka Jepang dalam aktivitasmu. Misalnya, saat belanja, hitung harga barang dalam bahasa Jepang. Atau, saat melihat jam, ucapkan waktu dalam bahasa Jepang (contoh: "ima wa ku-ji desu" untuk pukul 9).
Semakin sering kamu menggunakan angka dalam konteks nyata, semakin cepat otakmu terbiasa. Kamu juga bisa menempelkan stiker angka Jepang di sekitar rumah (misalnya, di kulkas atau cermin) sebagai pengingat visual.
Bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat bergantung pada pengucapan dan intonasi. Oleh karena itu, mendengarkan cara native speaker mengucapkan angka sangat penting. Kamu bisa menggunakan:
Perhatikan especialmente perbedaan antara "shi" dan "yon", atau "shichi" dan "nana", karena ini sering menjadi sumber kebingungan.
Jangan terburu-buru mempelajari angka jutaan atau miliaran jika kamu masih kesulitan dengan angka puluhan. Mulailah dari yang kecil:
Setiap kali kamu merasa sudah menguasai satu tingkat, ujilah dirimu dengan soal latihan atau permainan angka (seperti tebak-tebakan dengan teman).
Ada banyak sumber daya yang bisa membantumu, seperti:
Jika kamu merasa kesulitan, jangan ragu untuk mencari bantuan. Di Tugasin.me, kami menyediakan layanan bimbingan untuk tugas atau skripsi terkait bahasa Jepang. Tim ahli kami siap membantumu memahami konsep-konsep sulit, termasuk sistem angka, dengan penjelasan yang jelas dan mudah dipahami.
Saat belajar angka Jepang, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan pemula. Menghindari kesalahan ini akan membuat pembelajaranmu lebih efisien:
Seperti yang sudah disebutkan, angka empat bisa dibaca "shi" atau "yon". Kesalahan umum adalah menggunakan "shi" dalam konteks yang tidak tepat, seperti saat menyebut nomor telepon. Ingatlah bahwa "yon" lebih aman digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Contoh yang benar:
Dalam Kanji, beberapa angka mengalami perubahan pengucapan saat digabungkan. Misalnya:
Perubahan ini terjadi karena pengaruh bunyi (assimilasi fonetis). Jika tidak diperhatikan, pengucapanmu akan terdengar tidak alami.
Saat menulis angka besar dalam Kanji, urutannya harus benar. Misalnya, 2,345 ditulis sebagai "ni-sen san-byaku yon-jū go", bukan "san-byaku yon-jū go ni-sen". Kesalahan urutan ini sering terjadi karena kebiasaan membaca dari kiri ke kanan dalam bahasa Indonesia.
Untuk menghindarinya, biasakan diri untuk membaca angka dari yang terbesar. Misalnya, untuk 50,000, pikirkan dulu "go-man" (5 × 10,000), bukan "go-sen" (5,000).
Memilih antara angka Arab dan Kanji tergantung pada situasi dan tujuan komunikasi. Berikut adalah panduan singkat:
Kehidupan sehari-hari, seperti:
Angka Arab lebih praktis dan cepat dipahami, terutama bagi orang asing atau pemula.
Situasi formal atau tradisional, seperti:
Kanji memberikan kesan lebih sopan dan profesional, terutama dalam budaya Jepang yang menghargai formalitas.
Jika kamu masih ragu, perhatikan konteks sekitar. Misalnya, jika semua orang di sekitarmu menggunakan Kanji (seperti dalam surat kabar atau dokumen pemerintah), ikuti pola yang sama. Sebaliknya, jika kamu sedang berbelanja atau mengobrol dengan teman, angka Arab sudah lebih dari cukup.
Mempelajari sistem angka dalam bahasa Jepang memang membutuhkan waktu dan latihan. Jika kamu merasa kesulitan—entah karena kesibukan, materi yang rumit, atau butuh penjelasan lebih detail—Tugasin.me hadir sebagai solusi tepat untukmu.
Kami menyediakan layanan bimbingan untuk:
Dengan bantuan dari Tugasin.me, kamu tidak perlu lagi bingung atau stres menghadapi tugas-tugas bahasa Jepang. Hubungi kami sekarang dan rasakan kemudahan belajar dengan panduan dari ahlinya. Jangan biarkan kesulitan menghambat impianmu untuk mahir berbahasa Jepang!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang