Liburan ke Jepang memang mengasyikkan, tetapi kendala bahasa sering kali menjadi momok bagi banyak wisatawan. Meskipun di kota-kota besar seperti Tokyo atau Osaka banyak ditemukan papan petunjuk berbahasa Inggris, realitanya tidak semua penduduk lokal fasih berkomunikasi dengan bahasa asing—terutama di daerah pedesaan atau penginapan tradisional seperti ryokan. Belum lagi, budaya Jepang yang sangat menghargai kesopanan membuat penggunaan kata-kata yang tepat menjadi kunci untuk mendapatkan pengalaman liburan yang lebih baik.
Bayangkan saja: kamu bisa bertanya arah dengan jelas ke petugas stasiun, memesan makanan favorit tanpa kebingungan, atau bahkan meminta bantuan saat tersesat—semua itu hanya dengan menguasai kosakata dasar. Tidak perlu mahir berbahasa Jepang, cukup 25 kata dan frasa penting ini sudah mampu membantumu berkomunikasi dalam situasi sehari-hari. Kami juga akan membagikan tips praktis seperti cara mengucapkan kata dengan benar, konteks penggunaan yang sopan, dan alternatif frasa untuk situasi darurat. Yuk, persiapkan dirimu agar liburan ke Jepang berjalan lancar dan bebas stres!
Sebelum mempelajari istilah teknis seperti transportasi atau belanja, kenali dulu beberapa kata umum yang akan sering kamu temui di papan informasi, brosur, atau percakapan sehari-hari. Kosakata ini tidak hanya berguna untuk bertanya, tetapi juga membantu kamu memahami petunjuk atau pengumuman di tempat umum.
Kata ini merujuk pada kegiatan berkunjung ke tempat-tempat menarik, seperti kuil, taman, atau landmark terkenal. Di Jepang, kamu akan sering melihat kata ini di papan informasi wisata (観光案内所 / kankō annaijo) atau dalam percakapan dengan pemandu lokal. Misalnya, saat kamu ingin bertanya tentang tempat wisata terdekat, frasa “近くの観光スポットはどこですか?” (Chikaku no kankō supotto wa doko desu ka?) berarti “Di mana tempat wisata terdekat?”
Contoh penggunaan lain: “京都の観光地を教えてください” (Kyōto no kankōchi o oshiete kudasai), yang artinya “Tolong beritahu saya tempat wisata di Kyoto.” Ingat, mengucapkan kankō dengan intonasi yang benar (tekanan pada suku kata pertama) akan membuatmu terdengar lebih natural.
Istilah ini digunakan untuk menyebut perjalanan secara umum, baik dalam negeri maupun ke luar negeri. Kamu bisa menggunakannya saat membeli tiket, bertanya tentang paket tur, atau sekadar bercerita tentang rencanamu. Misalnya, “来月、大阪へ旅行します” (Raigetsu, Ōsaka e ryokō shimasu) berarti “Bulan depan, saya akan liburan ke Osaka.”
Perbedaan halus antara ryokō dan kankō terletak pada fokusnya: ryokō lebih menekankan pada proses perjalanan (misalnya naik pesawat atau kereta), sementara kankō berfokus pada kegiatan wisata di tempat tujuan. Jadi, jika kamu ingin mengatakan “Saya sedang dalam perjalanan ke Jepang,” gunakan “日本へ旅行中です” (Nihon e ryokōchū desu).
Kata ini adalah istilah formal untuk menyebut orang yang sedang berwisata. Meskipun terdengar netral, dalam konteks tertentu, penduduk lokal mungkin menggunakan kata ini untuk membedakan antara wisatawan asing dan domestik. Misalnya, di tempat ramai seperti Kuil Fushimi Inari, kamu mungkin mendengar “観光客が多いです” (Kankōkyaku ga ōi desu), yang artinya “Banyak turis di sini.”
Jika kamu ingin memperkenalkan dirimu sebagai turis, frasa “私は観光客です” (Watashi wa kankōkyaku desu) sudah cukup. Namun, untuk terdengar lebih alami, kamu bisa menambahkan tujuan liburanmu, seperti “私は東京の観光客です” (Watashi wa Tōkyō no kankōkyaku desu) – “Saya turis yang berkunjung ke Tokyo.”
Istilah ini secara harfiah berarti “orang dari luar negeri” dan sering digunakan dalam dokumen resmi atau percakapan formal. Meskipun tidak bermaksud menyinggung, beberapa orang Jepang kini lebih memilih kata alternatif seperti 外国の方 (gaikoku no kata) untuk terdengar lebih sopan. Kamu bisa menggunakannya saat mengisi formulir di hotel atau bandara.
Contoh penggunaan: “私は外国人です。英語で説明していただけますか?” (Watashi wa gaikokujin desu. Eigo de setsumei shite itadakemasu ka?) – “Saya orang asing. Bisakah Anda menjelaskan dalam bahasa Inggris?” Frasa ini sangat berguna saat kamu kesulitan memahami petunjuk dalam bahasa Jepang.
Sistem transportasi Jepang terkenal efisien, tetapi papan petunjuk yang penuh dengan huruf kanji bisa membuatmu kebingungan—terutama jika kamu tidak terbiasa. Kosakata di bawah ini akan membantumu bergerak dengan lebih percaya diri, baik saat naik kereta, bus, maupun saat bertanya arah kepada petugas atau penduduk lokal.
Kata ini merujuk pada stasiun kereta api, termasuk stasiun shinkansen (kereta cepat) dan kereta lokal. Nama stasiun biasanya diakhiri dengan eki, seperti “渋谷駅” (Shibuya-eki). Saat bertanya lokasi stasiun, kamu bisa menggunakan frasa: “最寄りの駅はどこですか?” (Moyori no eki wa doko desu ka?) – “Di mana stasiun terdekat?”
Tips tambahan: Di stasiun besar seperti Tokyo atau Shinjuku, sering ada pintu keluar (deguchi) yang berbeda-beda (misalnya Pintu Keluar Utara, Selatan). Pastikan kamu mengetahui pintu keluar mana yang terdekat dengan tujuanmu untuk menghemat waktu. Contoh: “南出口はどちらですか?” (Minami deguchi wa dochira desu ka?) – “Di mana pintu keluar selatan?”
Kata ini digunakan untuk tiket kereta, bus, atau bahkan tiket masuk ke tempat wisata. Saat membeli tiket di mesin otomatis, kamu akan melihat tulisan “切符購入” (kippu kōnyū) – “Pembelian Tiket.” Jika bingung, kamu bisa bertanya kepada petugas: “東京までの切符を買いたいです” (Tōkyō made no kippu o kaitai desu) – “Saya ingin membeli tiket ke Tokyo.”
Untuk tiket shinkansen, kamu membutuhkan tiket khusus yang disebut “特急券” (tokkyūken). Jangan lupa untuk memvalidasi tiketmu sebelum naik kereta dengan menyentuhkannya ke gerbang otomatis (改札口 / kaiatsuguchi).
Kereta di Jepang memang terkenal tepat waktu, tetapi keterlambatan tetap bisa terjadi—terutama saat cuaca buruk. Kata chien akan muncul di papan pengumuman jika ada penundaan. Contoh pengumuman: “この電車は10分遅延しています” (Kono densha wa juppun chien shiteimasu) – “Kereta ini terlambat 10 menit.”
Jika kamu perlu bertanya tentang jadwal terbaru, gunakan frasa: “次の電車は何時に来ますか?” (Tsugi no densha wa nanji ni kimasu ka?) – “Kereta berikutnya datang jam berapa?” Ini sangat berguna saat kamu harus menyesuaikan rencana perjalanan karena keterlambatan.
Saat bepergian dengan kereta, kamu sering kali harus berpindah jalur atau kereta. Kata norikae akan muncul di papan petunjuk atau pengumuman, misalnya: “新宿で乗り換え” (Shinjuku de norikae) – “Transit di Shinjuku.” Jika ragu, tanyakan kepada petugas: “ここから大阪行きの電車に乗り換えできますか?” (Koko kara Ōsaka-iki no densha ni norikae dekimasu ka?) – “Bisa transit ke kereta menuju Osaka dari sini?”
Tips: Di stasiun besar, ikuti tanda “乗り換え案内” (norikae annai) untuk menemukan jalur transit. Jangan sungkan untuk meminta bantuan—petugas stasiun biasanya ramah dan siap membantu turis.
Meskipun peta digital seperti Google Maps sangat membantu, terkadang kamu tetap perlu bertanya arah kepada penduduk lokal—terutama di area yang kurang tercover teknologi. Berikut adalah frasa-frasa penting beserta tips untuk bertanya dengan sopan dan mendapatkan jawaban yang jelas.
Frasa ini adalah struktur dasar untuk bertanya lokasi. Kamu hanya perlu mengganti tanda […] dengan nama tempat yang dicari. Contoh: “コンビニはどこですか?” (Konbini wa doko desu ka?) – “Di mana konbini (toko serba ada) terdekat?” atau “トイレはどこですか?” (Toire wa doko desu ka?) – “Di mana toilet?”
Untuk terdengar lebih sopan, tambahkan “すみません” di awal kalimat: “すみません、銀行はどこですか?” (Sumimasen, ginkō wa doko desu ka?) – “Permisi, di mana bank?” Penduduk Jepang akan lebih senang membantu jika kamu menggunakan kata-kata yang sopan.
Jika kamu membutuhkan bantuan visual, mintalah peta dengan mengatakan: “地図を貸していただけますか?” (Chizu o kashite itadakemasu ka?) – “Bisa saya pinjam petanya?” Di pusat informasi wisata, peta biasanya disediakan gratis dalam beberapa bahasa.
Saat seseorang menunjukkan arah di peta, kamu bisa mengkonfirmasi dengan frasa: “ここですか?” (Koko desu ka?) – “Di sini ya?” atau “右ですか、左ですか?” (Migi desu ka, hidari desu ka?) – “Ke kanan atau ke kiri?” Ini membantu menghindari kesalahpahaman.
Jika kamu benar-benar kehilangan arah, jangan panik. Ungkapkan dengan sopan: “すみません、迷いました。[目的地]へ行きたいです” (Sumimasen, mayoimashita. [Mokutekichi] e ikitai desu) – “Maaf, saya tersesat. Saya ingin pergi ke [tujuan].” Ganti [tujuan] dengan nama tempat, misalnya “浅草寺” (Sensō-ji).
Penduduk Jepang umumnya akan membantu dengan antusias, bahkan ada yang rela mengantarmu ke tujuan jika lokasinya dekat. Jika mereka tidak mengerti bahasa Inggris, cobalah tunjukkan alamat tertulis atau foto tempat tujuan di ponselmu.
Saat menerima petunjuk arah, kamu akan sering mendengar kata ini. Misalnya: “まっすぐ行って、右に曲がってください” (Massugu itte, migi ni magatte kudasai) – “Lurus terus, lalu belok kanan.” Kata lain yang berguna:
Jika petunjuknya terlalu rumit, mintalah mereka untuk menulis arahnya di kertas atau tunjukkan di peta. Frasa: “書いていただけますか?” (Kaite itadakemasu ka?) – “Bisa dituliskan?”
Saat menginap di Jepang, kamu akan berhadapan dengan berbagai istilah—mulai dari proses check-in hingga meminta bantuan staf. Meskipun hotel besar biasanya memiliki staf yang bisa berbahasa Inggris, penginapan tradisional seperti ryokan atau guesthouse kecil mungkin hanya menggunakan bahasa Jepang. Berikut kosakata yang wajib diketahui:
Proses pendaftaran saat tiba di hotel. Kamu bisa mengatakan: “チェックインをお願いします” (Chekku in o onegaishimasu) – “Saya mau check-in, tolong.” Staf biasanya akan meminta paspor dan kartu kredit untuk jaminan.
Di ryokan, proses check-in sering kali disertai dengan penjelasan tentang aturan rumah, seperti jam makan malam atau penggunaan onsen (pemandian air panas). Jika tidak mengerti, tanyakan: “説明をもう一度お願いします” (Setsumei o mōichido onegaishimasu) – “Bisa dijelaskan lagi?”
Kata ini digunakan untuk menyebut kamar hotel atau penginapan. Saat menerima kunci, staf mungkin berkata: “お部屋は3階です” (Oheya wa sankai desu) – “Kamar Anda di lantai 3.” Jika kamu membutuhkan sesuatu untuk kamar, gunakan frasa: “部屋に[kebutuhan]がありますか?” (Heya ni [kebutuhan] ga arimasu ka?), misalnya “タオル” (taoru) untuk handuk.
Di ryokan, kamar biasanya dilengkapi dengan futon (kasur tradisional) yang akan disiapkan staf saat malam. Jika kamu ingin meminta futon tambahan, katakan: “布団をもう一つお願いします” (Futon o mō hitotsu onegaishimasu).
Hampir semua hotel dan ryokan menyediakan Wi-Fi gratis. Tanyakan kata sandi dengan: “Wi-Fiのパスワードを教えてください” (Wai-fai no pasuwādo o oshiete kudasai). Beberapa tempat menyediakan pocket Wi-Fi (Wi-Fi portabel) yang bisa dibawa keluar.
Jika sinyal lemah, kamu bisa bertanya: “Wi-Fiの接続が悪いです” (Wai-fai no setsuzoku ga warui desu) – “Koneksi Wi-Fi-nya buruk.” Staf biasanya akan membantu memperbaikinya atau menawarkan alternatif.
Banyak hotel dan ryokan menyertakan sarapan dalam paket menginap. Konfirmasi jam sarapan dengan: “朝食は何時からですか?” (Chōshoku wa nanji kara desu ka?) – “Sarapan dari jam berapa?” Di ryokan, sarapan biasanya berupa hidangan Jepang tradisional seperti miso shiru (sup miso), ikan, dan nasi.
Jika kamu memiliki alergi atau preferensi makanan, sampaikan saat check-in. Frasa berguna: “アレルギーがあります” (Arerugī ga arimasu) – “Saya punya alergi” atau “ベジタリアンです” (Bejitarian desu) – “Saya vegetarian.”
Makanan adalah salah satu highlight liburan ke Jepang, tetapi menu yang penuh kanji atau sistem pemesanan yang berbeda bisa membuatmu bingung. Dengan kosakata di bawah ini, kamu bisa memesan makanan dengan percaya diri—bahkan di restoran kecil yang tidak menyediakan menu bahasa Inggris.
Saat duduk di restoran, pelayan biasanya akan memberikan menu sambil mengatakan “メニューです” (Menyū desu). Jika menu hanya tersedia dalam bahasa Jepang, kamu bisa meminta rekomendasi: “おすすめは何ですか?” (Osusume wa nan desu ka?) – “Apa yang Anda rekomendasikan?”
Beberapa restoran memiliki menu gambar (写真メニュー / shashin menyū) atau menu model makanan plastik di etalase. Ini sangat membantu untuk memesan tanpa harus membaca kanji. Jika ragu, tunjuk saja menu yang diinginkan sambil mengatakan: “これをお願いします” (Kore o onegaishimasu) – “Saya mau ini, tolong.”
Setelah memilih makanan, panggil pelayan dengan mengangkat tangan atau mengatakan “すみません” (sumimasen). Kemudian, gunakan frasa: “注文をお願いします” (Chūmon o onegaishimasu) – “Saya ingin memesan.” Jika kamu ingin memesan beberapa item, sebutkan satu per satu dengan “と” (to) sebagai penghubung, misalnya: “ラーメンとギョーザをお願いします” (Rāmen to gyōza o onegaishimasu).
Di restoran conveyor belt sushi (kaiten-zushi), kamu tidak perlu memesan—cukup ambil piring dari ban berputar. Namun, jika ingin memesan khusus (misalnya sushi segar yang tidak ada di ban), gunakan touchscreen di meja atau panggil pelayan.
Di Jepang, pelayan tidak akan membawa tagihan sebelum kamu memintanya. Saat selesai makan, katakan: “お会計をお願いします” (Okaikei o onegaishimasu). Beberapa restoran memiliki mesin pembayaran di kasir, sementara yang lain akan membawakan mesin card reader ke meja.
Tips: Di restoran kecil atau warung tradisional, pembayaran biasanya dilakukan dengan uang tunai. Pastikan kamu membawa cukup uang koin dan pecahan kecil, karena beberapa tempat tidak menerima kartu kredit. Jika perlu kembalian, katakan: “お釣りをお願いします” (Otsuri o onegaishimasu).
Memberikan pujian kepada koki atau pelayan adalah hal yang sangat dihargai di Jepang. Setelah mencicipi makanan, kamu bisa berkata: “美味しいです!” (Oishii desu!) – “Enak!” Untuk lebih sopan, tambahkan “ごちそうさまでした” (gochisōsama deshita) setelah selesai makan, yang berarti “Terima kasih atas makanannya.”
Jika kamu ingin bertanya tentang bahan atau cara memasak, gunakan frasa: “これは何でできていますか?” (Kore wa nan de dekiteimasu ka?) – “Ini terbuat dari apa?” atau “どう食べればいいですか?” (Dō tabereba ii desu ka?) – “Bagaimana cara makannya?”
Jepang adalah negara dengan budaya yang sangat menghargai kesopanan dan keramahan. Menggunakan ungkapan yang tepat tidak hanya membantumu dalam situasi sulit, tetapi juga menunjukkan rasa hormat kepada penduduk lokal. Berikut adalah frasa-frasa penting yang bisa menyelamatkanmu dalam kondisi darurat atau sekadar berinteraksi dengan sopan.
Ini adalah kata ajaib dalam bahasa Jepang! Sumimasen bisa digunakan untuk:
Intonasinya penting: ucapkan dengan nada sedikit naik di akhir untuk terdengar lebih sopan. Hindari mengucapkannya terlalu keras, karena bisa terdengar kasar.
Frasa ini digunakan dalam situasi darurat, seperti kehilangan barang, tersesat parah, atau membutuhkan pertolongan medis. Misalnya:
Jika kamu dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk berbicara (misalnya cedera), tunjukkan kartu darurat berbahasa Jepang yang berisi informasi kontak atau alamat hotelmu. Beberapa aplikasi seperti Japan Travel by Navitime menyediakan fitur ini.
Jika kamu menjadi korban kejahatan atau kehilangan barang berharga, segera laporkan ke polisi. Katakan: “警察を呼んでください” (Keisatsu o yonde kudasai) – “Tolong panggil polisi.” Di Jepang, kantor polisi disebut “交番” (kōban), yang mudah ditemukan di sekitar stasiun atau area ramai.
Saat melapor, bawalah paspor dan berikan informasi sejelas mungkin, seperti:
Jika kamu sakit atau cedera, mintalah bantuan untuk menuju rumah sakit dengan mengatakan: “病院に行きたいです” (Byōin ni ikitai desu). Di Jepang, rumah sakit besar biasanya memiliki staf yang bisa berbahasa Inggris, tetapi di klinik kecil, kamu mungkin perlu menggunakan Google Translate atau meminta penerjemah.
Frasa berguna lainnya:
Selain menguasai kosakata, ada beberapa tips praktis yang bisa membantumu berkomunikasi lebih efektif selama liburan:
Aplikasi seperti Google Translate (dengan fitur kamera untuk menerjemahkan kanji) atau Japan Travel by Navitime sangat membantu. Kamu juga bisa mengunduh frasa-frasa penting dalam bahasa Jepang dan menyimpannya secara offline.
Tips: Saat menggunakan penerjemah suara, ucapkan kalimat dengan jelas dan perlahan. Penduduk Jepang biasanya akan bersabar menunggu hingga aplikasi selesai menerjemahkan.
Saat check-in, mintalah kartu nama hotel (biasanya tersedia di resepsionis). Kartu ini berisi alamat dan nomor telepon hotel dalam bahasa Jepang, yang bisa kamu tunjukkan kepada supir taksi atau penduduk lokal jika tersesat.
Jika hotelmu tidak menyediakan kartu, tulis alamat dalam huruf Jepang di secarik kertas atau simpan screenshot peta lokasi. Ini sangat berguna saat kamu naik taksi, karena banyak sopir yang tidak fasih berbahasa Inggris.
Mengenal angka dalam bahasa Jepang (1–100) akan membantumu saat berbelanja atau membayar. Misalnya:
Untuk harga, kata “円” (en) berarti “yen.” Misalnya, “500円” (go-hyaku en) berarti 500 yen. Jika kamu ingin menawar (meskipun tidak umum di Jepang), gunakan frasa: “もう少し安くなりませんか?” (Mō sukoshi yasuku narimasen ka?) – “Bisa lebih murah sedikit?”
Orang Jepang sangat menghargai kesopanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Dengan menunjukkan rasa hormat, penduduk lokal akan lebih bersedia membantumu, bahkan jika terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Menguasai 25 kosakata dan frasa bahasa Jepang ini tidak hanya akan membuat perjalananmu lebih lancar, tetapi juga membuka peluang untuk berinteraksi lebih dekat dengan budaya lokal. Dari bertanya arah di stasiun Shinjuku yang ramai hingga memesan ramen di warung kecil di Kyoto, setiap kata yang kamu pelajari akan menambah kepercayaan dirimu.
Ingat, penduduk Jepang sangat menghargai usaha turis untuk berkomunikasi dalam bahasa mereka—bahkan jika hanya sekadar “arigatō” atau “sumimasen”. Jangan takut untuk mencoba, karena kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Semakin sering kamu berlatih, semakin natural pengucapanmu.
Jika kamu merasa perlu persiapan lebih matang, kami di Tugasin.me siap membantumu dengan layanan pembuatan panduan perjalanan custom, penerjemahan dokumen penting, atau bahkan les privat bahasa Jepang dasar untuk keperluan liburan. Dengan bantuan ahli, kamu bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik—mulai dari menguasai kosakata hingga memahami budaya Jepang secara mendalam.
Siap untuk liburan tanpa hambatan? Hubungi tim kami sekarang dan dapatkan diskon khusus 15% untuk layanan persiapan perjalanan dengan kode JEPANG2024. Klik di sini untuk konsultasi gratis!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang