Jika kamu pernah menonton anime, drama, atau bahkan berkunjung ke restoran Jepang, pasti tidak asing lagi dengan kata itadakimasu yang diucapkan sebelum makan. Ungkapan ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan bagian penting dari budaya Jepang yang sarat makna. Bagi masyarakat Jepang, itadakimasu bukan hanya tanda bahwa seseorang akan mulai menyantap makanan, tetapi juga refleksi dari rasa syukur, penghormatan, dan kesadaran akan proses panjang yang melibatkan banyak pihak—mulai dari petani, nelayan, hingga koki—sebelum makanan itu akhirnya berada di depan kita.
Meskipun sering diterjemahkan sebagai "selamat makan," makna itadakimasu jauh lebih dalam dan kompleks. Ungkapan ini mencerminkan filosofi hidup orang Jepang yang menghargai setiap aspek kehidupan, termasuk makanan. Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Jepang atau tertarik dengan budaya Jepang, memahami itadakimasu bukan hanya soal menguasai kosakata, tetapi juga tentang menghayati nilai-nilai kebersamaan dan rasa terima kasih. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara detail arti sebenarnya dari itadakimasu, kapan dan bagaimana mengucapkannya dengan benar, serta hubungannya dengan ungkapan lain setelah makan. Simak sampai akhir untuk mengetahui cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari!
Secara harfiah, itadakimasu (いただきます) berasal dari kata kerja itadaku (いただく), yang berarti "menerima" atau "mengambil dengan rendah hati." Namun, dalam konteks makan, frasa ini membawa makna yang jauh lebih luas. Ketika seseorang mengucapkan itadakimasu, mereka sedang menyampaikan rasa syukur kepada:
Bagi sebagian orang Jepang, makanan dianggap sebagai anugerah dari Tuhan atau alam semesta. Dengan mengucapkan itadakimasu, mereka mengakui bahwa makanan yang mereka terima bukanlah hal yang bisa diambil begitu saja, melainkan pemberian yang harus disyukuri. Ini sejalan dengan konsep kanpai (bersulang) yang juga mengandung rasa terima kasih.
Misalnya, dalam tradisi Shinto, makanan dianggap suci karena berasal dari alam. Oleh karena itu, mengucapkan itadakimasu sebelum makan adalah bentuk penghormatan terhadap sumber kehidupan. Hal ini juga mencerminkan pandangan bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari ekosistem yang lebih besar.
Makanan yang kita santap berasal dari tumbuhan, hewan, atau hasil laut yang telah memberikan nyawanya. Dalam budaya Jepang, ada kesadaran bahwa setiap gigitan yang kita ambil sebenarnya merupakan pengorbanan dari makhluk hidup lainnya. Itadakimasu menjadi pengingat akan tanggung jawab kita untuk tidak menyia-nyiakan makanan.
Contohnya, ketika menyantap ikan, orang Jepang sering kali mengucapkan itadakimasu dengan penuh kesadaran bahwa hewan tersebut telah mati untuk menghidupi mereka. Ini juga terkait dengan konsep mottainai (もったいない), yang berarti "sayang jika terbuang," sebuah prinsip anti-pemborosan yang sangat dijunjung tinggi.
Dari petani yang menanam sayuran, nelayan yang menangkap ikan, pedagang yang mendistribusikan bahan makanan, hingga koki yang memasak—semua orang ini berperan dalam menghidangkan makanan di meja makan. Itadakimasu adalah cara untuk menghargai jerih payah mereka. Ini menunjukkan bahwa makanan bukanlah sesuatu yang muncul dengan sendirinya, melainkan hasil kerja keras banyak orang.
Di restoran, misalnya, mengucapkan itadakimasu sebelum makan adalah bentuk penghormatan kepada koki dan staf yang telah menyiapkan hidangan. Bahkan saat makan sendirian di rumah, ungkapan ini tetap diucapkan sebagai tanda syukur atas proses panjang yang telah dilalui sebelum makanan sampai di piring.
Dengan demikian, itadakimasu bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi sebuah ritual kecil yang mengingatkan kita untuk selalu bersyukur. Ini adalah salah satu contoh bagaimana bahasa dan budaya Jepang saling terkait erat, di mana setiap ungkapan memiliki makna filosofis yang dalam.
Mengucapkan itadakimasu bukan hanya soal waktu, tetapi juga tentang cara dan konteks yang tepat. Berikut adalah panduan lengkapnya agar kamu bisa menerapkannya dengan benar, baik dalam situasi formal maupun informal:
Itadakimasu diucapkan setelah semua makanan tersaji di meja dan sebelum tangan menyentuh alat makan. Ini menandakan bahwa semua orang siap untuk mulai menikmati hidangan. Jika kamu makan bersama orang lain, tunggu hingga tuan rumah atau orang yang lebih senior mengucapkannya terlebih dahulu sebagai tanda penghormatan.
Contohnya, dalam keluarga Jepang, biasanya kepala keluarga atau ibu yang pertama kali mengucapkan itadakimasu, diikuti oleh anggota keluarga lainnya. Di restoran, pelanggan bisa mengucapkannya setelah pelayan menyajikan semua pesanan. Jika kamu makan sendirian, tetap ucapkan sebagai bentuk disiplin diri.
Saat mengucapkan itadakimasu, ada gerakan tubuh yang menyertainya, yaitu menundukkan kepala secara halus (sekitar 15 derajat) sebagai tanda penghormatan. Gerakan ini tidak perlu berlebihan, cukup sekilas untuk menunjukkan kesopanan. Jika kamu makan bersama orang yang lebih tua atau dalam acara formal, bungkukan kepala bisa sedikit lebih dalam.
Gerakan ini mirip dengan ojigi (お辞儀), yaitu cara orang Jepang memberi salam, tetapi lebih ringan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kamu menyadari pentingnya makanan dan menghargai usaha orang lain. Jika kamu lupa melakukan gerakan ini, tidak apa-apa, tetapi akan lebih baik jika dibiasakan.
Itadakimasu diucapkan dalam hampir semua situasi makan, termasuk:
Namun, dalam situasi yang sangat kasual, seperti makan cemilan sambil nonton film atau ngemil di jalan, ungkapan ini kadang dihilangkan. Meski demikian, jika kamu ingin menunjukkan kesopanan, tidak ada salahnya untuk tetap mengucapkannya.
Satu hal yang perlu diingat: tidak mengucapkan itadakimasu dalam konteks formal atau bersama orang yang lebih tua bisa dianggap kurang sopan. Ini karena ungkapan ini sudah menjadi bagian dari etika dasar dalam budaya Jepang. Jika kamu sedang belajar bahasa Jepang, membiasakan diri mengucapkannya adalah langkah kecil yang bisa memberikan kesan positif.
Dalam bahasa Indonesia, kita memiliki frasa "selamat makan" yang bisa diucapkan kepada orang lain. Namun, dalam bahasa Jepang, itadakimasu tidak persis sama dengan "selamat makan." Lalu, bagaimana jika kamu ingin mengajak orang lain untuk mulai makan bersama? Berikut adalah beberapa ungkapan alternatif yang bisa kamu gunakan:
Ungkapan ini digunakan ketika kamu ingin mengundang orang lain untuk mulai makan, terutama dalam situasi formal atau kepada orang yang lebih tua. Meshiagaru (召し上がる) adalah bentuk sopan dari "makan," sehingga frasa ini menunjukkan rasa hormat.
Contoh penggunaan: Ketika kamu menjadi tuan rumah dan menyajikan makanan untuk tamu, kamu bisa mengatakan Douzo meshiagatte kudasai sambil menunjuk ke meja makan. Ini juga sering diucapkan oleh pelayan di restoran kepada pelanggan.
Frasa ini lebih santai dan digunakan ketika kamu ingin mengajak teman atau keluarga untuk mulai makan bersama-sama. Tabemashou adalah bentuk ajakan dari kata "makan," sehingga terdengar lebih akrab.
Contoh penggunaan: Jika kamu makan dengan teman sebaya atau keluarga, kamu bisa mengatakan Issho ni tabemashou! sambil tersenyum. Ini menciptakan suasana yang hangat dan mengundang kebersamaan.
Perlu dicatat bahwa itadakimasu tetap diucapkan meskipun kamu menggunakan frasa-frasa di atas. Misalnya, setelah mengatakan Douzo meshiagatte kudasai, semua orang akan menjawab dengan itadakimasu sebelum mulai makan. Ini menunjukkan bahwa itadakimasu adalah ungkapan pribadi, sementara frasa lain bersifat sosial.
Jika itadakimasu adalah pembuka, maka gochisousama deshita (ごちそうさまでした) adalah penutupnya. Ungkapan ini diucapkan setelah selesai makan dan memiliki makna "terima kasih atas hidangannya" atau "itu adalah sajian yang luar biasa." Berikut adalah perbedaan mendasar antara keduanya:
Ungkapan | Waktu Penggunaan | Arti | Tujuan |
---|---|---|---|
Itadakimasu | Sebelum makan | "Saya menerima" (dengan rasa syukur) | Menunjukkan penghargaan atas makanan dan semua pihak yang terlibat dalam penyediaannya. |
Gochisousama deshita | Setelah makan | "Terima kasih atas makanannya" | Menghargai usaha orang yang menyiapkan makanan dan mengakui bahwa makanan tersebut adalah suatu keistimewaan. |
Gochisousama sendiri berasal dari kata gochisou (ご馳走), yang secara harfiah berarti "hidangan mewah" atau "jamuan." Dalam konteks sejarah, kata ini digunakan untuk menggambarkan makanan yang disajikan dengan usaha ekstra, seperti pada acara-acara khusus. Dengan mengucapkan gochisousama deshita, kamu secara tidak langsung mengatakan bahwa makanan yang disantap layak dihargai sebagai sesuatu yang istimewa.
Contoh penggunaan:
Keduanya, itadakimasu dan gochisousama deshita, adalah bagian tak terpisahkan dari etika makan dalam budaya Jepang. Mengucapkan keduanya dengan benar tidak hanya menunjukkan pemahaman kamu terhadap bahasa, tetapi juga penghargaan terhadap tradisi dan nilai-nilai luhur masyarakat Jepang.
Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Jepang, memahami dan menerapkan itadakimasu bukan hanya soal menguasai kosakata, tetapi juga tentang menghayati budaya. Berikut adalah alasan mengapa ungkapan ini penting:
Jika kamu berencana tinggal atau bekerja di Jepang, mengucapkan itadakimasu dan gochisousama deshita akan membuat orang Jepang merasa dihargai. Ini menunjukkan bahwa kamu tidak hanya belajar bahasanya, tetapi juga menghormati tradisi mereka. Hal kecil seperti ini bisa membuka banyak peluang, baik dalam hubungan sosial maupun profesional.
Misalnya, saat makan bersama rekan kerja atau atasan, mengucapkan kedua frasa ini dengan benar akan memberikan kesan bahwa kamu adalah orang yang sopan dan peka terhadap budaya setempat. Ini bisa meningkatkan kepercayaan mereka terhadapmu.
Dengan membiasakan diri mengucapkan itadakimasu, kamu secara tidak langsung melatih diri untuk lebih bersyukur atas makanan yang kamu terima. Ini adalah nilai universal yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya saat belajar bahasa Jepang.
Kesadaran ini juga bisa mengurangi kebiasaan boros makanan, karena kamu akan lebih menghargai setiap suapan yang masuk ke mulut. Ini sejalan dengan gerakan mottainai yang sedang dipromosikan di banyak negara untuk mengurangi limbah makanan.
Itadakimasu hanyalah salah satu dari banyak ungkapan sehari-hari dalam bahasa Jepang yang memiliki makna budaya mendalam. Dengan mempelajarinya, kamu akan lebih mudah memahami ungkapan-ungkapan lain seperti arigatou gozaimasu (terima kasih), sumimasen (maaf), atau onegaishimasu (tolong), yang juga sarat dengan nilai-nilai kesopanan.
Misalnya, onegaishimasu yang diucapkan saat memesan makanan di restoran juga mengandung rasa hormat kepada pelayan. Semakin banyak kamu memahami ungkapan-ungkapan seperti ini, semakin lancar pula kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jepang.
Jika kamu tertarik untuk memperdalam pemahaman tentang bahasa dan budaya Jepang, kami di Tugasin.me siap membantu! Kami menyediakan layanan bimbingan untuk tugas, skripsi, ataupun pembelajaran bahasa Jepang dengan pendekatan yang mudah dipahami. Dengan bantuan tutor berpengalaman, kamu bisa belajar tidak hanya tata bahasa, tetapi juga etika dan budaya Jepang secara menyeluruh. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis dan temukan paket belajar yang sesuai dengan kebutuhanmu!
Itadakimasu mungkin terdengar seperti kata sederhana, tetapi di baliknya terdapat nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jepang: rasa syukur, penghormatan, dan kesadaran akan kebersamaan. Ungkapan ini mengajarkan kita untuk tidak pernah menganggap remeh makanan yang kita santap, karena di baliknya terdapat jerih payah banyak orang dan proses alam yang panjang.
Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Jepang, menguasai itadakimasu dan gochisousama deshita adalah langkah awal yang baik untuk memahami budaya Jepang secara lebih mendalam. Selain itu, membiasakan diri mengucapkan kedua frasa ini juga bisa menjadi latihan untuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan peka terhadap sekitar.
Jika kamu ingin belajar lebih banyak tentang bahasa Jepang, mulai dari kosakata sehari-hari hingga tata krama dalam berkomunikasi, jangan ragu untuk memanfaatkan layanan bimbingan dari Tugasin.me. Kami siap membantu kamu tidak hanya dalam menyelesaikan tugas atau skripsi, tetapi juga dalam memahami seluk-beluk budaya Jepang dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Segera hubungi kami dan mulailah perjalanan belajarmu hari ini!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang