Mendapatkan skor IELTS 7 atau bahkan lebih tinggi sering kali menjadi tantangan besar bagi banyak orang. Tes International English Language Testing System (IELTS) tidak hanya menguji kemampuan berbahasa Inggris secara umum, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis, mengelola waktu, dan beradaptasi dengan format tes yang ketat. Bagi kamu yang sedang mempersiapkan diri, mungkin bertanya-tanya: bagaimana cara mencapai skor tinggi dengan efektif?
Salah satu kunci sukses adalah belajar dari pengalaman mereka yang sudah berhasil. Seorang tutor profesional dengan skor IELTS 8,5 membagikan strategi dan tips yang telah ia terapkan selama bertahun-tahun. Dari persiapan mandiri hingga refleksi mendalam setelah setiap tes, ia membuktikan bahwa dengan latihan yang terarah dan pemahaman mendalam tentang struktur tes, skor tinggi bukanlah hal yang mustahil. Dalam artikel ini, kami akan mengupas tuntas rahasia, strategi, dan kesalahan umum yang harus dihindari agar kamu bisa meraih skor IELTS 7+ dengan percaya diri.
Tutor yang kami wawancarai ini telah mengikuti tes IELTS sebanyak tiga kali pada tahap berbeda dalam hidupnya: saat masih duduk di bangku SMA, selama masa kuliah, dan setahun yang lalu. Hasilnya? Skor yang terus meningkat dari 7,0 menjadi 7,5, dan akhirnya 8,5. Perjalanannya menunjukkan bahwa konsistensi dan refleksi adalah kunci utama. Pada tes pertama, ia mengaku hanya sekadar "iseng-iseng" tanpa persiapan matang. Namun, pengalaman tersebut menjadi fondasi untuk memahami struktur tes dan mengidentifikasi kelemahan diri.
Pada tes kedua, ia sudah lebih serius. Ia merefleksikan kesalahan-kesalahan yang dibuat sebelumnya, terutama dalam bagian reading dan writing. Ia menyadari bahwa kebiasaan mengerjakan soal-soal latihan sangat berpengaruh. "Saat pertama kali tes, saya banyak menghabiskan waktu untuk membaca instruksi karena masih asing. Tapi setelah berlatih berkali-kali, saya bisa langsung fokus mengerjakan soal tanpa kebingungan," ungkapnya. Untuk tes ketiganya, ia benar-benar mempersiapkan diri dengan latihan intensif selama satu bulan, menggunakan buku Barron’s IELTS sebagai panduan utama. Hasilnya? Skor reading-nya melonjak dari 6,5 menjadi 8,5, sementara listening dan speaking mencapai skor sempurna 9. Meskipun skor writing-nya hanya naik sedikit (dari 7,0 menjadi 7,5), ia menyadari bahwa setiap bagian membutuhkan strategi tersendiri.
Setiap bagian dalam tes IELTS—listening, reading, writing, dan speaking—memiliki tantangan dan teknik pengerjaan yang berbeda. Berikut adalah strategi spesifik yang bisa kamu terapkan untuk memaksimalkan skor di masing-masing bagian:
Bagian listening sering kali menjadi momok karena kamu hanya mendengar rekaman sekali saja. Kuncinya adalah memprediksi jawaban sebelum rekaman dimulai. Misalnya, jika soal menanyakan tentang "waktu pertemuan," kamu bisa menebak bahwa jawabannya kemungkinan berupa angka atau jam. Selain itu, latih diri untuk mendengar kata kunci seperti nama, tanggal, atau istilah teknis. Gunakan waktu sebelum rekaman dimulai untuk membaca pertanyaan dengan cermat dan garisbawahi kata-kata penting.
Tutor profesional yang kami wawancarai merekomendasikan untuk berlatih dengan berbagai aksen, karena rekaman IELTS bisa berasal dari penutur asli dengan aksen Inggris, Amerika, Australia, atau Kanada. Dengarkan podcast, tonton film tanpa subtitle, atau gunakan materi latihan resmi IELTS. Jangan lupa untuk menulis jawaban dengan cepat dan jelas, karena kesalahan ejaan atau tanda baca bisa mengurangi skor. Ia juga menyarankan untuk mengecek ulang jawaban di akhir sesi, meskipun waktu yang diberikan sangat terbatas.
Bagian reading membutuhkan kecepatan dan ketelitian. Banyak peserta tes yang terjebak membaca seluruh teks dengan detail, padahal teknik skimming (membaca sekilas) dan scanning (mencari informasi spesifik) jauh lebih efisien. Mulailah dengan membaca pertanyaan terlebih dahulu, lalu cari kata kunci dalam teks. Misalnya, jika pertanyaan menanyakan tentang "penyebab utama polusi udara," carilah kata-kata seperti "cause," "pollution," atau "air quality" dalam paragraf.
Tutor dengan skor 8,5 ini menekankan pentingnya mengelola waktu dengan bijak. Ia membagi waktu menjadi 20 menit untuk setiap passage (bacaan) dan selalu meninggalkan 2–3 menit terakhir untuk memeriksa jawaban. Ia juga merekomendasikan untuk tidak terpaku pada satu soal terlalu lama. Jika kesulitan, lewati dulu dan kembali lagi nanti. Selain itu, perbanyak latihan dengan passage yang beragam topik, seperti sains, sejarah, atau budaya, karena IELTS sering menyajikan teks akademis yang kompleks. Buku seperti Cambridge IELTS Series atau Barron’s IELTS bisa menjadi referensi yang sangat membantu.
Bagian writing sering kali menjadi penghalang terbesar karena membutuhkan keterampilan menulis yang terstruktur dan kosakata yang kaya. Untuk Task 1 (menulis laporan berdasarkan grafik atau tabel), pastikan kamu mengidentifikasi tren utama dan membandingkan data dengan jelas. Gunakan kalimat pembuka yang kuat, seperti "The graph illustrates..." atau "According to the data...". Hindari menyalin kata-kata dari soal secara mentah; paraphrase (mengungkapkan kembali dengan kata-kata sendiri) adalah kunci.
Untuk Task 2 (esai argumentatif), tutor kami menyarankan untuk menyusun outline terlebih dahulu sebelum menulis. Bagilah esai menjadi empat paragraf: pendahuluan, dua paragraf isi (argumen dan contoh), dan kesimpulan. Gunakan konektor seperti "Furthermore," "On the other hand," atau "In conclusion" untuk menjaga alur tulisan tetap lancar. Yang paling penting, luangkan waktu 5 menit terakhir untuk proofreading. Periksa kesalahan tata bahasa, ejaan, dan pastikan setiap kalimat mudah dipahami. Ia juga merekomendasikan untuk menulis dengan gaya yang natural, bukan terlalu formal atau kaku, karena penguji IELTS menghargai kejelasan dan kelancaran ide.
Bagian speaking sering kali membuat peserta tes gugup karena harus berbicara langsung dengan penguji. Rahasia utama adalah berlatih berbicara dengan natural, seolah-olah kamu sedang ngobrol dengan teman. Hindari menghafal jawaban, karena penguji bisa dengan mudah mengenali respons yang terkesan dipaksakan. Sebaliknya, kembangkan jawaban dengan contoh konkret. Misalnya, jika ditanya tentang "hobi favorit," jelaskan mengapa kamu menyukainya, kapan kamu melakukannya, dan bagaimana hobi tersebut memengaruhi hidupmu.
Tutor kami membagikan tips untuk menggunakan filler phrases dengan bijak, seperti "Well, let me think about that..." atau "That’s an interesting question..." untuk memberi waktu berpikir tanpa terlihat kebingungan. Ia juga menyarankan untuk merekam diri sendiri saat berlatih dan mendengarkan kembali untuk mengevaluasi kejelasan, intonasi, dan kelancaran. Selain itu, perhatikan pengucapan kata-kata sulit dan usahakan untuk tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Ingat, penguji IELTS tidak hanya menilai tata bahasa, tetapi juga kelancaran, pengucapan, dan kosakata yang kamu gunakan.
Meskipun banyak peserta tes yang berlatih dengan giat, beberapa kesalahan umum sering kali mengurangi skor mereka. Berikut adalah jebakan-jebakan yang harus kamu hindari:
Banyak orang berpikir bahwa kemampuan berbahasa Inggris mereka sudah cukup baik, sehingga mereka tidak perlu berlatih secara intensif. Padahal, IELTS menguji keterampilan spesifik yang berbeda dari percakapan sehari-hari. Misalnya, dalam bagian writing, kamu harus mampu menulis esai akademis dengan struktur yang jelas, sementara dalam listening, kamu harus bisa menangkap informasi detail dalam waktu singkat. Tanpa latihan yang cukup, kamu bisa kehilangan skor hanya karena kurang familiar dengan format soal.
Tutor kami menegaskan bahwa latihan minimal 1–2 jam per hari selama 1–3 bulan sebelum tes adalah ideal. Ia juga merekomendasikan untuk mengikuti mock test (tes simulasi) secara berkala untuk mengukur kemajuan. "Saya sering melihat murid yang baru berlatih seminggu sebelum tes dan berharap mendapat skor 7+. Itu hampir mustahil kecuali mereka sudah memiliki dasar yang sangat kuat," jelasnya. Jadi, jangan menunda persiapan dan mulailah berlatih sejak dini.
Beberapa peserta tes cenderung mengabaikan bagian yang mereka anggap mudah, seperti listening atau speaking, dan hanya berlatih untuk writing atau reading. Padahal, setiap bagian memiliki bobot yang sama dalam penilaian. Misalnya, jika kamu mendapatkan skor 8,5 di speaking tetapi hanya 6,0 di writing, skor keseluruhanmu akan terpengaruh.
Solusinya adalah membagi waktu latihan secara seimbang. Jika kamu merasa lemah di satu bagian, berikan sedikit lebih banyak waktu untuk bagian tersebut, tetapi jangan abaikan yang lain. Tutor kami menyarankan untuk membuat jadwal latihan mingguan yang mencakup semua bagian. Misalnya, Senin dan Rabu untuk reading dan listening, Selasa dan Kamis untuk writing, serta Jumat dan Sabtu untuk speaking. Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa semua keterampilan terasah dengan baik.
Salah satu kesalahan terbesar adalah hanya mengerjakan soal tanpa mereview kesalahan. Banyak peserta tes yang berlatih banyak soal tetapi tidak pernah memeriksa jawaban yang salah atau memahami mengapa mereka salah. Akibatnya, kesalahan yang sama berulang di tes berikutnya.
Tutor kami menekankan pentingnya membuat catatan kesalahan. Setiap kali kamu mengerjakan latihan, tulis kesalahan yang dibuat—apakah itu kesalahan tata bahasa, kosakata, atau pemahaman soal—lalu pelajari kembali materi terkait. Misalnya, jika kamu sering salah dalam listening karena tidak mengenali angka, berlatihlah mendengarkan angka dalam berbagai aksen. Jika kesulitan dalam writing karena tata bahasa, pelajari kembali grammar dasar seperti tenses atau prepositions. Dengan menganalisis kesalahan secara aktif, kamu bisa memperbaiki kelemahan dengan lebih efektif.
Selain persiapan teknis, kondisi mental juga memainkan peran besar dalam kesuksesan tes IELTS. Tutor dengan skor 8,5 ini membagikan beberapa tips terakhir yang sering kali diabaikan:
Ia menyarankan untuk tidak mengikuti tes dalam keadaan lelah atau stres. Pastikan kamu tidur cukup sebelum hari H dan makan makanan bergizi. "Saya pernah melihat murid yang begadang semalam suntuk untuk belajar, lalu keesokan harinya mereka sulit berkonsentrasi. Hasilnya, skor mereka jauh di bawah target," ceritanya. Selain itu, lakukan relaksasi ringan seperti pernapasan dalam atau meditasi untuk mengurangi kecemasan.
Jika memungkinkan, kunjungi lokasi tes sebelumnya untuk menghindari kebingungan di hari pelaksanaan. Ketahui rute, waktu tempuh, dan persyaratan yang harus dibawa (seperti paspor atau kartu identitas). Dengan persiapan yang matang, kamu bisa mengurangi stres tidak perlu dan fokus pada tes.
Waktu adalah musuh terbesar dalam IELTS. Banyak peserta tes yang kehabisan waktu, terutama di bagian reading dan writing. Tutor kami merekomendasikan untuk membagi waktu secara ketat. Misalnya, dalam reading, berikan maksimal 20 menit per passage, dan dalam writing, sisihkan 5 menit terakhir untuk proofreading.
Untuk bagian speaking, meskipun penguji yang mengontrol waktu, usahakan untuk tidak terlalu panjang lebar dalam menjawab. Jawablah dengan jelas dan padat, tetapi tetap elaboratif. Jika penguji memotong, jangan panik—itu berarti mereka sudah mendapatkan informasi yang cukup. Yang terpenting, tetap tenang dan percaya diri sepanjang tes.
Tidak semua materi latihan IELTS memiliki kualitas yang sama. Tutor kami merekomendasikan untuk menggunakan sumber resmi seperti buku dari Cambridge IELTS Series, Barron’s IELTS, atau materi dari situs resmi IELTS. Selain itu, manfaatkan platform online yang menyediakan mock test gratis, seperti IELTS Online Tests atau British Council’s Prepare for IELTS.
Jika kamu merasa perlu bimbingan lebih lanjut, pertimbangkan untuk mengikuti kelas persiapan IELTS dengan tutor profesional. Di Tugasin.me, kami menyediakan layanan bimbingan khusus untuk tes IELTS, termasuk one-on-one coaching, latihan soal, dan feedback terperinci untuk writing dan speaking. Dengan pendampingan yang tepat, kamu bisa mengidentifikasi kelemahan dengan cepat dan memperbaiki strategi belajar. Jangan ragu untuk memanfaatkan bantuan ahli jika kamu merasa kesulitan mencapai target skor.
Mencapai skor IELTS 7+ memang tidak mudah, tetapi bukan hal yang mustahil jika kamu memiliki strategi yang jelas, latihan yang konsisten, dan analisis yang mendalam terhadap kesalahan. Dari pengalaman tutor profesional yang kami wawancarai, kunci utama adalah familiaritas dengan format tes, manajemen waktu yang baik, dan kepercayaan diri. Dengan mengikuti tips dan menghindari kesalahan umum yang telah dibahas, kamu bisa maksimalkan potensi dan meraih skor impian.
Jika kamu merasa perlu bimbingan lebih intensif, Tugasin.me siap membantu dengan layanan persiapan IELTS yang terpersonalisasi. Kami menyediakan tutor berpengalaman, materi latihan eksklusif, dan feedback mendetail untuk memastikan kamu siap menghadapi tes dengan percaya diri. Jangan biarkan skor IELTS menjadi penghalang impianmu! Segera hubungi kami dan mulailah persiapanmu hari ini. Dengan dedikasi dan strategi yang tepat, skor 7+ sudah menanti!
Tim ahli kami siap membantu Anda menyelesaikan tugas akademik dengan kualitas terbaik. Dapatkan bantuan profesional untuk skripsi, tesis, dan berbagai jenis tugas kuliah.
Konsultasi Gratis Sekarang