Belajar angka dalam bahasa Jepang merupakan langkah dasar yang sangat penting, terutama jika kamu berencana untuk bekerja, kuliah, atau sekadar berwisata ke Jepang. Tidak seperti bahasa Indonesia yang menggunakan sistem penomoran linear, bahasa Jepang memiliki pola tertentu yang membuatnya lebih mudah dipelajari jika kamu memahami logikanya. Dengan menguasai angka 1–100, kamu tidak hanya bisa berkomunikasi tentang harga, waktu, atau tanggal, tetapi juga membangun fondasi kuat untuk mempelajari tata bahasa dan kosakata lainnya.
Namun, banyak pemula yang merasa kesulitan karena harus menghafal semua angka sekaligus. Padahal, rahasia utama belajar angka Jepang dengan cepat adalah memahami pola penyebutan dan penulisannya, bukan sekadar menghafalkan satu per satu. Dalam panduan ini, kami akan membahas cara belajar angka 1–100 secara sistematis, mulai dari angka dasar, belasan, puluhan, hingga ratusan. Kami juga akan memberikan tips praktis agar kamu bisa mengingatnya dengan lebih mudah dan menerapkannya dalam percakapan sehari-hari. Siap memulai?
Sebelum melangkah lebih jauh, kamu wajib menguasai angka 1–10 terlebih dahulu. Mengapa? Karena semua angka setelahnya—baik belasan, puluhan, maupun ratusan—dibentuk dari kombinasi angka-angka dasar ini. Misalnya, angka 11 (十一, juuichi) adalah gabungan dari 10 (十, juu) dan 1 (一, ichi). Jika kamu belum hafal angka 1–10, proses belajar angka selanjutnya akan terasa sangat rumit dan membingungkan.
Berikut adalah daftar angka 1–10 dalam bahasa Jepang beserta penjelasan singkat mengenai variasi penyebutannya. Perhatikan bahwa beberapa angka memiliki dua cara baca, tergantung konteks penggunaannya:
Angka 1 dalam bahasa Jepang umumnya dibaca ichi, tetapi dalam beberapa kasus—seperti saat menghitung benda—bisa berubah menjadi hitotsu. Misalnya, "satu buah apel" adalah ringo hitotsu (りんご ひとつ). Dalam angka belasan seperti 11, penyebutan ichi tetap digunakan.
Catatan penting: Angka 1 sering dihilangkan dalam penyebutan angka belasan. Contohnya, 11 dibaca juuichi (十一), bukan juu-ichi. Ini adalah pola yang konsisten dalam bahasa Jepang.
Angka 2 dibaca ni dalam sebagian besar situasi, tetapi dalam penghitungan benda, bisa berubah menjadi futatsu (ふたつ). Misalnya, "dua buku" adalah hon futatsu (ほん ふたつ). Dalam angka seperti 20 (nijuu), penyebutan ni tetap digunakan.
Perhatikan bahwa dalam angka 22 (nijuuni), huruf "n" pada nijuu dan ni bisa terdengar mirip, sehingga pengucapannya perlu jelas agar tidak ambigu.
Angka 3 dibaca san dan jarang mengalami perubahan. Dalam penghitungan benda, bisa menjadi mittsu (みっつ), seperti "tiga pensil" (enpitsu mittsu). Pola ini konsisten dalam angka puluhan seperti 30 (sanjuu).
Salah satu keuntungan angka 3 adalah penyebutannya yang stabil, sehingga memudahkan dalam membentuk angka seperti 13 (juusan) atau 33 (sanjuusan).
Angka 4 memiliki dua variasi penyebutan: shi dan yon. Shi sering digunakan dalam angka seperti 14 (juushi), tetapi yon lebih umum dalam percakapan sehari-hari untuk menghindari kekeliruan dengan kata shi (kematian), yang dianggap kurang beruntung. Misalnya, 40 dibaca yonjuu, bukan shijuu.
Dalam konteks formal, seperti dokumen atau pengumuman, yon lebih disukai. Namun, dalam matematika atau penulisan angka, keduanya bisa digunakan.
Angka 5 dibaca go dan sangat konsisten dalam semua situasi. Dalam penghitungan benda, bisa menjadi itsutsu (いつつ), seperti "lima koin" (koin itsutsu). Pola ini membuat angka 5 mudah diingat.
Konsistensi go juga terlihat dalam angka seperti 15 (juugo) atau 50 (gojuu). Ini adalah salah satu angka yang paling jarang mengalami variasi.
Angka 6 dibaca roku dan jarang berubah. Dalam penghitungan benda, bisa menjadi muttsu (むっつ). Misalnya, "enam kue" adalah keeki muttsu (ケーキ むっつ).
Kestabilan penyebutan roku membuatnya mudah digunakan dalam angka seperti 16 (juuroku) atau 60 (rokujuu).
Angka 7 memiliki dua variasi: shichi dan nana. Nana lebih umum dalam percakapan sehari-hari, sementara shichi sering digunakan dalam angka seperti 17 (juushichi). Dalam penghitungan benda, bisa menjadi nanatsu (ななつ).
Pemilihan antara shichi dan nana tergantung konteks. Misalnya, 70 bisa dibaca shichijuu atau nanajuu, tetapi nanajuu lebih lazim dalam kehidupan sehari-hari.
Angka 8 dibaca hachi dan sangat konsisten. Dalam penghitungan benda, bisa menjadi yatsu (やっつ). Misalnya, "delapan bola" adalah tama yatsu (たま やっつ).
Kestabilan hachi membuatnya mudah diingat dalam angka seperti 18 (juuhachi) atau 80 (hachijuu).
Angka 9 memiliki dua variasi: kyuu dan ku. Kyuu lebih formal dan umum digunakan dalam angka seperti 19 (juukyuu), sementara ku sering muncul dalam penghitungan benda, seperti kokonotsu (ここのつ).
Dalam angka puluhan seperti 90 (kyuujuu), kyuu adalah pilihan standar. Namun, dalam percakapan santai, ku bisa digunakan, misalnya "sembilan orang" (kyuu nin atau ku nin).
Angka 10 dibaca juu dan merupakan dasar untuk membentuk angka belasan dan puluhan. Dalam penghitungan benda, bisa menjadi too (とお). Misalnya, "sepuluh buku" adalah hon too (ほん とお).
Juu adalah kunci untuk memahami pola angka selanjutnya. Misalnya, 20 adalah nijuu (二十), yang berarti "dua kali sepuluh". Pola ini berlaku hingga 90 (kyuujuu).
Setelah menghafal angka 1–10, cobalah untuk berlatih menulisnya dalam huruf kanji dan hiragana. Ini akan membantu kamu mengenali angka saat membaca teks atau mendengar percakapan. Jika masih kesulitan, gunakan flashcard atau aplikasi belajar bahasa Jepang untuk mempercepat proses menghafal.
Setelah menguasai angka 1–10, langkah selanjutnya adalah mempelajari angka belasan. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki nama khusus untuk angka 11–19, bahasa Jepang menggunakan pola matematis yang sangat logis. Rumusnya adalah:
十 (juu) + angka satuan (1–9)
Misalnya, 11 adalah 十 (10) + 一 (1) = 十一 (juuichi). Begitu juga dengan 15, yang merupakan 十 (10) + 五 (5) = 十五 (juugo). Pola ini membuat angka belasan menjadi sangat mudah dipelajari jika kamu sudah hafal angka 1–10.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Berbeda dengan bahasa Indonesia yang menggunakan "belas" (sebelas, dua belas), bahasa Jepang langsung menggabungkan juu dengan angka satuan. Contohnya, 12 adalah juuni (十二), bukan juu-ni. Ini adalah pola yang konsisten.
Kesalahan umum yang sering dilakukan pemula adalah menambahkan jeda atau partikel yang tidak perlu, seperti membaca 13 sebagai juu-san (salah) alih-alih juusan (benar).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, angka 4 dan 7 memiliki dua cara baca. Dalam angka belasan, keduanya bisa digunakan, tetapi yon (untuk 4) dan nana (untuk 7) lebih umum dalam percakapan sehari-hari. Misalnya:
Pemilihan variasi ini tergantung konteks. Jika kamu ragu, gunakan yon dan nana untuk keamanan.
Meskipun 20 terdengar seperti kelanjutan dari 19, dalam bahasa Jepang, 20 sudah masuk dalam kategori puluhan. Oleh karena itu, pola penyebutannya berbeda: 二十 (nijuu), yang berarti "dua kali sepuluh".
Ini adalah transisi penting. Setelah menguasai angka belasan, kamu siap mempelajari pola puluhan, yang juga mengikuti logika serupa tetapi dengan penambahan angka satuan jika diperlukan.
Untuk memperdalam pemahaman, cobalah berlatih dengan contoh berikut:
Latih pengucapan angka-angka ini berulang kali hingga kamu bisa mengucapkannya dengan lancar. Kamu juga bisa mencoba menulisnya dalam kanji untuk memperkuat ingatan.
Setelah menguasai angka 1–19, langkah selanjutnya adalah mempelajari angka puluhan. Pola dasar untuk angka puluhan dalam bahasa Jepang adalah:
Angka satuan (2–9) + 十 (juu)
Misalnya, 20 adalah 二 (2) + 十 (10) = 二十 (nijuu). Begitu juga dengan 30, yang merupakan 三 (3) + 十 (10) = 三十 (sanjuu). Pola ini berlaku hingga 90 (九十, kyuujuu).
Untuk angka di antara puluhan (misalnya 21, 35, 47), kamu hanya perlu menambahkan angka satuan di belakang puluhan. Rumusnya:
Puluhan + angka satuan (1–9)
Contoh:
Berikut adalah daftar lengkap angka puluhan beserta variasi penyebutannya:
Angka 20 dibentuk dari 二 (ni) + 十 (juu). Dalam percakapan sehari-hari, nijuu selalu digunakan tanpa variasi. Untuk angka seperti 21–29, cukup tambahkan angka satuan di belakangnya.
Contoh: 23 = 二十三 (nijuu san), 28 = 二十八 (nijuu hachi).
Angka 30 menggunakan 三 (san) + 十 (juu). Sama seperti 20, sanjuu tidak memiliki variasi penyebutan. Angka 31–39 mengikuti pola yang sama.
Contoh: 34 = 三十四 (sanjuu shi / sanjuu yon), 39 = 三十九 (sanjuu kyuu).
Angka 40 menggunakan 四 (yon) + 十 (juu). Meskipun shi juga valid, yonjuu lebih umum digunakan untuk menghindari kekeliruan dengan kata shi (kematian).
Contoh: 42 = 四十二 (yonjuu ni), 47 = 四十七 (yonjuu nana).
Angka 50 menggunakan 五 (go) + 十 (juu). Go adalah angka yang sangat konsisten, sehingga gojuu mudah diingat. Angka 51–59 mengikuti pola standar.
Contoh: 55 = 五十五 (gojuu go), 58 = 五十八 (gojuu hachi).
Angka 60 menggunakan 六 (roku) + 十 (juu). Sama seperti angka sebelumnya, rokujuu tidak memiliki variasi. Angka 61–69 mudah dibentuk dengan menambahkan satuan.
Contoh: 63 = 六十三 (rokujuu san), 66 = 六十六 (rokujuu roku).
Angka 70 memiliki dua variasi: nanajuu (lebih umum) dan shichijuu (lebih formal). Dalam percakapan sehari-hari, nanajuu lebih disukai.
Contoh: 72 = 七十二 (nanajuu ni), 77 = 七十七 (nanajuu nana).
Angka 80 menggunakan 八 (hachi) + 十 (juu). Hachijuu adalah penyebutan standar tanpa variasi. Angka 81–89 mengikuti pola yang sama.
Contoh: 84 = 八十四 (hachijuu shi / hachijuu yon), 89 = 八十九 (hachijuu kyuu).
Angka 90 menggunakan 九 (kyuu) + 十 (juu). Kyuujuu adalah bentuk standar, meskipun dalam beberapa dialek atau konteks santai, kujuu bisa digunakan.
Contoh: 95 = 九十五 (kyuujuu go), 98 = 九十八 (kyuujuu hachi).
Angka 100 dalam bahasa Jepang adalah 百 (hyaku). Ini adalah angka yang independen dan tidak mengikuti pola puluhan. Untuk angka di atas 100, kamu akan mempelajari pola baru, tetapi untuk sekarang, fokuslah pada 1–100.
Contoh penggunaan: "Seratus yen" adalah hyaku en (百円).
Untuk memudahkan penghafalan, cobalah berlatih dengan menuliskan angka 20–100 secara berurutan sambil mengucapkannya. Kamu juga bisa menggunakan metode asosiasi, misalnya mengaitkan angka 30 (sanjuu) dengan usia 30 tahun, atau 50 (gojuu) dengan "golden age" (usia emas).
Menghafal angka 1–100 memang membutuhkan latihan, tetapi dengan strategi yang tepat, kamu bisa menguasainya dalam waktu singkat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
Flashcard adalah alat yang sangat efektif untuk menghafal angka. Kamu bisa membuat kartu dengan angka dalam bahasa Indonesia di satu sisi dan penulisannya dalam kanji/hiragana di sisi lain. Ulangi latihan ini setiap hari hingga kamu bisa mengenali semua angka dengan cepat.
Aplikasi seperti Anki, Memrise, atau Duolingo juga menyediakan fitur flashcard interaktif yang bisa membantu mempercepat proses belajar. Beberapa aplikasi bahkan dilengkapi dengan suara pengucapan, sehingga kamu bisa berlatih mendengar dan mengucapkan angka dengan benar.
Menulis angka dalam kanji dan hiragana secara berulang akan membantu menguatkan ingatan otot (muscle memory). Cobalah menulis angka 1–100 secara berurutan sambil mengucapkannya. Jika kamu kesulitan dengan kanji, mulailah dengan hiragana terlebih dahulu.
Contoh latihan: Tulislah angka 1–10 dalam kanji, lalu lanjutkan dengan angka belasan dan puluhan. Setelah itu, cobalah menulis angka secara acak untuk menguji pemahamanmu.
Salah satu cara terbaik untuk mengingat angka adalah dengan menggunakannya dalam situasi nyata. Misalnya, saat belanja, cobalah menghitung harga barang dalam bahasa Jepang. Jika kamu melihat harga 1.250 yen, ucapkan "sen nihyaku gojuu en" (千二百五十円).
Kamu juga bisa berlatih dengan menonton video atau mendengarkan lagu berbahasa Jepang yang menyebutkan angka, seperti lagu anak-anak atau iklan. Ini akan membantu kamu terbiasa dengan pengucapan dan konteks penggunaan angka.
Seperti yang sudah dijelaskan, bahasa Jepang memiliki pola yang konsisten untuk angka belasan dan puluhan. Alih-alih menghafal 100 angka secara terpisah, fokuslah pada pola dasarnya. Misalnya:
Dengan memahami pola ini, kamu bisa membentuk angka apa pun tanpa harus menghafalnya satu per satu.
Lagu atau rima bisa menjadi alat yang menyenangkan untuk menghafal angka. Ada banyak lagu anak-anak bahasa Jepang yang mengajarkan angka 1–100, seperti "Ichini San" (いちにさん). Kamu bisa mencarinya di platform seperti YouTube dan menyanyikannya berulang kali.
Jika kamu lebih suka membuat rima sendiri, cobalah mengaitkan angka dengan kata-kata yang terdengar mirip. Misalnya, juuichi (11) terdengar seperti "juice ichi" (jus satu), atau gojuu (50) seperti "go juice" (pergi jus). Ini adalah trik mnemonic yang efektif.
Belajar bersama teman atau tutor bisa membuat proses menghafal angka menjadi lebih menyenangkan. Kamu bisa saling bertanya angka secara acak atau bermain game seperti tebak angka. Misalnya, satu orang menyebut angka dalam bahasa Indonesia, dan yang lain menjawab dalam bahasa Jepang.
Jika kamu tidak memiliki teman yang belajar bahasa Jepang, kamu bisa bergabung dengan komunitas online atau forum belajar bahasa Jepang. Banyak grup di media sosial yang menyediakan sesi latihan bersama secara gratis.
Ingatlah bahwa konsistensi adalah kunci. Luangkan waktu 10–15 menit setiap hari untuk berlatih angka, dan dalam waktu beberapa minggu, kamu akan melihat kemajuan yang signifikan. Jika kamu merasa stuck, jangan ragu untuk mencari bantuan dari sumber belajar tambahan atau tutor.
Saat belajar angka bahasa Jepang, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan pemula. Mengetahui kesalahan ini sejak awal akan membantu kamu menghindarinya dan belajar dengan lebih efisien.
Seperti yang sudah dijelaskan, angka 11 dalam bahasa Jepang adalah 十一 (juuichi), bukan juu-ichi. Kesalahan ini sering terjadi karena dalam bahasa Indonesia, kita mengatakan "sebelas" (1 + 10), sehingga pemula cenderung menambahkan ichi secara terpisah.
Untuk menghindari kesalahan ini, ingatlah bahwa juu (10) sudah mencakup konsep "puluh", sehingga angka satuan langsung ditambahkan tanpa jeda. Contoh lain: 12 adalah juuni, bukan juu-ni.
Angka 4 (shi/yon) dan 7 (shichi/nana) memiliki dua variasi penyebutan. Kesalahan umum adalah menggunakan variasi yang salah dalam konteks tertentu. Misalnya, menggunakan shi dalam percakapan sehari-hari (seharusnya yon) atau shichi saat seharusnya nana.
Aturan praktis: Gunakan yon dan nana dalam percakapan santai, dan shi serta shichi dalam konteks formal atau tertulis. Jika ragu, yon dan nana adalah pilihan yang aman.
Banyak pemula hanya menghafal penulisan angka dalam hiragana (misalnya, じゅう untuk 10) dan mengabaikan kanji-nya (十). Padahal, kanji sangat penting karena sering muncul dalam teks formal, seperti dokumen, buku, atau rambu-rambu.
Untuk mengatasi ini, biasakan diri untuk belajar kanji bersamaan dengan hiragana. Misalnya, saat belajar angka 5, hafalkan baik 三 (san) maupun 五 (go). Ini akan sangat membantu saat kamu mulai membaca teks bahasa Jepang.
Pengucapan angka dalam bahasa Jepang kadang bisa membingungkan, terutama untuk angka seperti 30 (sanjuu) dan 40 (yonjuu), yang terdengar mirip. Kesalahan pengucapan bisa menyebabkan kekeliruan dalam komunikasi, terutama saat menyebutkan harga atau nomor telepon.
Untuk mengatasinya, dengarkan rekaman pengucapan asli (misalnya dari aplikasi belajar atau video YouTube) dan tirukan dengan seksama. Perhatikan intonasi dan penekanan suara, terutama untuk angka yang memiliki variasi seperti 4 dan 7.
Beberapa pemula mencoba menghafal angka 1–100 secara acak tanpa memahami pola dasarnya. Ini membuat proses belajar menjadi lambat dan tidak efisien. Misalnya, menghafal 23 sebagai nijuusan tanpa tahu bahwa itu adalah gabungan dari 20 (nijuu) dan 3 (san).
Solusinya adalah mempelajari pola terlebih dahulu, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dengan memahami bahwa angka puluhan adalah angka satuan + juu, dan angka di antaranya adalah puluhan + satuan, kamu bisa membentuk angka apa pun dengan mudah.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kamu akan belajar angka bahasa Jepang dengan lebih efektif dan menghindari kebingungan di kemudian hari. Jika kamu merasa kesulitan, jangan ragu untuk bertanya kepada tutor atau mencari sumber belajar tambahan.
Sekarang, saatnya menguji seberapa jauh kamu memahami angka bahasa Jepang. Cobalah kerjakan latihan berikut tanpa melihat panduan di atas. Jika kamu menemui kesulitan, kembali ke bagian yang relevan untuk mereview.
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
Jika kamu bisa menjawab sebagian besar latihan di atas dengan benar, berarti pemahamanmu tentang angka bahasa Jepang sudah cukup baik! Jika masih ada yang salah, jangan khawatir—ulangi bagian yang belum kamu kuasai dan coba lagi nanti.
Belajar angka bahasa Jepang memang membutuhkan latihan dan kesabaran, tetapi dengan metode yang tepat, kamu pasti bisa menguasainya. Jika kamu merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan lebih lanjut—baik untuk tugas, latihan, atau bahkan penyusunan skripsi tentang bahasa Jepang—kami di Tugasin siap membantu!
Kami menyediakan layanan pembuatan tugas, pengerjaan skripsi, dan bimbingan belajar bahasa Jepang yang disesuaikan dengan kebutuhanmu. Dengan tim ahli yang berpengalaman, kami akan memastikan kamu tidak hanya menguasai angka, tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan belajar bahasa Jepang selanjutnya. Jangan biarkan kesulitan menghambat cita-citamu—hubungi kami sekarang dan dapatkan solusi terbaik untuk kebutuhan belajarmu!
Siap untuk menguasai bahasa Jepang dengan lebih percaya diri? Kunjungi Tugasin.me dan temukan layanan yang tepat untukmu!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang