Apakah kamu baru saja memulai perjalanan belajar Bahasa Jepang? Jika iya, maka menguasai kosakata dasar adalah langkah pertama yang tidak boleh dilewatkan. Kosakata ini akan menjadi fondasi utama untuk memahami percakapan sehari-hari, memperkenalkan diri, hingga berinteraksi dalam berbagai situasi—baik itu saat traveling ke Jepang, menonton anime tanpa subtitle, atau bahkan berkomunikasi dengan penutur asli.
Dalam artikel ini, kami telah menyusun lebih dari 50 kosakata Bahasa Jepang dasar yang wajib kamu hafal, lengkap dengan penulisan dalam hiragana/katakana, romaji, dan arti dalam Bahasa Indonesia. Tidak hanya itu, kami juga akan membagikan tips efektif menghafal kosakata serta cara mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak selengkapnya!
1. Salam dan Ucapan Dasar: Kunci Memulai Percakapan
Salam dan ucapan dasar adalah gerbang pertama untuk berinteraksi dalam Bahasa Jepang. Menguasai frasa-frasa ini akan membuatmu terlihat lebih sopan dan percaya diri saat berbicara dengan orang Jepang. Berbeda dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang memiliki tingkat kesopanan yang bervariasi, tergantung pada situasi dan lawan bicara. Misalnya, ohayou gozaimasu digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua atau dalam konteks formal, sementara ohayou (tanpa gozaimasu) bisa digunakan kepada teman sebaya.
Berikut adalah daftar ucapan dasar yang harus kamu kuasai:
- こんにちは (Konnichiwa) – Digunakan sebagai sapaan umum pada siang hari, setara dengan “Halo” atau “Selamat siang” dalam Bahasa Indonesia. Frasa ini bersifat netral dan bisa digunakan dalam berbagai situasi, baik formal maupun informal. Misalnya, saat bertemu teman di kampus atau menyapa kasir di toko.
- おはようございます (Ohayou gozaimasu) – Ucapan selamat pagi yang sopan. Versi informalnya, ohayou, bisa digunakan kepada keluarga atau teman dekat. Di Jepang, mengucapkan salam pagi dianggap sebagai tanda penghormatan, terutama di lingkungan kerja atau sekolah.
- すみません (Sumimasen) – Kata ini memiliki banyak fungsi: bisa berarti “permisi” saat ingin lewat, “maaf” ketika melakukan kesalahan, atau bahkan “tolong” saat meminta bantuan. Misalnya, sumimasen, toire wa doko desu ka? (Permisi, di mana toilet?). Fleksibilitas kata ini membuatnya menjadi salah satu kosakata paling penting.
- ありがとうございます (Arigatou gozaimasu) – Ungkapan terima kasih yang sopan. Untuk situasi santai, cukup gunakan arigatou. Menambahkan gozaimasu menunjukkan rasa hormat, misalnya saat menerima bantuan dari atasan atau orang yang lebih tua.
- はい (Hai) / いいえ (Iie) – Kata “ya” dan “tidak” yang sederhana namun krusial. Dalam budaya Jepang, menjawab dengan jelas hai atau iie dianggap lebih sopan daripada diam atau mengangguk ambigu. Misalnya, saat ditawari makanan, jawablah dengan hai, onegaishimasu (Ya, terima kasih) atau iie, kekkou desu (Tidak, terima kasih).
Untuk memperdalam pemahaman, cobalah menggunakan ucapan-ucapan ini dalam konteks nyata, seperti saat berlatih dengan teman atau menonton drama Jepang. Perhatikan juga intonasi dan ekspresi wajah yang menyertai ucapan, karena hal ini memengaruhi makna dan kesan yang disampaikan.
2. Angka Dasar: Fondasi untuk Berbelanja, Waktu, dan Hitungan
Menguasai angka dalam Bahasa Jepang adalah keharusan absolut, terutama jika kamu berencana berkunjung ke Jepang. Angka digunakan dalam berbagai situasi, mulai dari menanyakan harga (misalnya ikura desu ka? – berapa harganya?), membaca jam, hingga memesan makanan (misalnya hitotsu kudasai – satu, tolong). Sistem penomoran Jepang memiliki dua varian: hitungan asli Jepang (misalnya hito-tsu, futa-tsu) dan hitungan Sino-Jepang (misalnya ichi, ni, san). Untuk pemula, fokuslah dulu pada hitungan Sino-Jepang karena lebih umum digunakan.
Berikut adalah angka 1 hingga 10 beserta pengucapan dan contoh penggunaannya:
- いち (Ichi) – Satu Contoh: Ichi-mai kudasai (Satu lembar, tolong) saat memesan kertas atau tiket. Perhatikan bahwa untuk benda datar seperti kertas atau piring, digunakan satuan -mai, sementara untuk benda bulat seperti apel, digunakan -ko (misalnya ikko).
- に (Ni) – Dua Contoh: Ni-juu-go fun (25 menit). Angka ni berubah menjadi fu saat diikuti oleh satuan waktu fun (menit). Ini adalah contoh bagaimana angka bisa berubah bentuk tergantung konteksnya.
- さん (San) – Tiga Contoh: San-nen-sei desu (Saya kelas tiga). Dalam konteks tahun ajaran atau usia, angka ini sering digunakan. Perlu diingat, san juga berarti “Tuan” atau “Nyonya” sebagai sapaan hormat, misalnya Yamada-san.
- よん / し (Yon / Shi) – Empat Shi adalah pengucapan asli, tetapi sering diganti dengan yon untuk menghindari kebingungan dengan kata shi (kematian). Contoh: Yon-gatsu (April) atau yon-hyakuen (400 yen).
- じゅう (Juu) – Sepuluh Contoh: Juu-ni sai desu (Saya berusia 12 tahun). Angka 10 adalah dasar untuk membentuk angka puluhan, seperti juu-ichi (11), juu-ni (12), dan seterusnya.
Untuk berlatih, cobalah menghitung benda di sekitarmu menggunakan Bahasa Jepang, atau mainkan game sederhana seperti menghafal harga barang dalam yen. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi belajar angka yang menyediakan kuis interaktif untuk menguji pemahamanmu.
3. Kata Kerja Sehari-hari: Membangun Kalimat yang Bermakna
Kata kerja adalah jantung dari sebuah kalimat. Tanpa kata kerja, kamu hanya bisa menyebutkan benda atau sifat, tetapi tidak bisa menyampaikan aksi atau kegiatan. Dalam Bahasa Jepang, kata kerja memiliki bentuk dasar yang disebut dictionary form (misalnya taberu – makan), dan bentuk ini bisa berubah tergantung pada tingkat kesopanan atau waktu (masa lalu, sekarang, masa depan). Untuk pemula, fokuslah pada bentuk dasar dan bentuk -masu (sopan), seperti tabemasu (saya makan).
Berikut adalah kata kerja dasar yang paling sering digunakan dalam percakapan sehari-hari:
- 行く (Iku) – Pergi Contoh: Watashi wa gakkou ni ikimasu (Saya pergi ke sekolah). Kata kerja ini sering dipasangkan dengan partikel ni (ke) untuk menunjukkan tujuan. Dalam percakapan santai, iku bisa berdiri sendiri, misalnya Doko ni iku? (Mau pergi kemana?).
- 食べる (Taberu) – Makan Contoh: Pan o tabemasu (Saya makan roti). Untuk mengundang seseorang makan, kamu bisa mengatakan Issho ni tabemasen ka? (Mau makan bersama?). Kata kerja ini juga sering digunakan dalam bentuk lampau, tabeta (sudah makan).
- 見る (Miru) – Melihat Contoh: Eiga o mimashou (Mari kita nonton film). Kata kerja ini bisa digunakan untuk aktivitas menonton (terebi o miru – menonton TV) atau sekadar melihat (kono hon o mite kudasai – tolong lihat buku ini).
- 買う (Kau) – Membeli Contoh: Kono hon o kaimasu (Saya beli buku ini). Saat berbelanja, frasa kore o kudasai (ini, tolong) sangat berguna. Jangan lupa untuk menambahkan onegaishimasu (tolong) untuk bersikap sopan.
- 聞く (Kiku) – Mendengar / Bertanya Contoh: Sensei no hanashi o kikimasu (Saya mendengarkan cerita guru). Kata ini juga digunakan saat bertanya, misalnya Nan desu ka? Shitsumon ga arimasu (Ada apa? Saya punya pertanyaan). Dalam konteks musik, ongaku o kiku berarti “mendengarkan musik”.
Untuk menguasai kata kerja, cobalah membuat kalimat sederhana menggunakan kata-kata yang sudah kamu pelajari. Misalnya, gabungkan dengan kosakata benda: Watashi wa mise ni itte, pan o kaimasu (Saya pergi ke toko dan membeli roti). Semakin sering berlatih, semakin natural pengucapanmu.
4. Kata Benda Umum: Mengidentifikasi Objek di Sekitar
Kata benda adalah blok pembangun untuk mendeskripsikan dunia sekitar. Tanpa kata benda, kamu akan kesulitan menyebutkan orang, tempat, atau benda dalam percakapan. Dalam Bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki jenis kelamin (seperti dalam Bahasa Prancis atau Spanyol), tetapi memiliki partikel yang menyertainya, seperti wa, ga, atau o, yang menentukan peran kata benda dalam kalimat. Misalnya, watashi wa (saya [sebagai subjek]) vs. watashi o (saya [sebagai objek]).
Berikut adalah kata benda esensial yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari:
- 家 (Ie) – Rumah Contoh: Watashi no ie wa chiisai desu (Rumah saya kecil). Kata ie mengacu pada rumah sebagai tempat tinggal, sementara uchi bisa berarti “rumah” atau “keluarga”, tergantung konteks. Misalnya, Uchi ni kaerimasu (Saya pulang ke rumah).
- 学校 (Gakkou) – Sekolah Contoh: Gakkou wa doko desu ka? (Di mana sekolah?). Di Jepang, gakkou mencakup semua jenjang pendidikan, dari SD hingga SMA. Untuk perguruan tinggi, digunakan kata daigaku.
- 仕事 (Shigoto) – Pekerjaan Contoh: Watashi no shigoto wa tanoshii desu (Pekerjaan saya menyenangkan). Kata ini juga bisa berarti “tugas” dalam konteks tertentu, misalnya shigoto o suru (bekerja/mengerjakan tugas).
- 友達 (Tomodachi) – Teman Contoh: Tomodachi to eiga o mimasu (Saya nonton film dengan teman). Dalam budaya Jepang, hubungan pertemanan sangat dihargai, dan kata tomodachi sering digunakan dalam percakapan santai.
- お金 (Okane) – Uang Contoh: Okane ga arimasen (Saya tidak punya uang). Saat berbelanja, frasa ikura desu ka? (berapa harganya?) dan okane o haratte kudasai (tolong bayar dengan uang) akan sangat berguna.
Untuk memperkaya kosakata benda, labeli benda-benda di rumahmu dengan kata Jepang menggunakan post-it notes. Misalnya, tempelkan kata reizouko (kulkas) atau tsukue (meja) pada benda yang bersangkutan. Metode ini, yang disebut labeling technique, terbukti efektif untuk menghafal kosakata secara visual.
5. Kata Sifat: Mendeskripsikan Dunia dengan Lebih Detail
Kata sifat (keiyoushi) memungkinkanmu untuk menggambarkan benda, orang, atau situasi dengan lebih hidup. Dalam Bahasa Jepang, kata sifat dibagi menjadi dua jenis: i-keiyoushi (berakhiran dengan -i, seperti ookii – besar) dan na-keiyoushi (diikuti oleh na, seperti shizuka na – tenang). Untuk pemula, fokuslah pada i-keiyoushi karena lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Berikut adalah kata sifat dasar yang akan membantu kamu mendeskripsikan berbagai hal:
- 大きい (Ookii) – Besar Contoh: Kono hon wa ookii desu (Buku ini besar). Lawan dari ookii adalah chiisai (kecil). Kata sifat ini sering digunakan untuk membandingkan ukuran, misalnya Kochira no hou ga ookii desu (Yang ini lebih besar).
- 新しい (Atarashii) – Baru Contoh: Atarashii kuruma o kaimashita (Saya beli mobil baru). Kata ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan pengalaman, misalnya atarashii tomodachi (teman baru).
- 高い (Takai) – Mahal / Tinggi Contoh: Kono kamera wa takai desu (Kamera ini mahal). Perhatikan bahwa takai bisa berarti “tinggi” untuk benda (misalnya taka-i toko – toko yang tinggi) atau “mahal” untuk harga. Untuk menghindari kebingungan, perhatikan konteksnya.
- 暑い (Atsui) – Panas (cuaca) Contoh: Kyou wa atsui desu ne (Hari ini panas ya). Kata ini khusus untuk cuaca panas, sementara atsui nomimono (minuman panas) menggunakan kata sifat atsui dalam konteks suhu.
- 寒い (Samui) – Dingin (cuaca) Contoh: Fuyu wa samui desu (Musim dingin dingin). Untuk benda yang dingin (misalnya es krim), gunakan tsumetai (tsumetai aisu – es krim yang dingin).
Untuk berlatih, cobalah mendeskripsikan benda di sekitarmu menggunakan kata sifat. Misalnya, Kono pen wa akai desu (Pulpen ini merah) atau Kyoushitsu wa hiroi desu (Kelas ini luas). Kamu juga bisa bermain game “tebak kata sifat” dengan teman, di mana satu orang mendeskripsikan benda tanpa menyebut namanya, dan yang lain menebak.
6. Kosakata Seputar Waktu: Mengatur Jadwal dengan Tepat
Kosakata waktu adalah kunci untuk menjadwalkan aktivitas, baik itu janji temu, jam kerja, atau rencana traveling. Dalam Bahasa Jepang, waktu dibagi menjadi bagian-bagian hari yang spesifik, seperti asa (pagi), hiru (siang), dan yoru (malam). Selain itu, ada juga kata-kata untuk menyebut hari, minggu, dan bulan, yang sangat berguna saat membuat rencana atau mengisi formulir.
Berikut adalah kosakata waktu yang esensial:
- 今日 (Kyou) – Hari ini Contoh: Kyou wa nan youbi desu ka? (Hari ini hari apa?). Kata ini sering dipasangkan dengan kata kerja, misalnya kyou wa hataraki masen (saya tidak bekerja hari ini).
- 昨日 (Kinou) – Kemarin Contoh: Kinou wa samui deshita (Kemarin dingin). Untuk menyebut aktivitas yang dilakukan kemarin, gunakan bentuk lampau, seperti kinou eiga o mimashita (saya menonton film kemarin).
- 明日 (Ashita) – Besok Contoh: Ashita wa gakkou ni ikimasu (Besok saya pergi ke sekolah). Kata ini sering digunakan dalam rencana, misalnya ashita no yotei wa nan desu ka? (Apa rencana besok?).
- 今 (Ima) – Sekarang Contoh: Ima nan-ji desu ka? (Sekarang jam berapa?). Kata ima juga bisa berarti “saat ini”, misalnya ima benkyou shite imasu (saya sedang belajar sekarang).
- 朝 (Asa) – Pagi Contoh: Asa gohan o tabemasu (Saya makan sarapan). Di Jepang, asa gohan (sarapan) dianggap penting, dan banyak orang memiliki rutinitas pagi yang teratur, seperti asa no undou (olahraga pagi).
Untuk menguasai kosakata waktu, buatlah jadwal harian dalam Bahasa Jepang dan berlatihlah menanyakan waktu kepada teman. Misalnya, tanyakan Ima nan-ji desu ka? (Sekarang jam berapa?) dan jawab dengan Juu-ichi-ji desu (Jam 11). Kamu juga bisa menggunakan aplikasi kalender dan mengatur pengingat dengan label Bahasa Jepang.
7. Kosakata Seputar Keluarga: Berkenalan dengan Hubungan Sosial
Kosakata keluarga sangat penting, terutama saat berkenalan atau berbicara tentang latar belakang pribadi. Dalam Bahasa Jepang, terdapat kata-kata khusus untuk anggota keluarga, baik dari sudut pandang sendiri maupun orang lain. Misalnya, okaasan (ibu) digunakan untuk menyebut ibu sendiri, sementara haha digunakan saat berbicara tentang ibu orang lain. Selain itu, ada juga istilah hormat seperti otousan (ayah) yang lebih sopan daripada chichi.
Berikut adalah kosakata keluarga yang umum digunakan:
- 家族 (Kazoku) – Keluarga Contoh: Watashi no kazoku wa ni-nin desu (Keluarga saya beranggotakan dua orang). Kata ini mencakup semua anggota keluarga, termasuk orang tua, saudara, dan kadang kakek-nenek.
- お父さん (Otousan) – Ayah Contoh: Otousan wa isha desu (Ayah saya dokter). Untuk ayah orang lain, gunakan chichi, misalnya Tanaka-san no chichi (Ayah Tn. Tanaka).
- お母さん (Okaasan) – Ibu Contoh: Okaasan wa ryouri ga jouzu desu (Ibu saya pandai memasak). Sama seperti otousan, untuk ibu orang lain, gunakan haha.
- 兄 (Ani) – Kakak laki-laki Contoh: Ani wa daigaku-sei desu (Kakak laki-laki saya mahasiswa). Jika kamu adalah kakak laki-laki, gunakan boku no imouto (adik perempuan saya) saat berbicara tentang adikmu.
- 妹 (Imouto) – Adik perempuan Contoh: Imouto wa chisai desu (Adik perempuan saya masih kecil). Dalam anime atau drama, sering terdengar frasa onee-san (kakak perempuan) atau oniisan (kakak laki-laki) sebagai panggilan akrab.
Untuk berlatih, gambarlah pohon keluarga dan labeli setiap anggota dengan kata Jepang. Kamu juga bisa berlatih memperkenalkan keluargamu dengan kalimat sederhana, seperti Watashi no kazoku wa go-nin desu. Otousan, okaasan, ani, imouto, to watashi desu (Keluarga saya beranggotakan lima orang: ayah, ibu, kakak laki-laki, adik perempuan, dan saya).
Tips Efektif Menghafal Kosakata Bahasa Jepang
Menghafal kosakata memang membutuhkan konsistensi dan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa tips yang telah terbukti efektif bagi pemula:
- Gunakan Flashcards Flashcards adalah metode klasik namun sangat efektif. Kamu bisa membuat kartu sendiri dengan menulis kosakata Jepang di satu sisi dan artinya di sisi lain, atau menggunakan aplikasi seperti Anki yang menyediakan sistem pengulangan teratur. Keunggulan flashcards adalah kemampuannya untuk melatih ingatan aktif (aktif recall), di mana otak dipaksa mengingat informasi tanpa petunjuk. Cobalah untuk mereview flashcards secara rutin, misalnya 10 menit setiap hari, untuk hasil optimal.
- Kelompokkan Berdasarkan Kategori Otak manusia lebih mudah mengingat informasi yang terorganisir dalam kelompok. Misalnya, kelompokkan kosakata berdasarkan tema seperti “makanan”, “transportasi”, atau “hobi”. Buatlah daftar kosakata per kategori dan pelajari secara bertahap. Contohnya, untuk tema “makanan”, kamu bisa mempelajari gohan (nasi), pan (roti), niku (daging), dan yasai (sayur). Setelah menguasai satu kategori, lanjutkan ke kategori berikutnya.
- Praktikkan dalam Kalimat Menghafal kosakata secara terpisah tidak cukup; kamu perlu menggunakannya dalam konteks. Cobalah menyusun kalimat sederhana menggunakan kosakata baru. Misalnya, jika kamu baru belajar kata hon (buku) dan yomu (membaca), buatlah kalimat: Watashi wa hon o yomimasu (Saya membaca buku). Semakin sering kamu menggunakan kosakata dalam kalimat, semakin mudah otak mengingatnya dalam jangka panjang.
- Dengarkan dan Tonton Media Berbahasa Jepang Media seperti anime, drama, atau podcast Jepang adalah sumber belajar yang menyenangkan. Dengan mendengarkan percakapan asli, kamu akan terbiasa dengan pengucapan, intonasi, dan penggunaan kosakata dalam konteks nyata. Mulailah dengan konten yang ditujukan untuk pemula, seperti anime slice-of-life (seikatsu) atau acara anak-anak, karena dialognya cenderung sederhana. Jangan lupa untuk menyalakan subtitle Bahasa Indonesia terlebih dahulu, lalu secara bertahap beralih ke subtitle Jepang atau tanpa subtitle.
- Bergabung dengan Komunitas Belajar Belajar bersama orang lain bisa meningkatkan motivasi dan akuntabilitas. Bergabunglah dengan grup belajar Bahasa Jepang, baik secara online maupun offline. Di sana, kamu bisa berlatih berbicara, bertukar tips, dan saling mengoreksi. Jika kamu kesulitan menemukan komunitas, Tugasin.me menyediakan layanan bimbingan dan diskusi untuk pembelajaran Bahasa Jepang, termasuk bantuan untuk tugas atau tes. Dengan bergabung, kamu tidak hanya belajar kosakata, tetapi juga budaya dan nuansa bahasa yang lebih dalam.
Ingat, kunci utama dalam belajar bahasa adalah konsistensi. Luangkan waktu minimal 15–30 menit setiap hari untuk berlatih, baik itu menghafal kosakata, menonton video, atau berkomunikasi dengan penutur asli. Jangan takut membuat kesalahan—setiap kesalahan adalah bagian dari proses belajar!
Kesimpulan: Langkah Selanjutnya dalam Perjalanan Belajarmu
Dengan menguasai 50+ kosakata dasar yang telah kami bahas di atas, kamu sudah memiliki fondasi yang kuat untuk melanjutkan belajar Bahasa Jepang ke tingkat berikutnya. Kosakata ini akan membantumu dalam berbagai situasi, mulai dari percakapan sehari-hari hingga memahami konten sederhana seperti menu restoran atau petunjuk jalan.
Namun, belajar bahasa tidak berhenti pada menghafal kosakata. Langkah selanjutnya adalah menguasai tata bahasa dasar, seperti struktur kalimat, partikel, dan konjugasi kata kerja. Jika kamu merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan lebih lanjut—misalnya untuk mengerjakan tugas, mempersiapkan ujian, atau bahkan menulis esai dalam Bahasa Jepang—Tugasin.me siap membantu. Kami menyediakan layanan bimbingan dan pendampingan untuk berbagai kebutuhan akademis, termasuk pembelajaran bahasa asing. Dengan dukungan dari ahli, perjalanan belajarmu akan menjadi lebih terarah dan efisien.
Jadi, jangan ragu untuk memulai! Mulailah dengan menghafal 5–10 kosakata setiap hari, praktikkan dalam kalimat, dan teruslah berlatih. Seperti pepatah Jepang yang mengatakan, 「継続は力なり」(Keizoku wa chikara nari – Ketekunan adalah kekuatan). Selamat belajar, dan semoga sukses!