Memiliki kesempatan bertemu dengan orang Jepang—baik saat tinggal, belajar, atau sekadar berteman—sering kali mengharuskan kita memperkenalkan anggota keluarga. Namun, banyak yang masih bingung: bagaimana cara menyebut ayah, ibu, atau saudara dengan tepat? Apakah cukup sekadar menerjemahkan kata-kata dari bahasa Indonesia, atau ada aturan sopan santun yang harus diperhatikan?
Tenang, kamu tidak sendirian! Memperkenalkan keluarga dalam bahasa Jepang memang memiliki nuansa tersendiri, tergantung pada siapa lawan bicaramu dan konteks situasinya. Misalnya, kosakata yang digunakan untuk keluarga sendiri berbeda dengan kosakata untuk keluarga orang lain. Selain itu, ada juga ungkapan-ungkapan khusus yang membuat percakapan terdengar lebih natural dan menghormati.
Dalam panduan ini, kami akan membahas semua hal yang perlu kamu ketahui—mulai dari kosakata dasar, contoh kalimat dalam berbagai situasi, hingga tips agar pengenalanmu terdengar alami dan sopan. Kamu juga akan menemukan contoh dialog nyata yang bisa langsung dipraktikkan, baik dalam setting formal maupun kasual. Yuk, kita mulai!
Sebelum memperkenalkan keluarga, penting untuk menguasai kosakata dasar. Dalam bahasa Jepang, istilah untuk anggota keluarga berbeda tergantung pada apakah kamu sedang membicarakan keluargamu sendiri atau keluarga orang lain. Misalnya, kata untuk “ayah” yang digunakan saat membicarakan ayahmu sendiri berbeda dengan kata yang digunakan saat membicarakan ayah temanmu.
Berikut adalah daftar kosakata keluarga yang dibagi menjadi dua kategori: keluarga inti dan keluarga besar. Kami juga menambahkan romaji (penulisan Latin) dan penjelasan kapan kata tersebut sebaiknya digunakan.
Kata ini digunakan untuk menyebut keluarga secara umum. Misalnya, saat ditanya “Apakah kamu punya keluarga di sini?”, kamu bisa menjawab “はい、家族がいます” (Hai, kazoku ga imasu – “Ya, saya punya keluarga di sini”).
Dalam konteks formal, kata ini sering digunakan saat memperkenalkan keluarga secara keseluruhan, misalnya dalam acara pertemuan bisnis atau kunjungan resmi.
Kata ini digunakan saat kamu membicarakan ayahmu sendiri kepada orang lain. Misalnya, “これは私の父です” (Kore wa watashi no chichi desu – “Ini ayah saya”).
Perhatikan bahwa chichi terdengar lebih formal dan sopan dibandingkan otousan, yang biasanya digunakan saat membicarakan ayah orang lain. Misalnya, saat bertemu teman dan ingin memperkenalkan ayahmu, gunakan chichi.
Sama seperti chichi, haha digunakan untuk menyebut ibumu sendiri. Contoh: “母は料理が上手です” (Haha wa ryouri ga jouzu desu – “Ibu saya pandai memasak”).
Hindari menggunakan okaasan saat membicarakan ibumu sendiri, karena kata tersebut lebih cocok untuk ibu orang lain. Misalnya, saat bertemu rekan kerja dan ingin memperkenalkan ibumu, gunakan haha.
Kata ini digunakan oleh istri untuk menyebut suaminya. Misalnya, “夫は会社員です” (Otto wa kaishain desu – “Suami saya seorang karyawan”).
Dalam konteks formal, seperti saat memperkenalkan suami kepada atasan atau rekan bisnis, kata ini terdengar lebih sopan dibandingkan shujin (tuan rumah), yang lebih kasual.
Digunakan oleh suami untuk menyebut istrinya. Contoh: “妻は先生です” (Tsuma wa sensei desu – “Istri saya seorang guru”).
Sama seperti otto, kata ini terdengar netral dan sopan, sehingga cocok digunakan dalam berbagai situasi, baik formal maupun kasual.
Kata umum untuk menyebut anak, tanpa membedakan jenis kelamin. Misalnya, “子供が二人います” (Kodomo ga futari imasu – “Saya punya dua anak”).
Jika ingin lebih spesifik, kamu bisa menggunakan musuko (anak laki-laki) atau musume (anak perempuan), tergantung pada jenis kelamin anakmu.
Digunakan untuk menyebut anak laki-laki sendiri. Contoh: “息子は大学生です” (Musuko wa daigakusei desu – “Anak laki-laki saya seorang mahasiswa”).
Kata ini terdengar lebih formal dibandingkan otoko no ko (anak laki-laki), yang lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Digunakan untuk menyebut anak perempuan sendiri. Contoh: “娘は中学生です” (Musume wa chuugakusei desu – “Anak perempuan saya seorang siswi SMP”).
Sama seperti musuko, kata ini terdengar lebih sopan dan cocok digunakan dalam situasi formal.
Kata ini digunakan saat membicarakan kakekmu sendiri. Misalnya, “祖父は元気です” (Sofu wa genki desu – “Kakek saya sehat”).
Hindari menggunakan ojiisan (kakek) saat membicarakan kakekmu sendiri, karena kata tersebut lebih cocok untuk kakek orang lain atau dalam percakapan kasual.
Digunakan untuk menyebut nenekmu sendiri. Contoh: “祖母は料理が得意です” (Sobo wa ryouri ga tokui desu – “Nenek saya pandai memasak”).
Sama seperti sofu, kata ini terdengar lebih formal dan sopan dibandingkan obaasan, yang lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Kata ini digunakan saat membicarakan kakak laki-lakimu sendiri. Misalnya, “兄は医者です” (Ani wa isha desu – “Kakak laki-laki saya seorang dokter”).
Jika kakak laki-lakimu adalah kakak dari orang lain (misalnya kakak temanmu), gunakan oniisan sebagai bentuk sopan.
Digunakan untuk menyebut kakak perempuan sendiri. Contoh: “姉は看護師です” (Ane wa kangoshi desu – “Kakak perempuan saya seorang perawat”).
Sama seperti ani, jika kakak perempuan tersebut adalah kakak dari orang lain, gunakan oneesan sebagai bentuk yang lebih sopan.
Kata ini digunakan untuk menyebut adik laki-lakimu sendiri. Misalnya, “弟は学生です” (Otouto wa gakusei desu – “Adik laki-laki saya seorang pelajar”).
Dalam percakapan kasual, kamu juga bisa menggunakan otoutosan, tetapi otouto terdengar lebih netral dan sopan.
Digunakan untuk menyebut adik perempuan sendiri. Contoh: “妹は高校生です” (Imouto wa koukousei desu – “Adik perempuan saya seorang siswi SMA”).
Sama seperti otouto, dalam situasi formal, imouto terdengar lebih tepat dibandingkan imoutosan.
Kata ini digunakan untuk menyebut paman, baik dari pihak ayah maupun ibu. Misalnya, “おじさんは東京に住んでいます” (Ojisan wa Toukyou ni sunde imasu – “Paman saya tinggal di Tokyo”).
Dalam bahasa Jepang, ojisan juga bisa merujuk pada pria paruh baya secara umum, jadi pastikan konteksnya jelas saat menggunakannya.
Digunakan untuk menyebut bibi, baik dari pihak ayah maupun ibu. Contoh: “おばさんは優しいです” (Obasan wa yasashii desu – “Bibi saya baik hati”).
Sama seperti ojisan, obasan juga bisa merujuk pada wanita paruh baya secara umum, jadi gunakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kebingungan.
Kata ini digunakan untuk menyebut sepupu, baik laki-laki maupun perempuan. Misalnya, “従兄弟が三人います” (Itoko ga san-nin imasu – “Saya punya tiga sepupu”).
Jika ingin lebih spesifik, kamu bisa menambahkan otoko no itoko (sepupu laki-laki) atau onna no itoko (sepupu perempuan).
Setelah menguasai kosakata, langkah selanjutnya adalah bagaimana menggunakannya dalam kalimat. Dalam bahasa Jepang, cara memperkenalkan keluarga sangat dipengaruhi oleh siapa yang kamu perkenalkan dan kepada siapa kamu berbicara. Misalnya, memperkenalkan keluarga kepada teman sebaya akan berbeda dengan memperkenalkannya kepada atasan atau rekan bisnis.
Berikut adalah contoh kalimat dan dialog yang bisa kamu gunakan dalam berbagai situasi. Kami juga akan menjelaskan mengapa frasa tertentu digunakan dan kapan waktu yang tepat untuk menggunakannya.
Saat memperkenalkan ayah dan ibu, gunakan kata chichi dan haha untuk keluargamu sendiri. Jika kamu ingin terdengar lebih sopan, tambahkan frasa pembuka seperti “ご挨拶させていただきます” (Goaisatsu sasete itadakimasu – “Izinkan saya memperkenalkan diri”).
Contoh kalimat:
Artinya: “Ini ayah saya.”
Kata kore (ini) digunakan untuk menunjukkan seseorang yang berada di dekatmu. Jika ayahmu tidak berada di tempat tersebut, kamu bisa menggantinya dengan “父は…” (Chichi wa… – “Ayah saya…”).
Artinya: “Izinkan saya memperkenalkan diri. Ini ibu saya.”
Frasa “ご挨拶させていただきます” (Goaisatsu sasete itadakimasu) adalah ungkapan sopan yang sering digunakan dalam situasi formal, seperti saat bertemu keluarga besar pasangan atau rekan bisnis.
Jika kamu ingin menambahkan informasi tentang pekerjaan atau hobi, kamu bisa melanjutkan dengan:
Artinya: “Ayah saya seorang dokter.”
Artinya: “Ibu saya pandai memasak.”
Saat memperkenalkan kakek dan nenek, gunakan kata sofu dan sobu. Jika mereka hadir di tempat tersebut, kamu bisa menggunakan “こちらは” (kochira wa), yang terdengar lebih sopan dibandingkan “これは” (kore wa).
Contoh kalimat:
Artinya: “Ini kakek saya.”
Kata kochira digunakan untuk memperkenalkan seseorang dengan lebih hormat, terutama jika lawan bicaramu adalah orang yang lebih tua atau dalam posisi yang lebih tinggi.
Artinya: “Nama nenek saya Tanaka.”
Jika kamu ingin menambahkan informasi tentang usia atau pekerjaan, kamu bisa melanjutkan dengan:
“祖母は70歳で、まだ元気です” (Sobo wa nanajussai de, mada genki desu – “Nenek saya berusia 70 tahun dan masih sehat”).
Untuk kakak dan adik, gunakan ani, ane, otouto, atau imouto, tergantung pada jenis kelamin dan urutan kelahiran. Jika mereka tidak hadir, kamu bisa menjelaskan tentang mereka dengan kalimat deskriptif.
Contoh kalimat:
Artinya: “Kakak laki-laki saya tinggal di Amerika.”
Artinya: “Adik perempuan saya belajar bahasa Jepang di universitas.”
Berikut adalah contoh dialog yang bisa kamu praktikkan dalam situasi nyata, baik formal maupun kasual. Perhatikan bagaimana kosakata dan frasa disesuaikan dengan lawan bicara.
Situasi 1: Memperkenalkan Keluarga kepada Teman Baru (Kasual)
Artinya: “Halo! Nama saya Anisa.”
Artinya: “Halo juga. Senang bertemu denganmu.”
Artinya: “Ini ibu saya. Ibu saya pandai memasak masakan Indonesia.”
哇,それは素晴らしいですね! (Wa, sore wa subarashii desu ne!)
Artinya: “Wah, itu luar biasa!”
Situasi 2: Memperkenalkan Keluarga kepada Atasan (Formal)
Artinya: “Izinkan saya memperkenalkan diri. Ini ayah saya. Ayah saya menjalankan sebuah perusahaan.”
Artinya: “Senang bertemu dengan Anda. Ini adalah kehormatan bagi saya.”
Situasi 3: Memperkenalkan Keluarga melalui Pesan (Tulisan)
“先日お会いした時、家族の話をしましたね。私の家族は5人です。父と母、兄、私、そして妹です。兄は東京で働いていて、妹はまだ学生です。 (Senjitsu oai shita toki, kazoku no hanashi o shimashita ne. Watashi no kazoku wa gonin desu. Chichi to haha, ani, watashi, soshite imouto desu. Ani wa Toukyou de hataraite ite, imouto wa mada gakusei desu.)
Artinya: “Ketika kita bertemu beberapa hari yang lalu, kita membicarakan tentang keluarga, kan? Keluargaku berjumlah lima orang: ayah, ibu, kakak laki-laki, saya, dan adik perempuan. Kakak laki-laki saya bekerja di Tokyo, dan adik perempuan saya masih pelajar.”
Memiliki kosakata dan contoh kalimat saja tidak cukup. Agar pengenalan keluargamu terdengar alami dan sopan, ada beberapa tips penting yang perlu kamu perhatikan. Tips-tips ini akan membantu kamu menghindari kesalahan umum dan membuat percakapanmu lebih lancar.
Dalam bahasa Jepang, ada perbedaan antara kata yang digunakan untuk keluargamu sendiri dan kata yang digunakan untuk keluarga orang lain. Untuk keluargamu sendiri, gunakan bentuk humble (rendah diri), seperti:
Bentuk humble ini menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara, karena kamu tidak “mengangkat” keluargamu sendiri terlalu tinggi. Sebaliknya, saat membicarakan keluarga orang lain, gunakan bentuk yang lebih sopan, seperti otousan atau okaasan.
Saat memperkenalkan seseorang, kamu bisa menggunakan “これ” (kore), “これらは” (korera wa), atau “こちらは” (kochira wa). Namun, “こちらは” (kochira wa) terdengar lebih sopan dan sering digunakan dalam situasi formal.
Contoh:
Meskipun terjemahannya sama, kochira memberikan kesan yang lebih hormat, terutama jika lawan bicaramu adalah orang yang lebih tua atau dalam posisi yang lebih tinggi.
Untuk membuat percakapan lebih menarik dan alami, tambahkan informasi pendukung tentang anggota keluargamu, seperti:
Informasi tambahan ini tidak hanya membuat percakapan lebih hidup, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu peduli dan bangga dengan keluargamu.
Dalam budaya Jepang, urutan memperkenalkan orang sangat penting, terutama dalam situasi formal. Biasanya, orang yang lebih tua atau memiliki posisi lebih tinggi diperkenalkan terlebih dahulu.
Contoh urutan yang benar:
Dengan mengikuti urutan ini, kamu menunjukkan rasa hormat kepada anggota keluarga yang lebih senior.
Bahasa Jepang memiliki intonasi dan pengucapan yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Misalnya, kata haha (母) diucapkan dengan nada datar, sementara okaasan (お母さん) memiliki penekanan pada suku kata pertama.
Untuk memastikan pengucapanmu benar, cobalah untuk:
Dengan berlatih pengucapan, kamu akan terdengar lebih natural dan mudah dipahami oleh penutur asli.
Meskipun sudah mempelajari kosakata dan tata cara memperkenalkan keluarga, masih ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pelajar bahasa Jepang. Kesalahan-kesalahan ini bisa membuat percakapan terdengar tidak alami atau bahkan menyinggung lawan bicara.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jangan menggunakan kata yang seharusnya untuk keluarga orang lain saat membicarakan keluargamu sendiri. Misalnya:
Kesalahan ini bisa terdengar aneh atau bahkan sombong, karena seolah-olah kamu “mengangkat” keluargamu sendiri terlalu tinggi.
Bahasa Jepang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda, tergantung pada lawan bicara. Misalnya, menggunakan “これ” (kore) saat memperkenalkan keluarga kepada atasan bisa terdengar terlalu kasual.
Contoh:
Selalu sesuaikan tingkat kesopanan dengan situasi dan lawan bicara.
Terkadang, hanya menyebut “ini kakak saya” tidak cukup, terutama jika lawan bicara tidak mengenal keluargamu. Tambahkan informasi seperti:
Informasi tambahan ini akan membantu lawan bicara memahami hubungan keluarga dengan lebih baik.
Menyesuaikan tingkat formalitas sangat penting. Misalnya, menggunakan bahasa terlalu formal kepada teman sebaya bisa terdengar kaku, sementara menggunakan bahasa terlalu kasual kepada atasan bisa terdengar tidak hormat.
Contoh:
Cobalah untuk mengamati bagaimana penutur asli berbicara dalam situasi yang sama, kemudian tirukan gaya bicara mereka.
Sekarang saatnya mempraktikkan apa yang sudah kamu pelajari! Berikut adalah beberapa latihan yang bisa kamu coba untuk menguji pemahamanmu:
Buatlah tiga kalimat untuk memperkenalkan tiga anggota keluargamu (misalnya: ayah, ibu, dan adik). Gunakan kosakata dan frasa yang sudah dipelajari, dan sesuaikan dengan situasi berikut:
Contoh:
Bayangkan kamu bertemu dengan teman Jepang barumu. Buatlah dialog singkat (5-6 kalimat) di mana kamu memperkenalkan dua anggota keluargamu. Gunakan frasa pembuka seperti “はじめまして” (hajimemashite) dan “よろしくお願いします” (yoroshiku onegaishimasu).
Contoh:
Tulislah sebuah pesan singkat (3-4 kalimat) kepada teman Jepangmu yang menanyakan tentang keluargamu. Jelaskan siapa saja anggota keluargamu dan satu hal menarik tentang mereka.
Contoh:
Jika kamu masih merasa kesulitan dalam memperkenalkan keluarga atau ingin belajar bahasa Jepang dengan lebih mendalam, kami di Tugasin siap membantumu! Kami menyediakan layanan bimbingan dan pendampingan untuk berbagai kebutuhan belajarmu, termasuk:
Kami akan membantumu mempelajari kosakata, tata bahasa, dan percakapan praktis yang bisa langsung kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya teori, tetapi juga latihan langsung dengan tutor yang berpengalaman.
Dengan bimbingan ini, kamu akan lebih percaya diri saat berbicara dengan penutur asli, baik dalam situasi formal maupun kasual. Kami juga akan memberikan umpan balik langsung untuk memperbaiki pengucapan dan tata bahasamu.
Jika kamu berencana untuk mengikuti tes JLPT (Japanese-Language Proficiency Test), kami bisa membantumu mempersiapkan diri dengan materi-materi yang relevan dan latihan soal yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan tes.
Kami akan membimbingmu dari tingkat dasar (N5) hingga tingkat lanjut (N1), dengan fokus pada pemahaman mendengarkan, membaca, dan tata bahasa yang sering muncul dalam ujian.
Jika kamu sedang mengerjakan tugas atau skripsi yang berkaitan dengan bahasa atau budaya Jepang, kami bisa membantumu dalam pengumpulan data, analisis, dan penulisan. Tim kami terdiri dari penutur asli dan ahli di bidangnya, sehingga kamu akan mendapatkan bimbingan yang akurat dan terpercaya.
Kami juga akan membantumu menyusun kerangka penulisan yang jelas dan logis, serta memastikan bahwa karya tulismu memenuhi standar akademik yang tinggi.
Dengan bantuan dari Tugasin, kamu tidak hanya akan menguasai bahasa Jepang dengan lebih cepat, tetapi juga memahami budaya dan etika berkomunikasi yang sangat penting dalam berinteraksi dengan orang Jepang. Jangan ragu untuk menghubungi kami jika kamu membutuhkan bantuan—kami siap mendukung perjalanan belajarmu!
Yuk, mulai berlatih dan jadilah lebih percaya diri dalam berbahasa Jepang! がんばってください! (Ganbatte kudasai! – “Semangat!”)
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang