Belajar menulis angka dalam bahasa Jepang adalah salah satu dasar penting yang harus dikuasai, terutama jika kamu tertarik dengan budaya, bisnis, atau perjalanan ke Jepang. Sistem penomoran dalam bahasa Jepang tidak hanya sekadar menghafal angka, tetapi juga melibatkan aturan-aturan khusus yang berbeda tergantung konteksnya—apakah untuk menghitung orang, benda, tanggal, atau bahkan nomor telepon. Tanpa pemahaman yang baik, kamu bisa saja salah mengucapkan angka, yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi sehari-hari.
Yang menarik, bahasa Jepang menggunakan dua sistem penulisan angka: angka kanji (seperti 一, 二, 三) yang sering muncul dalam dokumen formal atau konteks tradisional, dan angka Arab (1, 2, 3) yang lebih umum dalam kehidupan modern, seperti pada jam, nomor telepon, atau harga barang. Selain itu, ada pula variasi pengucapan angka yang bergantung pada apa yang sedang dihitung—misalnya, cara menyebut "satu orang" berbeda dengan "satu buku". Dalam artikel ini, kami akan membahas secara detail bagaimana menulis dan mengucapkan angka dalam bahasa Jepang dengan benar, lengkap dengan contoh-contoh praktis agar kamu bisa menguasainya dengan mudah. Simak sampai habis, ya!
Memulai dari angka dasar adalah langkah pertama yang paling krusial. Angka 1 hingga 10 dalam bahasa Jepang memiliki bentuk kanji dan pengucapan yang harus dihafal karena menjadi fondasi untuk angka-angka yang lebih besar. Berikut adalah daftar lengkapnya beserta penjelasan penting mengenai variasi pengucapan:
Angka "satu" dalam bahasa Jepang ditulis dengan kanji 一 dan dibaca ichi. Namun, dalam konteks tertentu—seperti menghitung orang atau benda—pengucapannya bisa berubah. Misalnya, "satu orang" adalah hitori, bukan ichi-nin. Ini menunjukkan bahwa bahasa Jepang sangat kontekstual, sehingga kamu harus memperhatikan apa yang sedang dihitung.
Contoh penggunaan: "Saya memiliki ichi-mai (satu lembar) kertas" atau "Harga buku ini ichi-sen (seribu) yen." Perhatikan bahwa ichi juga bisa berubah menjadi hitotsu ketika menghitung benda secara umum, seperti "satu buah apel" (ringo hitotsu).
Angka "empat" adalah salah satu angka yang paling menarik karena memiliki dua pengucapan: shi dan yon. Pengucapan shi sering dihindari dalam kehidupan sehari-hari karena identik dengan kata "mati" (shi = kematian). Oleh karena itu, yon lebih umum digunakan, terutama dalam konteks nomor telepon, alamat, atau penghitungan yang bersifat netral.
Contoh: "Nomor telepon saya berakhir dengan angka yon-ni-san (4-2-3)." Atau, "Saya membeli yon-hon (empat buah) pulpen." Dalam dokumen resmi atau tulisan, kanji 四 tetap digunakan, tetapi pengucapannya disesuaikan dengan konteks untuk menghindari kesan negatif.
Sama seperti angka 4, angka "tujuh" juga memiliki dua variasi pengucapan: shichi dan nana. Shichi lebih formal dan sering muncul dalam penghitungan waktu atau tanggal, sementara nana lebih umum dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, "pukul tujuh" adalah shichi-ji, tetapi "tujuh orang" bisa disebut nana-nin atau shichi-nin.
Contoh lain: "Harga tiket ini nana-sen (7.000) yen." Atau, "Saya menunggu selama shichi-fun (tujuh menit)." Pemilihan antara shichi dan nana tergantung pada kebiasaan dan kenyamanan pendengar, tetapi keduanya benar dan bisa digunakan bergantian dalam banyak situasi.
Angka "sembilan" memiliki dua pengucapan: kyuu (lebih formal) dan ku (lebih kasual). Kyuu biasanya digunakan dalam konteks resmi, seperti nomor telepon atau dokumen, sementara ku sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, "sembilan buku" bisa disebut kyuu-satsu atau ku-satsu, tergantung pada situasinya.
Contoh penggunaan: "Alamat rumah saya nomor kyuu-ban (nomor 9)." Atau, "Saya membeli ku-ko (sembilan buah) jeruk." Perbedaan ini mungkin terlihat sepele, tetapi pemilihan yang tepat akan membuat komunikasimu terdengar lebih natural dan sesuai dengan konteks.
Setelah menguasai angka 1–10, langkah selanjutnya adalah mempelajari cara membentuk angka yang lebih besar. Bahasa Jepang menggunakan sistem penggabungan yang logis, di mana angka-angka dasar dikombinasikan dengan kata-kata seperti juu (10), hyaku (100), sen (1.000), dan man (10.000). Berikut adalah penjelasan detail tentang pola-pola tersebut:
Untuk angka 11 hingga 19, kamu cukup menambahkan angka satuan setelah juu (10). Misalnya, "11" adalah juu-ichi (10 + 1), "15" adalah juu-go (10 + 5), dan "19" adalah juu-kyuu (10 + 9). Pola ini sangat konsisten dan mudah diingat, asalkan kamu sudah hafal angka 1–9.
Contoh dalam kalimat: "Saya memiliki juu-ni-sai (12 tahun) adik." Atau, "Harga baju ini juu-roku-sen (16.000) yen." Perhatikan bahwa untuk angka 20, pola berubah menjadi ni-juu (2 × 10), bukan juu-juu. Ini menunjukkan bahwa bahasa Jepang menggunakan sistem perkalian untuk angka puluhan.
Untuk angka 20 hingga 99, kamu menggunakan angka puluhan (2–9) diikuti oleh juu, lalu angka satuan jika diperlukan. Misalnya, "20" adalah ni-juu, "35" adalah san-juu-go, dan "99" adalah kyuu-juu-kyuu. Pola ini mirip dengan bahasa Indonesia, tetapi perlu diperhatikan bahwa juu selalu mengikuti angka puluhan.
Contoh: "Umur saya ni-juu-issai (21 tahun)." Atau, "Nomor kamar saya roku-juu-ni (62)." Salah satu kesalahan umum adalah melupakan juu saat mengucapkan angka puluhan, misalnya mengatakan ni-san invece di ni-juu-san (23). Pastikan untuk selalu menyertakan juu agar pengucapanmu akurat.
Untuk angka ratusan, bahasa Jepang menggunakan hyaku (100). Namun, ada beberapa aturan perubahan pengucapan yang harus diperhatikan:
Contoh: "Harga laptop ini san-byaku-man (300.000) yen." Atau, "Jumlah peserta acara ini hyaku-juu-nin (110 orang)." Perubahan ini terjadi untuk memudahkan pengucapan dan menghindari kekakuan dalam percakapan. Jika kamu mengucapkan roku-hyaku invece di rop-pyaku, orang Jepang tetap akan mengerti, tetapi terdengar kurang natural.
Bahasa Jepang menggunakan sen (1.000), man (10.000), dan oku (100.000.000) untuk angka yang lebih besar. Pola pengucapannya mirip dengan ratusan, tetapi dengan aturan perubahan yang serupa. Misalnya:
Contoh dalam kalimat: "Populasi kota ini san-juu-man (300.000) jiwa." Atau, "Perusahaan ini memiliki pendapatan ichi-oku-en (100.000.000 yen)." Untuk angka yang sangat besar, seperti miliaran, bahasa Jepang menggunakan choo (1.000.000.000) dan kei (10.000.000.000), tetapi ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Salah satu aspek paling menantang dalam bahasa Jepang adalah sistem penghitungan yang berbeda-beda tergantung pada apa yang dihitung. Tidak seperti bahasa Indonesia yang menggunakan "satu, dua, tiga" untuk segala sesuatu, bahasa Jepang memiliki kata penghitung khusus (josuushi) untuk kategori benda atau orang tertentu. Berikut adalah penjelasan detail tentang beberapa kategori umum:
Untuk menghitung orang, bahasa Jepang menggunakan -nin (untuk 3 orang atau lebih) dan bentuk khusus untuk angka 1 dan 2:
Contoh: "Keluarga saya terdiri dari yon-nin (4 orang)." Atau, "Hanya hitori (satu orang) yang datang ke rapat." Perhatikan bahwa untuk angka 1 dan 2, bentuknya benar-benar berbeda, sehingga kamu harus menghafalnya secara terpisah. Kesalahan umum adalah mengatakan ichi-nin invece di hitori, yang akan terdengar aneh bagi penutur asli.
Untuk benda-benda datar seperti kertas, piring, atau kain, bahasa Jepang menggunakan -mai. Beberapa contoh:
Contoh dalam kalimat: "Saya membutuhkan go-mai (5 lembar) kertas." Atau, "Tolong ambilkan ni-mai (2 lembar) piring." Kata penghitung ini juga digunakan untuk benda-benda tipis lainnya, seperti kartu nama (meishi) atau stiker. Jika kamu menggunakan -ko (untuk benda kecil) invece di -mai, makna kalimat bisa menjadi ambigu.
Untuk benda-benda panjang seperti pulpen, botol, atau payung, bahasa Jepang menggunakan -hon (dan variannya -bon/-pon tergantung angka). Beberapa contoh:
Contoh: "Saya membeli ni-hon (2 buah) pulpen." Atau, "Di tas ini ada san-bon (3 buah) botol air." Perhatikan bahwa untuk angka 1, 6, 8, dan 10, terjadi perubahan bunyi (ip-pon, rop-pon, dll.) untuk memudahkan pengucapan. Ini adalah salah satu aspek yang sering membuat pelajar bahasa Jepang bingung, tetapi dengan latihan, kamu akan terbiasa.
Untuk benda-benda kecil atau bulat seperti buah, kelereng, atau pil, bahasa Jepang menggunakan -ko. Contoh:
Contoh dalam kalimat: "Saya makan san-ko (3 buah) apel." Atau, "Anak itu memiliki rok-ko (6 buah) kelereng." Kata penghitung ini juga digunakan untuk menghitung jumlah kali suatu tindakan dilakukan, seperti "saya mencoba ni-ko (2 kali)." Jika kamu salah menggunakan -ko untuk benda yang seharusnya menggunakan -hon atau -mai, makna kalimat bisa menjadi tidak jelas.
Selain menghitung benda, angka dalam bahasa Jepang juga digunakan dalam konteks praktis seperti nomor telepon, tanggal, dan waktu. Setiap konteks memiliki aturan pengucapan yang sedikit berbeda, sehingga penting untuk memahaminya agar komunikasi berjalan lancar.
Saat menyebutkan nomor telepon, orang Jepang biasanya membaca angka satu per satu menggunakan pengucapan standar, dengan beberapa variasi untuk angka 4 dan 7. Misalnya, nomor "0123-4567" akan dibaca sebagai: "Zero-ichi-ni-san, yon-go-roku-nana." Perhatikan bahwa:
Contoh: "Nomor telepon kantor saya adalah zero-san-kyuu-ni, ichi-ni-san-yon-go-roku (0392-123456)." Jika kamu menggunakan shi untuk angka 4, orang Jepang tetap mengerti, tetapi terdengar kurang alami. Dalam bisnis atau situasi formal, pengucapan yang benar sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman.
Untuk tanggal, bahasa Jepang menggunakan angka kanji dan memiliki aturan pengucapan yang unik. Misalnya:
Contoh: "Rapat akan diadakan pada juu-ichi-nichi (tanggal 11)." Atau, "Ulang tahun saya pada ni-juu-go-nichi (tanggal 25)." Untuk tanggal 11–31 (kecuali 14, 20, 24), pola pengucapannya adalah angka + nichi, seperti juu-ichi-nichi (11), ni-juu-ku-nichi (29). Kesalahan umum adalah menggunakan tsuitachi untuk tanggal 1 di luar bulan, padahal tsuitachi hanya digunakan untuk tanggal 1 setiap bulan.
Untuk menyebutkan waktu, bahasa Jepang menggunakan ji untuk jam dan fun (atau pun dalam percakapan kasual) untuk menit. Beberapa aturan penting:
Contoh: "Sekarang pukul san-ji han (3:30)." Atau, "Kereta berangkat pada go-ji juu-go-fun (5:15)." Untuk waktu setengah jam, kamu bisa menggunakan han (setengah), seperti ni-ji han (2:30). Kesalahan umum adalah mengucapkan shi-ji untuk pukul 4, yang terdengar seperti "jam kematian" dan dianggap tidak sopan.
Menguasai angka dalam bahasa Jepang memang membutuhkan latihan, tetapi dengan strategi yang tepat, kamu bisa mempelajarinya dengan lebih cepat dan efektif. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan:
Angka 1–10 adalah fondasi dari seluruh sistem penomoran bahasa Jepang. Tanpa menguasai angka-angka dasar ini, kamu akan kesulitan memahami angka yang lebih besar. Cobalah untuk menghafalnya dengan cara:
Setelah hafal, cobalah untuk mengucapkan angka secara acak tanpa melihat catatan. Misalnya, tunjukkan angka 1–10 secara random dan ucapkan dalam bahasa Jepang. Ini akan melatih ingatanmu dan membuatmu lebih percaya diri.
Angka dalam bahasa Jepang sangat bergantung pada konteks, sehingga berlatih dalam situasi nyata akan sangat membantu. Beberapa cara yang bisa kamu coba:
Misalnya, saat belanja, cobalah untuk mengucapkan harga barang dalam bahasa Jepang: "Kore wa ikura desu ka? (Berapa harga ini?) – San-zen-en desu (3.000 yen)." Semakin sering kamu berlatih, semakin natural pengucapanmu.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahasa Jepang memiliki banyak kata penghitung yang berbeda tergantung pada benda yang dihitung. Untuk menguasainya:
Contoh latihan: "Di meja ada yon-hon (4 buah) pulpen dan go-satsu (5 buku) buku." Dengan berlatih membuat kalimat seperti ini, kamu akan terbiasa menggunakan kata penghitung yang tepat.
Selain menghafal, kamu juga bisa memanfaatkan sumber belajar interaktif untuk memperdalam pemahaman. Beberapa rekomendasi:
Sumber-sumber ini akan membuat proses belajar lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Misalnya, kamu bisa mencari video di YouTube yang menjelaskan cara menghitung uang dalam bahasa Jepang atau bermain game menghitung benda dengan kata penghitung yang benar.
Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Jika kamu salah mengucapkan angka, jangan langsung menyerah. Justru, dengan membuat kesalahan, kamu akan lebih ingat dan belajar dari pengalaman tersebut. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
Misalnya, jika kamu pernah salah mengucapkan "4 orang" sebagai shi-nin invece di yon-nin, ingatlah momen itu dan gunakan sebagai pengingat untuk tidak mengulanginya lagi. Semakin sering kamu berlatih, semakin sedikit kesalahan yang akan kamu buat.
Menulis dan mengucapkan angka dalam bahasa Jepang memang memiliki banyak aturan dan variasi, tetapi dengan pemahaman yang baik dan latihan yang konsisten, kamu pasti bisa menguasainya. Mulailah dari angka dasar 1–10, kemudian lanjutkan ke angka yang lebih besar dan pelajari kata penghitung untuk berbagai kategori benda. Jangan lupa untuk berlatih dalam konteks nyata, seperti menghitung uang, menyebutkan waktu, atau membaca nomor telepon, agar kemampuanmu semakin terasah.
Jika kamu merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk memanfaatkan layanan bimbingan dari Tugasin.me. Kami menyediakan jasa pembuatan tugas, terjemahan, dan bimbingan skripsi yang bisa membantu kamu memahami bahasa Jepang dengan lebih mendalam. Dengan dukungan dari tutor berpengalaman, kamu bisa belajar dengan lebih terstruktur dan efektif. Segera kunjungi Tugasin.me dan temukan solusi belajar yang tepat untukmu!
Selamat belajar, dan semoga sukses dalam menguasai angka bahasa Jepang!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang